Khutbah Jumat : 3 Peristiwa Penting Sejarah Mencatat Dibulan Dzulqo'dah

Khutbah Jumat : 3 Peristiwa Penting Sejarah Mencatat Dibulan Dzulqo'dah

 

Wafizs Al-Amin Center
“Berbagi Cahaya Diatas Cahaya”
Khutbah Jumat (Edisi 70) Tema  :

3 Peristiwa Penting Sejarah Mencatat Dibulan Dzulqo’dah
Oleh : Nur Anwar Amin (adjie nung)
Alumni Universitas Al-Azhar Mesir, Alumni Pondok Pesantren Attaqwa KH.Noer Alie Bekasi dan Ketua Yayasan Wafizs Al-Amin Center Bekasi. Mohon Kirim Donasi Anda : Zakat, Infaq, sedekah & Wakaf untuk Pembangunan Asrama Yatim & Dhuafa ke No. Rek.7117.8248.23 (BSI) a.n. Yayasan Wafizs Al-Amin Center. Donasi Anda sangat membantu meringankan beban mereka.
WA : +628161191890
klik aja adjie nung di Link YouTube, Instagram & Facebook
Khutbah ini disampaikan di Masjid JAMI’ NURUL FALAH Pengasinan Kota Bekasi. Jumat, 17 Juni 2022 M/17 Dzulqo’dah 1443 H.

                   

مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله 

Puji syukur kepada Allah, alhamdulillah hari kita masih diberikan kesempatan bisa bertemu dengan bulan Dzulqo’dah, bulan yang sangat mulia, bulan suci dan bulan yang penuh dengan sejarah serta tercatat peristiwa-peristiwa penting yang ada dibulan Dzulqo’dah ini. Diantaranya :


Pertama, Disebut Bulan Haram.

Dalam satu tahun ada empat bulan yang Allah sebut sebagai شهر الحرم  (bulan-bulan haram), dimana melakukan segala amal kebaikan diempat bulan ini pahalanya akan dilipatgandakan Allah swt berfirman,

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ

”Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu.” (QS. At Taubah: 36).


Dari Abu Bakroh menuturkan, Rasulullah saw bersabda dalam khutbahnya pada Haji Wada’,

عن أبي بكرة -ضي الله عنه: إِنَّ الزمانَ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ اللهُ السَّمَاوَاتِ والأَرْضَ: السنةُ اثنا عَشَرَ شَهْرًا، منها أربعةٌ حُرُمٌ: ثلاثٌ مُتَوَالِيَاتٌ: ذُو القَعْدَةِ، وذُو الحَجَّةِ، والمحرمُ، ورَجَبُ مُضَرَ الذي بين جُمَادَى وشَعْبَانَ

”ketahuilah, sesungguhnya zaman berputar sebagaimana keadaannya sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram (suci). Tiga bulannya berturut-turut yaitu Dzulqo’dah, Dzulhijjah dan Muharram. (Satu bulan lagi adalah) Rajab Mudhor yang terletak antara Jumadil (akhir) dan Sya’ban.” (HR. Bukhari dan Muslim).


Bulan-bulan haram juga lebih dilarang melakukan kezholiman dan kemaksiatan. Dalam Tafsir Ibnu Katsir menjelaskan : Berbuat kezholiman tidak hanya dilarang diempat bulan haram ini, tetapi dilarang sepanjang tahun dan masa, akan tetapi dosa kezholiman yang dilakukan dalam bulan-bulan haram lebih buruk dan lebih berat daripada di bulan-bulan lainnya, seperti halnya larangan melakukan kemaksiatan di Masjidilharom (makkah),

وَمَنْ يُّرِدْ فِيْهِ بِاِلْحَادٍۢ بِظُلْمٍ نُّذِقْهُ مِنْ عَذَابٍ اَلِيْمٍ

“Dan siapa saja yang bermaksud melakukan kejahatan secara zalim di dalamnya, niscaya akan Kami rasakan kepadanya siksa yang pedih". (QS. Al-Hajj : 25).


Dosa perbuatan maksiat di Masjidilharom (kota Makkah) nilanya jauh lebih berat dan lebih berlipatganda dibanding diluar tanah suci. Begitu juga melakukan ketaatan, amal shaleh dibulan haram termasuk dibulan Dzulqo’dah ini pahalanya lebih besar ganjarannya.

Ibnu Abbas mengatakan, ”Allah mengkhususkan empat bulan tersebut sebagai bulan haram, dianggap sebagai bulan suci, melakukan maksiat pada bulan tersebut dosanya akan lebih besar, dan amalan sholeh yang dilakukan akan menuai pahala yang lebih banyak.” (Latho-if Al Ma’arf, 207).


Kedua, Dibolehkan Niat Berhaji.

Ibadah haji adalah ibadah yang diwajibkan kepada seluruh umat manusia yang mampu untuk menyempurnakan rukun islamnya dengan melaskanakan ibadah haji.

‌ؕ وَلِلّٰهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الۡبَيۡتِ مَنِ اسۡتَطَاعَ اِلَيۡهِ سَبِيۡلًا ‌ؕ وَمَنۡ كَفَرَ فَاِنَّ اللّٰهَ غَنِىٌّ عَنِ الۡعٰلَمِيۡنَ

“Dan (di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana. Barangsiapa mengingkari (kewajiban) haji, maka ketahuilah bahwa Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam”. (QS. Ali Imran : 97).


Dalam kitab الفقه الاسلامي وادلته karangan Prof.DR. Wahbah Az-Zuhaily menjelaskan ayat ini turun pada ‘amul ufud (tahun datangnya berbagai delegasi) yang menyatakan masuk islam diakhir tahun 9 hijriyah dan Nabi kita muhammad saw melakasanakan kewajiban ibadah haji pada th 10 hijriyah sebagai haji pertama Nabi saw dan juga haji terakhir Nabi saw.                             

مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله 

Setiap tahunnya umat muslim berbondong-bondong dari berbagai pelosok dunia mulai dari perkotaan sampai pelosok-pelosok kampung terpencil مِنْ كُلِّ فَجٍّ عَمِيْقٍ ۙ

وَاَذِّنْ فِى النَّاسِ بِالْحَجِّ يَأْتُوْكَ رِجَالًا وَّعَلٰى كُلِّ ضَامِرٍ يَّأْتِيْنَ مِنْ كُلِّ فَجٍّ عَمِيْقٍ ۙ

“Dan serulah manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, atau mengendarai setiap unta yang kurus, mereka datang dari segenap penjuru yang jauh”. (QS. Al-Hajj : 27).

Untuk bisa memenuhi undangan Allah swt supaya bisa dilantik dan diwisuda oleh Allah sebagai umat muslim yang sempurna agamanya disatu titik yaitu di padang Arofah, Allah swt berfirman,

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا

 “Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agamamu.” (QS. Al-Maidah : 3).


Di Padang Arofahlah Rasulullah saw menerima wahyu terakhir yang Allah turunkan, ayat ini mempertegas sebagai nikmat terbesar dan penyempurna rukun islam, sempurna semua undang-undang umat islam yaitu al-quran selama 23 tahun Allah swt turunkan secara berangsur-angsur, 13 tahun selama Nabi saw berdakwah di Makkah dan 10 tahun di Madinah dan sempurna semua sunah-sunah Nabi saw sebagai landasan ibadah umat muslim. Beruntunglah orang-orang yang sudah melaksanakan ibadah haji karena ia telah menyempurnakan semua rangkaian ajaran agama islam, sebagai agama satu-satunya yang diridhoi Allah swt.


Tahun ini saja tidak kurang dari 1 juta jamaah, mereka berkumpul di rumah Allah dengan satu komado dan satu imam hanya dengan mngucapkan Allahu Akbar Allah Maha Besar, mereka semua bersatu, ruku bersama, sujud bersama, bersimpuh bersama, semuanya kecil hanya Allah yang maha besar.

                              

مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله 

Kewajiban haji hanya satu kali seumur hidup, jika seorang muslim telah memiliki bekal yang cukup, fisik yang sehat dan kondisi di perjalanan aman, maka ia wajib bersegera melaksanakan ibadah haji, karena ia tidak tahu apa yang akan terjadi esok hari, dari Abu Huraira ra, Rasulullah saw berpesan,

حُجُّوا قَبْلَ أَنْ لَا تَحُجُّوا

“Berhajilah sebelum kalian tidak bisa menunaikan haji.” (HR. Baihaqi).

Dari riwayat Said bin Mansur Rasulullah swa bersbada,

مَنْ لَمْ يَحْبِسْهُ مَرَضٌ أَوْ حَاجَةٌ ظَاهِرَةٌ أَوْ سُلْطاَنٌ جَائِرٌ وَلَمْ يَحُجَّ فَلْيَمُتْ إِنْ شَاءَ يَهُوْدِيًّا أَوْ نَصْرَانِيًّا

“Barang siapa yang tidak terhalangi oleh sakit, keperluan mendesak atau penguasa yang zalim, lalu ia tidak melaksanakan ibadah haji, maka hendaknya ia memilih mati dalam keadaan beragama Yahudi atau Nashrani.” (HR. Baihaqi).


Ketiga, Bulan Umrah Nabi saw.

Dibulan Dzulqo’dah ini Rasulullah saw melakukan ibadah umroh sebanyak 4 kali umroh dan semuanya dilakukan Nabi saw dibulan dzulqo’dah : Umroh pertama beliau kerjakan dari Hudaibiyah pada tahun 6 hijriyah dimana Nabi saw gagal masuk kota Makkah dihalangi orang-orang musyrik dan kembali ke kota Madinah. Umroh kedua pada tahun 7 hijriyah yang dikenal dengan umroh qodho, umroh ketiga pada waktu penaklukan kota Makkah pada tahun 8 hijriyah saat beliau membagikan ghonimah perang Hunain dan umroh keempat dilakukan bersamaan dengan hajinya pada tahun 10 hijriyah yang ihramnya beliau lakukan pada bulan dzulqo’dah. Dari Anas bin Malik ra mengatakan,

أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اعْتَمَرَ أَرْبَعَ عُمَرٍ كُلُّهُنَّ فِي ذِي الْقَعْدَةِ إِلَّا الَّتِي مَعَ حَجَّتِهِ: عُمْرَةً مِنَ الْحُدَيْبِيَةِ، أَوْ زَمَنَ الْحُدَيْبِيَةِ فِي ذِي الْقَعْدَةِ، وَعُمْرَةً مِنَ الْعَامِ الْمُقْبِلِ فِي ذِي الْقَعْدَةِ، وَعُمْرَةً مِنْ جِعْرَانَةَ حَيْثُ قَسَمَ غَنَائِمَ حُنَيْنٍ فِي ذِي الْقَعْدَةِ، وَعُمْرَةً مَعَ حَجَّتِهِ

“Bahwa Rasulullah saw melakukan umrah 4 kali, semuanya di bulan Dzulqa’dah, kecuali umrah yang mengiringi haji beliau. (yaitu) Umrah dari Hudaibiyah atau di tahun perjanjian Hudaibiyah di bulan Dzulqa’dah, Umrah di tahun berikutnya di bulan Dzulqa’dah, Umrah dari Ji’ranah, dimana beliau membagi ghanimah Hunain di bulan Dzulqa’dah, dan umrah ketika beliau haji.” (HR. Bukhari Muslim).


Dari hadist diatas memberikan makna bahwa melaksanakan ibadah umroh sebelum melaksanakan ibadah haji hukumnya boleh dan tidak berdosa karena Rasulullah saw pun melakukan ibadah umroh tiga kali sebelum melaksanakan ibadah hajinya.


مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله

Semoga selalu Allah anugerahi umur yang panjang, kesehatan yang sempurna agar terus bisa beribadah dan melakukan mal sholeh selama bertemu dengan bulan haram ini. Amiiiin ya Allah.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلْ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ. فَاسْتَغْفِرُوْا اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْم