KENAPA ANAK HARUS MASUK PONDOK PESANTREN..?

KENAPA ANAK HARUS MASUK PONDOK PESANTREN..?

 

KENAPA ANAK HARUS MASUK PONDOK PESANTREN..?

Jangan pernah ragu saat kita masukkan anak kita ke pondok pesantren, karena didalamnya terdapat paket komplit, bisa ibadah dengan sempurna, sholat berjamaah terjaga rapih, belajar sudah terprogram, bangun shubuh tidak pernah telat, diajarkan akhlaq mulia dan yang paling terpenting terpelihara dari negatifnyanya gadget yang sudah menjadi kualahan para ibu saat anak-anaknya dirumah, bisa-bisa orang tua tensinya naik terus karena harus ngommel tiap saat, belum lagi bahaya pergaulan, narkoba dan judi olnline.

Kenapa sih anak kita harus kita masukkan ke pondok pesantren.? Tentunya banyak keuntungannya, diantaranya :

Pertama, Cari Imu itu Ibadah Terpanjang.

(1). Nafkah Keluarga Lebih Afdhol dari Sodakoh Sunah.

Pahala terpanjang bagi orang tua saat membiayai putra-putrinya yang sedang mencari ilmu, pribahasa orang arab mengatakan

  اُطْلُبُوا العِلْمَ مِنَ المَهْدِ إِلى اللَّحْدِ

“Carilah ilmu dari mulai buaian sampai masuk lubang lahat” bahkan sebagai nafkah terbaik dari orang tua untuk anak-anaknya. Dari Abu Hurairah ra, Nabi saw bersabda,

دِينَارٌ أَنْفَقْتَهُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ وَدِينَارٌ أَنْفَقْتَهُ فِى رَقَبَةٍ وَدِينَارٌ تَصَدَّقْتَ بِهِ عَلَى مِسْكِينٍ وَدِينَارٌ أَنْفَقْتَهُ عَلَى أَهْلِكَ أَعْظَمُهَا أَجْرًا الَّذِى أَنْفَقْتَهُ عَلَى أَهْلِكَ

“Satu dinar yang engkau keluarkan di jalan Allah, lalu satu dinar yang engkau keluarkan untuk memerdekakan seorang budak, lalu satu dinar yang engkau keluarkan untuk satu orang miskin, dibandingkan dengan satu dinar yang engkau nafkahkan untuk keluargamu maka pahalanya lebih besar (dari amalan kebaikan yang disebutkan tadi).” (HR. Muslim).

Bahkan menurut Imam Nawawi, “Nafkah kepada keluarga itu lebih afdhol dari sedekah yang hukumnya sunah”

Dari ‘Aisyah ra, Rasulullah saw bersabda :

خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لأَهْلِى

Yang terbaik di antara kalian adalah yang terbaik terhadap keluarganya, dan aku adalah yang terbaik terhadap keluargaku.” (HR. Tirmidzi).

(2). Ilmu akan Menjaganya.

Imam Ali bin Abi Tholib berkata,

الْعِلْمُ خَيْرٌ مِنْ الْمَالِ ، الْعِلْمُ يَحْرُسُك وَأَنْتَ تَحْرُسُ الْمَالَ

“Ilmu itu lebih baik daripada harta, Ilmu itu menjagamu. Sedangkan harta itu dijaga olehmu.”

وَالْمَالُ تُنْقِصُهُ النَّفَقَةُ ، وَالْعِلْمُ يَزْكُو بِالْإِنْفَاقِ

“Ilmu bertambah dengan diamalkan, sedangkan harta berkurang setiap kali diinfakkan (dikeluarkan).”

(3). Orang berilmu tidak akan pernah sama.

هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ

“Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” (QS. Az- Zumar: 9).

Tentang ayat di atas, Syaikh ‘Abdurrahman As-Sa’di berkata,

لاَ يَسْتَوِي هَؤُلاَءِ وَلاَ هَؤُلاَءِ، كَمَا لاَ يَسْتَوِي اللَّيْلُ وَالنَّهَار، وَالضِّيَاء والظِّلاَم، والماَء والنَّار

“Tentu tidak sama antara mereka dan mereka (yang berilmu dan tidak berilmu). Sebagaimana tidak sama antara malam dan siang, tidak sama antara terang dan kegelapan, begitu pula tidak sama antara air dan api.”

Kedua, Benteng Moral Bangsa. Pesantren itu memiliki 3 pilar.

(1). Pesantren sebagai lembaga لِّيَتَفَقَّهُوْا فِى الدِّيْنِ (lembaga untuk mendalami ilmu agama,khususnya agama islam karena pesantren Adalah ciri agama islam, apapun bentuknya pesantren maka tidak boleh meninggalkan Pendidikan agama itu sendiri, nanti apakah mau digabung dengan sekolah umum keterampilan, SMAK, SMA, silahkan boleh saja tetapi tetap tidak meninggalkan Pendidikan ilmu agama, sesuai firman Allah

وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُوْنَ لِيَنْفِرُوْا كَاۤفَّةًۗ فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِّنْهُمْ طَاۤىِٕفَةٌ لِّيَتَفَقَّهُوْا فِى الدِّيْنِ وَلِيُنْذِرُوْا قَوْمَهُمْ اِذَا رَجَعُوْٓا اِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُوْنَࣖ ۝١٢٢

“Tidak sepatutnya orang-orang mukmin pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi (tinggal bersama Rasulullah) untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya? (QS. At-Taubah : 122).

مَنْ سَلَكَ طَرِيْقاً يَبْتَغِي فِيْهِ عِلْماً سَهَّلَ اللهُ لَهُ طَريْقاً إِلَى الجَنَّةِ، وَإنَّ الملَاَئِكَةَ لَتَضَعُ أَجْنِحَتَهَا لِطَالِبِ الْعِلْمِ رِضاً بِمَا يَصْنَعُ، وَإنَّ الْعَالِمَ لَيَسْتَغْفِرُ لَهُ مَنْ فِي السَّماوَاتِ وَمَنْ فِي اْلأَرْضِ حَتَّى الْحِيْتَانُ فِي الْمَاءِ، وَفَضْلُ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ عَلَى سَائِرِ الْكَوَاكِبِ، وَإنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ اْلأَنْبِيَاءِ، وَإنَّ اْلأَنْبِيَاءَ لَمْ يَوَرِّثُوْا دِيْنَاراً وَلاَ دِرْهَماً وَإنَّمَا وَرَّثُوْا الْعِلْمَ، فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بحَظٍّ وَافِرٍ.

“Barangsiapa meniti satu jalan untuk mencari ilmu, niscaya –dengan hal itu- Allah mudahkan baginya jalan menuju Surga. Dan sesungguhnya para malaikat akan membentangkan sayap-sayap mereka kepada pencari ilmu sebagai keridhaan atas apa yang ia perbuat. Dan sesungguhnya penghuni langit dan di bumi, sampai ikan-ikan di laut pun memohonkan ampun untuk orang-orang yang berilmu. Dan sesungguhnya keutamaan orang yang berilmu atas ahli ibadah seperti keutamaan bulan purnama atas semua bintang-bintang. Dan sesungguhnya para ulama adalah pewaris para Nabi. Dan sesungguhnya para Nabi itu tidak mewariskan dinar dan dirham, tetapi mewariskan ilmu. Barangsiapa yang mengambilnya maka dia telah mengambil bagian yang banyak.” (HR. Abu Dawud, at-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad).

Imam Asy-Syafi’i rahimahullah berkata :

مَنْ أَرَادَ الدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ، وَمَنْ أَرَادَ اْلأَخِرَةَ فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ، وَمَنْ أَرَادَهُمَا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ

“Barangsiapa yang menghendaki dunia, hendaknya dia berilmu. Dan barangsiapa yang menghendaki akherat, hendaknya dia berilmu. Dan barangsiapa yang menghendaki keduanya (dunia dan akherat), maka hendaknya dia berilmu.”

Rasul pada awalnya bekumpul di Baitul Arkom mendidik para sahabat untuk tafaqquh fiddin

(2). Sebagai Lembaga اقامة الدين (menegakkan agama).

Dididik menjadi orang-orang yang melaksanakan ajaran agama islam, pesan Rasulullah saw

الصَّلاةُ عِمادُ الدِّينِ، مَنْ أقَامَها فَقدْ أقَامَ الدِّينَ، وَمنْ هَدمَها فَقَد هَدَمَ الدِّينَ

"Shalat itu adalah tiang agama (Islam), maka barangsiapa mendirikannya, sungguh ia telah menegakkan agama (Islam) & barangsiapa merobohkannya, sungguh ia telah merobohkan agama (Islam).” (HR. Baihaqi).

Karena itu di pesantren bukan hanya diajarkan tapi didik, bagaimana santri mampu melaksanakan ajaran-ajaran islam, yang paling utama Adalah dari sholatnya, kemudian puasanya, ibadah mahdhoh, yang sunah-sunah sampai kepada Pendidikan akhlakul karimah. Karena inti ajaran islam itu : Aqidah yang benar, bertqwa kepada Allah swt, berakhlakul karimah

Jadi, santri ini didik agar berakhlakulkarimah sehingga termasuk dosa (sangsi) berat di pesantren itu berkelahi makanya di pesantren tidak ada tawuran, dimana banyak sekolah-sekolah tawuran pesantren sebagai alternatif pendidikan yang terhindar dari tawuran.

(3). Sebagai Pusat Perubahan Sekitarnya.

Siapa saja orang yang ingin mendirikan pesantren itu harus bermanfaat untuk lingkukangannya, tidak hanya untuk santri saja, banyak kita pesantren yang melibatkan kegiatan-kegiatan dengan Masyarakat sekita, sehingga pesantren sangat dirasakan keberadaannya ditengah-tengah Masyarakat, karena para pendahulu kita mereka belajar ke Makkah & timur Tengah, pulang ke tanah air mereka jadi pejuang-pejuang untuk merebut kemerdekaan seperti KH. Hasyim asy’ari, KH. Noer Alie mereka mondok di Makkah pelang jadi pejuang.

Kita pun berharap dari pesantren ini sesuai dengan firman Allah swt,

وَلِيُنْذِرُوْا قَوْمَهُمْ اِذَا رَجَعُوْٓا اِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُوْنَࣖ ۝١٢٢

“dan memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya”? (QS. At-Taubah : 122).

Karena setiap pesantren itu harus melibatkan masyarakan, bermanfaat  untuk lingkungan dan masyarakatnya, jangan sampai untuk jauh bermanfaat tapi dengan lingkungan sendiri tidak ada manfaatnya

Kalua dulu orang tua kita sebagai pejuanpejuang kemerdekaan sekarang pesantren beralih kepada pejuang-pejuang mengisi kemerdekaaan in agar bangs akita menjadi bagsa yang Sejahtera, aman dan Sentosa. Dulu orang menganggap pesantren tidak penting bahkan dipandang sebelah mata, anmun dengan kondisi seperti sekarng ini, bangsa sedang carut marut, maka orng mulai melirik pesantren, banyak orang-orng yang anknya masuk pesantren’

Karena itulah sekrng pesantren mulai dipercaya utk memperjuangkan deripada moral, akhlak bamgsa Indonesia, umar bin khottob seorang pemimpin yng sangat berhasil mereka memadukan antara kesholehan dan keberanian, skrng ni banyak santri terkadang Sholeh tapi kurang berani, sehingga yng muncul di kampung-kampung atau di daerah-daerah preman-preman yang tidak baik. Karena peran pesantren mendidik santri menjadi yg Sholeh tapi juga berni sehingga bisa mengendalikan daerah kita menjadi kampung yg baik agar yg hak muncul yang batil akan  sirna, tapi klo yg hak tidak muncul maka khawatir yang bati akan muncul.

Ketiga, Tips Agar Anak Sukses & Berkah.

(1). Beri makan yang halal. Firman Allah swt.

يَا أَيُّهَا النَّاسُ كُلُوا مِمَّا فِي الْأَرْضِ حَلَالًا طَيِّبًا وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ ۚ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ

“Wahai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu”. (QS. al-Baqarah : 168).

Dari Abu Hurairah, Nabi saw bersabda,

أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ اللَّهَ طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّبًا

“Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Allah itu thoyyib (baik). Allah tidak akan menerima sesuatu melainkan dari yang thoyyib (baik).“ (HR. Muslim).

Rasulullah saw bersabda:

 مَنْ نَبَتَ لَحْمُهُ مِنَ السُّحْتِ فَالنَّارُ أَوْلَى بِهِ

"Siapa yang dagingnya tumbuh dari pekerjaan yang tidak halal, maka neraka pantas untuknya." (Ibnu al-Asqalani dalam Talkhisul Habir. Kairo, Muassasah Qurtubah, 1995: IV/274).

(2). Doa yang tak pernah putus.

Doa kedua orang tua itu adalah doa yang mustajab alias tidak ditolak Allah swt, maka kewajiban orang tua selain menafkahi yang tidak kalah penting Adalah terus panjatkan doa setiap saat  karena itu akan mempermudah semua kesulitan anak-anaknya.

Jangan lowong baca terus menerus al-Insyroh 9 kali tiap abis sholat shubuh setelah wirid-wirid yang lain. Jika kesiangan shubuhnya di qodho waktu dhuha. Keutamaannya :

(1). Dibukakan futuhat (kecerdasan) yg dahsyat dzurriyah, anak keturunan (cerdas lahiriyah dan bathiniyah) cerdas spiritual, emosional, semua kecerdasan akan dibuka oleh Allah swt

(2). Allah akan mudahkan anak yg sedang belajar, termasuk para penghafal alquran. Ayah ibunya harus singkron dua-duanya harus mengamalkan, jangan ayah saja atau ibunya saja yg mengamalkan.

(3). Bacakan fateha tuk anak kita dg cara الفاتحة للنجاح والسلامة والسعادة والبركة والكرامة sebut nama anak kita,

jika laki2 وبلغ مراده بالممتاز بجاه سيدنا محمد مصطفى رسول الله صلى الله عليه وسلم وببركات القران. الفاتحة

(4). Jika wanita, الفاتحة للنجاح والسلامة والسعادة والبركة والكرامة sebut nama anak kita, وبلغ مرادها بالممتاز بجاه سيدنا محمد مصطفى رسول الله صلى الله عليه وسلم وببركات القران. الفاتحة

saya hadiah fateha untk kesuksesan anak sy, utk keselamatn, utk kebahgiaan, utk keberkahan, tuk karomah anak sy.

Untuk satu anak satu fateha (ijazah dr Abuya KH. Abu Bakar Sofwan alhafizh


Telah HADIR KBIHU Wafizs Al-Amin Centre (KBIHU WAC), SIIAP MEMBERANGKATKAN JAMAAH HAJI REGULER 2025.
Kenapa Memilih Haji Reguler bersama KBIHU WAC, Karena KBIHU WAC Itu :
#Nyaman
#Dilayani
#Pembimbing Profesional
CP : 08161191890

7 KEUNGGULAN HAJI & UMROH bersama KBIHU Wafizs Al-Amin Centre Itu :
1. Dibimbing Langsung oleh Ustadz Adjie Nung  (UAN) Pim. Wafizs Al-Amin Center Bekasi. 
2. Umrohnya 7 Kali Umroh saat Musim Haji dan 4 kali Umroh saat musim Umroh dengan 4 Tempat Miqot (Tan'im, Ji'ronah, Hudaibiyah & Thoif Qornul Manazil) 
3. Nyaman, Dilayani & Pembimbing Profesional
4. Fasilitas Umroh Hotel *5 & Transportasi Bis Full Wifi
5. Sholat Qiamullail Berjamaah & Khotmul Qur'an
6. Bermalam 1 Malam Untuk Paket Umroh di Hotel Jeddah Sebelum go to Makkah
7. Jamaah Wanita Dibimbing Langsung Pembimbing Wanita oleh Ustadzh Hj. Uswatun Hasanah, S.Pd. I





UMROH HEMAT 09 Hari Tahun 2024
Wafizs Al-Amin Centre Bekasi
By Scoot Air

KEUNGGULANNYA :
 3 Kali Manasik
4 Kali Umroh Dengan 4 Tempat Miqot
 Free Perlengkapan
Free Bermalam Di Hotel TRIDENT Jeddah. 

KEBERANGKATAN  :
Ahad, 06 Oktober 2024
 Pukul 14.00 Pelepasan Di Yayasan Wafizs Al-Amin Center & Sholat Ashar Berjamaah
 Pukul 19.00 Kumpul di Bandara Soekarno Hatta (Lounge @Zukafia) 
Pukul 00.40 Take Off to Jeddah 
 Pukul 06.40 Tiba di Bandara King Abdul Azis Jeddah. 

KEPULANGAN  :
Rabu, 14 Oktober 2024
By Pesawat Scoot Air
Pukul 09.00 wib Tiba di Bandara Soekarno Hatta

#Follow US :
________
Media Sosial Yayasan Wafizs Al-Amin Center

Instagram : wafizscenter & @adjienung
Facebook  : Wafizs Al-Amin Center & Adjie Nung 
Youtube     : Wafizs Center & Nur Anwar Amin
Tiktok        : @wafizscenter & @adjienung

Informasi Pendaftaran Haji dan Umroh WA : 085778141993 - 08161191890 - 081584282565

Wafizs Al-Amin Centre 
“Berbagi Cahaya Di Atas Cahaya”

KABAR GEMBIRA...
Bagi Anda Yang Ingin BERANGKAT HAJI REGULER di Tahun 2025
SILAHKAN BERGABUNG....
Bimbingan Manasik Reguler
Dibimbing Langsung Oleh : Ustadz H.Nur Anwar Amin,Lc Pimpinan Yayasan Wafizs Al-Amin Center

Bisa BERGABUNG Bagi Anda Yang :
- Porsi Hajinya di tahun 2025
- Porsi Haji Kabupaten & Kota Bekasi
- Porsi Haji Mandiri
- Belum terdaftar di KBIHU Manapun
- Sudah terdaftar di KBIHU namun ingin Bimbingan Manasik Haji
- Rencana mau BADAL HAJI
- Rencana Mau Ibadah Umroh

JOIN US :
> Pembimbing Profesional
> Info Haji Terupdate
> Pelayanan Nyaman & Dilayani
> Lengkap Teori, Praktik Haji & Umroh
WA : 08161191890


YUUUK TUNAIKAN ZAKAT
"Sucikan Harta, Bahagiakan Dhuafa"
UPZ BAZNAS Wafizs Al-Amin Centre Menerima & Menyalurkan : 
Wakaf, Infaq, Zakat dan Sedekah
#Melalui Transfer Ke Rekening :
BSI : 711 7824 823
Mandiri : 156 00 1497 0331
BNI : 0814 1068 54
a.n. Yayasan Wafizs Al-Amin Center. 
Contact UPZ Wafizs Al-Amin Center WA :
0857-7814-1993
08161191890


UMROH AWAL MUSIM 11 Hari Tahun 2024
Wafizs Al-Amin Centre Bekasi
By Pesawat Saudia Airlines (SV 827)

KEUNGGULANNYA :
 3 Kali Manasik
4 Kali Umroh Dengan 4 Tempat Miqot
 Free Perlengkapan
Free Bermalam Di Hotel TRIDENT Jeddah. 

KEBERANGKATAN  :
Ahad, 14 Juli 2024
 Pukul 14.00 Pelepasan Di Yayasan Wafizs Al-Amin Center & Sholat Ashar Berjamaah
 Pukul 19.00 Kumpul di Bandara Soekarno Hatta (Lounge @Zukafia) 
Pukul 00.40 Take Off to Jeddah (11 Maret 2024) 
 Pukul 06.40 Tiba di Bandara King Abdul Azis Jeddah. 

KEPULANGAN  :
Rabu, 24 Juli 2024
By Pesawat Saudia Airlines (SV 816) 
Pukul 09.00 wib Tiba di Bandara Soekarno Hatta

#Follow US :
________
Media Sosial Yayasan Wafizs Al-Amin Center

Instagram : wafizscenter & @adjienung
Facebook  : Wafizs Al-Amin Center & Adjie Nung 
Youtube     : Wafizs Center & Nur Anwar Amin
Tiktok        : @wafizscenter & @adjienung

Informasi Pendaftaran Haji dan Umroh WA : 085778141993 - 08161191890 - 081584282565

Wafizs Al-Amin Centre 
“Berbagi Cahaya Di Atas Cahaya”









Menuju MAULID NABI 12 R,Awal : "Redaksi Perintah Bershalawat Memang Beda"

Menuju MAULID NABI 12 R,Awal : "Redaksi Perintah Bershalawat Memang Beda"

 Redaksi Perintah Bershalawat Memang Beda 


 Saudaraku …

Marilah…pada hari Senin ini yakni hari dilahirkannya nabi SAW, kita bershalawat kepada beliau. Karena setelah saya check, redaksi perintah bershalawat kepada nabi itu memang beda. Bedanya di mana, ya? 


Bahwa dalam firman-Nya, Allah telah memanggil hamba-hamba-Nya yang beriman dengan panggilan mesra, yaitu: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا “Hai orang-orang yang beriman…”. Dan ternyata, seruan tersebut di dalam Al-Qur’an kalau saya tidak salah sebanyak 88 (delapan puluh delapan) kali. Tapi yang membedakan antara ayat-ayat itu semua adalah QS. Al-Ahzâb ayat 56 tentang perintah bershalawat kepada nabi Muhammad SAW:


إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا


“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya”. (QS. Al-Ahzâb [33]: 56)


Hanya ayat di atas saja yang menggunakan Jumlah Ismiyah terlebih dahulu yang menyatakan “إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi Hai orang-orang yang beriman” baru perintah bershalawat dengan mengatakan: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا “Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya”. Sementara ayat lain itu diawali dengan seruan tersebut, baru perintah seperti misalnya perintah berinfaq:


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا أَنْفِقُوا مِمَّا رَزَقْنَاكُمْ


"Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian dari rezki yang telah Kami berikan kepadamu…” (QS. Al-Baqarah [2] : 254)


Silahkan cari ayat lainnya yang saya pastikan semua ayat-ayat itu pasti terlebih dahulu mengawali ayatnya dengan seruan يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا “Hai orang-orang yang beriman” baru perintah.


Beberapa mufassir berkomentar dengan redaksi QS. Al-Ahzâb [33]: 56 di atas seperti Imam Al Alusy, Imam As Samarqandy termasuk pavorite saya Syaikh Ibnu ‘Asyur. 


Imam Al Alusy mengatakan: والتعبير بالجملة الاسمية للدلالة على الدوام والاستمرار “Adapun ungkapan dengan Jumlah Ismiyyah ini untuk menunjukkan bahwa shalawat-Nya Allah dan para malaikat-Nya itu bersifat abadi dan terus menerus”. Hal ini berbeda kata beliau bila menggunakan Jumlah Fi’liyyah seperti ayat lainnya yang cukup sewaktu-waktu. 


Lebih hebat lagi yang dikatakan Imam As-Samarqandy

 ليس شيء من العبادات أفضل من الصلاة على النبي صلى الله عليه وسلم ، لأن سائر العبادات أمر الله تعالى بها عباده . وأما الصلاة على النبي صلى الله عليه وسلم فقد صلى عليه أولاً هو بنفسه ، وأمر الملائكة بذلك ، ثم أمر العباد بذلك 

“Tidak ada sesuatu ibadah apa pun yang melebihi afdhalnya dari ber-shalawat kepada nabi SAW. Karena sesungguhnya seluruh ibadah itu Allah yang memerintahkan ibadah itu untuk dilaksanakan oleh para hamba-Nya. Adapun shalawat kepada nabi itu, Allah yang bershalawat kepadanya pertama kali dengan Diri-Nya Sendiri kemudian Allah memerintahkan kepada para malaikat, baru Allah memerintahkan kepada hamba-Nya untuk bershalawat kepada nabi SAW ”.


Imam Ibnu ‘Asyur tidak kalah bobot ucapannya tentang ayat di atas dengan mengatakan:

 وذُكرَ صلاة الملائكة مع صلاة الله ليكون مثالاً من صلاة أشرف المخلوقات على الرسول لتقريب درجة صلاة المؤمنين التي يؤمرون بها عقب ذلك  

“Disebutnya Shalawat malaikat bersama shalawat Allah sebagai tamsil yang menunjukkan akan sepaling mulianya makhluk bila bershalawat kepada Rasulullah karena dekatnya derajat shalawat orang beriman yang diperintahkannya setelah shalawat Malaikat dan Shalawat Allah kepada nabi SAW itu”.


 Dah … dahhh …shalawat ya terus menerus kepada nabi Muhammad SAW dalam waktu dan kesempatan dengan shalawat yang beliau ajarkan kepada kita. Lalu bagaimana cara bershalawatnya?

 HIB : 25 September 2023 menuju 12 Rabi’ul Awwal .


Tidak Cukup Bershalawat 


 Saudaraku …

Bersahalawat kepada nabi SAW adalah barang baru bagi para sahabat. Kebaruannya sejak turun QS. Al-Ahzâb ayat 56 tentang perintah bershalawat kepada nabi Muhammad SAW. 


إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا


"Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya”. (QS. Al-Ahzâb [33]: 56)


Ayat di atas menunjukkan ada 2 (dua) perintah kepada kaum muslimin, yaitu perintah ber - Shalawat dan perintah ber - Salam . Jadi, tidak cukup bagi seseorang hanya bershalawat tanpa bersalam.


Imam Al-Ghazali di dalam kitabnya Ihyâ 'Ulûm al-Dîn menceritakan seorang dari mereka (seorang dari kalangan ulama, sufi, ahli ibadah dsb.) pernah berkata: "Sementara aku menulis (catatan tentang) beberapa hadis, aku selalu mengiringinya dengan menuliskan shalawat untuk Nabi Saw., tanpa melengkapinya dengan salam untuk beliau. Malamnya aku berjumpa dengan beliau dalam mimpi, dan beliau berkata kepadaku: 'Tidakkah sebaiknya engkau melengkapi shalawatmu untukku dalam bukumu itu?' Maka sejak itu, tak pernah aku mengucapkan shalawat kecuali melengkapinya dengan ucapan salam untuk beliau."


Ibnu ‘Ajibah menulis dalam kitab tafsirnya dengan mengutip pendapat Al-Qasthalany:

 اعلم أن الصلاة عليه صلى الله عليه وسلم سُلم ومعراج الوصول إلى الله؛ لأن تكثير الصلاة عليه صلى الله عليه وسلم تُوجب محبته ، ومحبتُه عليه الصلاة والسلام توجب محبة الله تعالى ، ومحبته تعالى للعبد تجذبه إلى حضرته ، بواسطة وبغيرها 

 “Ketahuilah bahwa sesungguhnya Shalawat kepada nabi Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam telah diberikan tangga dan mi’raj sehingga sampai berjumpa kepada Allah. Dengan demikian, memperbanyak shalawat dan salam kepada beliau, maka orang itu berhak mendapat mahabbah-nya nabi SAW. Mahabbah-nya nabi SAW itu berhak mendapat Mahabbah Allah. Mahabbah Allah kepada seorang hamba membuat hamba itu ditarik kehadhirat-Nya dengan perantara shalawat itu bukan dengan yang lainnya”.


Ibnu ‘Asyur dalam tafsirnya menjelaskan perbedaan salam di antara kaum muslimin dengan salam kepada nabi Muhammad SAW: “Adapun salam di antara kaum muslimin dengan shighat yang pasti, yaitu: السلام عليكم “Semoga keselamatan atas kalian”. Sedangkan salam pada Tasyahhud yaitu:  السلام عليك أيها النبي ورحمة الله وبركاته ”Semoga salam atasmu wahai nabi, Rahmat Allah dan Keberkahan-Nya”.


Ada orang yang mentang - mentang paham nahwu, dia mencoba merubah shighat salam ke saya: السلام عليك يا استاذ “Semoga keselamatan buat ente, guru”. Artinya, kata dia rubah kata على tergantung kepada siapa dia memberi salam, apakah kepada seorang laki-laki atau kepada perempuan, sendiri apa berdua. Dia baru mengucap: السلام عليكم bila dihadapan orang banyak. 


Ada juga seorang Syaikh yang mau merubah shighat dalam tasyahhud bukan yang kita baca selama ini, yaitu: السلام عليك أيها النبي ورحمة الله  وبركاته akan tetapi   السلام على النبي ورحمة الله وبركاته ”, Siapa Dah ?


 HIB : Selasa , 26 September 2023 menuju 12 Rabi'ul Awwal


TAKLIM : Istiqomah Silaturrahmi dan Ketaqwaan

TAKLIM : Istiqomah Silaturrahmi dan Ketaqwaan

 

Istiqomah Silaturrahmi dan Ketaqwaan

Oelh : Nur Anwar Amin (adjie nung)

 

Pertama, Istiqomah Itu Perintah Allah swt.

Ibnu Rajab Al-Hambali berkata, istiqomah adalah menempuh jalan (agama) yang lurus (benar) dengan tidak berpaling ke kiri maupun ke kanan. Istiqomah ini mencakup pelaksanaan semua bentuk ketaatan (kepada Allah) lahir dan batin, dan meninggalkan semua bentuk larangan-Nya.

Ayat yang menyebutkan keutamaan istiqomah adalah firman Allah swt

إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلائِكَةُ أَلا تَخَافُوا وَلا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ

“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Rabb kami ialah Allah” kemudian mereka istiqomah pada pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu”. (QS. Fushilat: 30).


Maksud Istiqomah Disini Terdapat 3 Pendapat Dikalangan Ahli Tafsir :

(1). Istiqomah di atas tauhid, sebagaimana yang dikatakan oleh Abu Bakr Ash Shidiq dan Mujahid,

(2). Istiqomah dalam ketaatan dan menunaikan kewajiban Allah, sebagaimana dikatakan oleh Ibnu ‘Abbas, Al Hasan dan Qotadah,

(3). Istiqomah di atas ikhlas dan dalam beramal hingga maut menjemput, sebagaimana dikatakan oleh Abul ‘Aliyah dan As Sudi.2 Dan sebenarnya istiqomah bisa mencakup tiga tafsiran ini karena semuanya tidak saling bertentangan.

Ayat di atas menceritakan bahwa orang yang istiqomah dan teguh di atas tauhid dan ketaatan, maka malaikat pun akan memberi kabar gembira padanya ketika maut menjemput “Janganlah takut dan janganlah bersedih”.


Mujahid, ‘Ikrimah, dan Zaid bin Aslam menafsirkan ayat tersebut: “Janganlah takut pada akhirat yang akan kalian hadapi dan janganlah bersedih dengan dunia yang kalian tinggalkan yaitu anak, keluarga, harta dan tanggungan utang. Karena para malaikat nanti yang akan mengurusnya.” Begitu pula mereka diberi kabar gembira berupa surga yang dijanjikan. Dia akan mendapat berbagai macam kebaikan dan terlepas dari berbagai macam kejelekan.


Zaid bin Aslam mengatakan bahwa kabar gembira di sini bukan hanya dikatakan ketika maut menjemput, namun juga ketika di alam kubur dan ketika hari berbangkit. Inilah yang menunjukkan keutamaan seseorang yang bisa istiqomah.


Al Hasan Al Bashri ketika membaca ayat di atas, ia pun berdo’a, “اللهم انت ربنا فارزقنا الاستقامة (Allahumma anta robbuna, farzuqnal istiqomah) (Ya Allah, Engkau adalah Rabb kami. Berikanlah keistiqomahan pada kami).”

Ayat lain Allah swt berfirman,

إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا فَلا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا هُمْ يَحْزَنُونَ, أُولَئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ خَالِدِينَ فِيهَا جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Rabb kami ialah Allah”, kemudian mereka tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita. Mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al Ahqaf: 13-14).


Dari Abu ‘Amr atau Abu ‘Amrah Sufyan bin Abdillah, beliau berkata,

يَا رَسُولَ اللَّهِ قُلْ لِى فِى الإِسْلاَمِ قَوْلاً لاَ أَسْأَلُ عَنْهُ أَحَدًا بَعْدَكَ – وَفِى حَدِيثِ أَبِى أُسَامَةَ غَيْرَكَ – قَالَ « قُلْ آمَنْتُ بِاللَّهِ فَاسْتَقِمْ

“Wahai Rasulullah saw, ajarkanlah kepadaku dalam (agama) islam ini ucapan (yang mencakup semua perkara islam sehingga) aku tidak (perlu lagi) bertanya tentang hal itu kepada orang lain setelahmu (dalam hadits Abu Usamah dikatakan, “selain engkau”). Rasulullah saw bersabda, “Katakanlah: “Aku beriman kepada Allah“, kemudian beristiqamahlah dalam ucapan itu.” Ibnu Rajab mengatakan, “Wasiat Nabi saw ini sudah mencakup wasiat dalam agama ini seluruhnya.”

 

 

Kedua, Pasti Ada Kekurangan dalam Istiqomah.

Ketika kita ingin berjalan di jalan yang lurus dan memenuhi tuntutan istiqomah, terkadang kita tergelincir dan tidak bisa istiqomah secara utuh. Lantas apa yang bisa menutupi kekurangan ini? Jawabnnya adalah pada firman Allah swt,

قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَى إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ فَاسْتَقِيمُوا إِلَيْهِ وَاسْتَغْفِرُوهُ

“Katakanlah: “Bahwasanya aku hanyalah seorang manusia seperti kamu, diwahyukan kepadaku bahwasanya Rabbmu adalah Rabb Yang Maha Esa, maka tetaplah istiqomah pada jalan yan lurus menuju kepada-Nya dan mohonlah ampun kepada-Nya.” (QS. Fushilat: 6). Ayat ini memerintahkan untuk istiqomah sekaligus beristigfar (memohon ampun pada Allah).


Ibnu Rajab Al Hambali menjelaskan, “Ayat di atas “Istiqomahlah dan mintalah ampun kepada-Nya” merupakan isyarat bahwa seringkali ada kekurangan dalam istiqomah yang diperintahkan. Yang menutupi kekurangan ini adalah istighfar (memohon ampunan Allah). Istighfar itu sendiri mengandung taubat dan istiqomah (di jalan yang lurus).”


Ketiga, Kiat Agar Tetap Istiqomah.

Ada beberapa sebab utama yang bisa membuat seseorang tetap teguh dalam keimanan.

(1). Memahami dan mengamalkan dua kalimat syahadat dengan baik dan benar. Allah swt berfirman,

يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الآخِرَةِ وَيُضِلُّ اللَّهُ الظَّالِمِينَ وَيَفْعَلُ اللَّهُ مَا يَشَاءُ

“Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang lalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki.” (QS. Ibrahim: 27).


Tafsiran ayat “Allah meneguhkan orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh …” dijelaskan dalam hadits berikut.

الْمُسْلِمُ إِذَا سُئِلَ فِى الْقَبْرِ يَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ ، فَذَلِكَ قَوْلُهُ ( يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِى الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِى الآخِرَةِ )

“Jika seorang muslim ditanya di dalam kubur, lalu ia berikrar bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, maka inilah tafsir ayat: “Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat”.


(2). Mengkaji Al Qur’an dengan menghayati dan merenungkannya.

Allah menceritakan bahwa Al Qur’an dapat meneguhkan hati orang-orang beriman dan Al Qur’an adalah petunjuk kepada jalan yang lurus. Allah swt berfirman,

قُلْ نَزَّلَهُ رُوحُ الْقُدُسِ مِنْ رَبِّكَ بِالْحَقِّ لِيُثَبِّتَ الَّذِينَ آمَنُوا وَهُدًى وَبُشْرَى لِلْمُسْلِمِينَ

“Katakanlah: “Ruhul Qudus (Jibril)11 menurunkan Al Qur’an itu dari Rabbmu dengan benar, untuk meneguhkan (hati) orang-orang yang telah beriman, dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)”. (QS. An Nahl: 102).


Oleh karena itu, Al Qur’an itu diturunkan secara beangsur-angsur untuk meneguhkan hati Rasulullah saw sebagaimana terdapat dalam ayat,

وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْلا نُزِّلَ عَلَيْهِ الْقُرْآنُ جُمْلَةً وَاحِدَةً كَذَلِكَ لِنُثَبِّتَ بِهِ فُؤَادَكَ وَرَتَّلْنَاهُ تَرْتِيلا

“Berkatalah orang-orang yang kafir: “Mengapa Al Qur’an itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?”; demikianlah supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami membacakannya secara tartil (teratur dan benar).” (QS. Al Furqon: 32).


Al Qur’an adalah jalan utama agar seseorang bisa terus kokoh dalam agamanya. 12 Alasannya, karena Al Qur’an adalah petunjuk dan obat bagi hati yang sedang ragu. Sebagaimana Allah swt berfirman,

هُوَ لِلَّذِينَ آمَنُوا هُدًى وَشِفَاءٌ

“Al Qur’an itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Fushilat: 44).


(3). Iltizam (berkomitmen) dalam menjalankan syari’at Allah

Maksudnya di sini adalah seseorang dituntunkan untuk konsekuen dalam menjalankan syari’at atau dalam beramal dan tidak putus di tengah jalan. Karena konsekuen dalam beramal lebih dicintai oleh Allah daripada amalan yang sesekali saja dilakukan. Sebagaimana disebutkan dalam hadits dari ’Aisyah ra, beliau mengatakan bahwa Rasulullah saw bersabda,

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ

”Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang kontinu walaupun itu sedikit.” ’Aisyah pun ketika melakukan suatu amalan selalu berkeinginan keras untuk merutinkannya. 


An Nawawi rahimahullah mengatakan, ”Ketahuilah bahwa amalan yang sedikit namun konsekuen dilakukan, itu lebih baik dari amalan yang banyak namun cuma sesekali saja dilakukan. Ingatlah bahwa amalan sedikit yang rutin dilakukan akan membuat amalan tersebut diterima Allah swt. Amalan sedikit namun konsekuen dilakukan akan memberikan ganjaran yang besar dan berlipat dibandingkan dengan amalan yang sedikit namun sesekali saja dilakukan.”


Ibnu Rajab Al Hambali menjelaskan, ”Amalan yang dilakukan Nabi saw adalah amalan yang konsekuen dilakukan (kontinu). Beliau pun melarang memutuskan amalan dan meninggalkannya begitu saja. Sebagaimana beliau pernah melarang melakukan hal ini pada sahabat ’Abdullah bin ’Umar.” Yaitu Ibnu ’Umar dicela karena meninggalkan amalan shalat malam.

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash ra, ia mengatakan bahwa Rasulullah saw berkata padanya,

يَا عَبْدَ اللَّهِ ، لاَ تَكُنْ مِثْلَ فُلاَنٍ ، كَانَ يَقُومُ اللَّيْلَ فَتَرَكَ قِيَامَ اللَّيْلِ

”Wahai ‘Abdullah, janganlah engkau seperti si fulan. Dulu dia biasa mengerjakan shalat malam, namun sekarang dia tidak mengerjakannya lagi.”


Selain amalan yang kontinu dicintai oleh Allah, amalan tersebut juga dapat mencegah masuknya virus (jenuh untuk beramal). Jika seseorang beramal sesekali namun banyak, kadang akan muncul rasa malas dan jenuh. Sebaliknya jika seseorang beramal sedikit namun terus menerus, maka rasa malas pun akan hilang dan rasa semangat untuk beramal akan selalu ada. Itulah mengapa kita dianjurkan untuk beramal yang penting kontinu walaupun jumlahnya sedikit.


Keempat, Tanda Seseorang itu Istiqamah.

Pertama, Karena setiap hari kita terus mengulang ayat,

اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ

“Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.” (QS. Al-Fatihah: 6-7). Ayat ini berisi perintah untuk meminta terus istiqamah di atas jalan yang lurus.

Shirathal mustaqim menurut Ibnu Katsir adalah:

Mengikuti jalan nabi

Mengikuti generasi salaf dari para sahabat seperti Abu Bakar dan ‘Umar

Mengikuti kebenaran

Mengikuti Islam

Mengikuti Al-Qur’an


Kedua, Tidak meninggalkan perintah Allah walaupun sibuk dengan urusan dunia

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash ra, Nabi saw pernah menceritakan tentang shalat pada suatu hari di mana beliau bersabda,

مَنْ حَافَظَ عَلَيْهَا كَانَتْ لَهُ نُوراً وَبُرْهَاناً وَنَجَاةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَمَنْ لَمْ يُحَافِظْ عَلَيْهَا لَمْ يَكُنْ لَهُ نُورٌ وَلاَ بُرْهَانٌ وَلاَ نَجَاةٌ وَكَانَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَعَ قَارُونَ وَفِرْعَوْنَ وَهَامَانَ وَأُبَىِّ بْنِ خَلَفٍ

“Siapa yang menjaga shalat, maka ia akan mendapatkan cahaya, petunjuk, keselamatan pada hari kiamat. Siapa yang tidak menjaganya, maka ia tidak mendapatkan cahaya, petunjuk, dan keselamatan kelak. Nantinya di hari kiamat, ia akan dikumpulkan bersama Qarun, Fir’aun, Haman, dan Ubay bin Khalaf.” (HR. Ahmad).


Ibnul Qayyim rahimahullah berkata dalam kitab Ash-Shalah wa Hukmu Taarikihaa (hlm. 37-38) mengenai hadits di atas,

Siapa yang sibuk dengan hartanya sehingga melalaikan shalatnya, maka ia akan dikumpulkan bersama Qarun.

Siapa yang sibuk dengan kerajaannya sehingga melalaikan shalatnya, maka ia akan dikumpulkan bersama Fir’aun.

Siapa yang sibuk dengan kekuasaannya sehingga melalaikan shalat, maka ia akan dikumpulkan bersama Haman (menterinya Fir’aun).

Siapa yang sibuk dengan perdagangannya sehingga melalaikan shalat, maka ia akan dikumpulkan bersama Ubay bin Khalaf.


Janji Nabi saw Untuk Yang Selalu Menjaga Silaturrahmi. Dari Abu Hurairah, Rasul saw bersabda,

مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِى رِزْقِهِ ، وَأَنْ يُنْسَأَ لَهُ فِى أَثَرِهِ ، فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ

“Siapa yang suka dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya hendaklah dia menyambung silaturrahmi.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma berkata,

مَنِ اتَّقَى رَبَّهُ، وَوَصَلَ رَحِمَهُ، نُسّىءَ فِي أَجَلِه وَثَرَى مَالَهُ، وَأَحَبَّهُ أَهْلُهُ

“Siapa yang bertakwa kepada Rabb-nya dan menyambung silaturrahmi niscaya umurnya akan diperpanjang dan hartanya akan diperbanyak serta keluarganya akan mencintainya.” (Diriwayatkan oleh Bukhari dalam Adabul Mufrod no. 58, hasan)




Umroh Yuuk 10 Hari... Pas dimusim semi, cuacanya enak banget, ga panas, ga dingin, yaaa saat umroh di bulan maret ini. Yayasan Wafizs Al-amin Center Bekasi telah membuka paket Umroh Reguler yang akan berangkat 1-10 Maret 2023. Yuuuk buruan daftar yang ingin berangkat Umroh dibimbing Langsung oleh KH. Nur anwar Amin,Lc.

Yuuuk SILAKAN SEGERA DAFTAR Hanya di Kantor Yayasan Wafizs Al-Amin Center Jl. Gudang Bin Ali no.73 Kelurahan Bahagia Kecamatan Babelan Kabupaten Bekasi 17612 WA : +628161191890 atau Klik lengakapnya di nuranwaramin.com


Follow US : IG @adjienung, Facebook adjie nung, YouTube : Nur Anwar Amin 

Motto :

Nyaman, Dilayani & Pembimbing Profesional

“Berbagi Cahaya Diatas Cahaya”


Umroh Bulan Syawal pun SUDAH READY Yaaa, 10 Hari (1 hari di Jeddah, 4 hari di Makkah, 3 hari di Madinah dan PP 2 hari). YUUUK Cepetan yang Minat Umroh di 2 Syawal, Berangkat di dua hari Raya Idul Fitri langsung Take off Menuju Kota Jeddah .










BESOK SHAUM 'AROFAH HARI JUMAT  IKUT ORANG WUKUF  ATAU HARI SABTU IKUT RU'YAH LOKAL

BESOK SHAUM 'AROFAH HARI JUMAT IKUT ORANG WUKUF ATAU HARI SABTU IKUT RU'YAH LOKAL

 BESOK SHAUM 'AROFAH HARI JUMAT

IKUT ORANG WUKUF  ATAU HARI SABTU IKUT RU'YAH LOKAL

Ahmad Salimin Dani 


Tersiar kabar dari pemerintahan Saudi Arabiyah menetapkan bahwa wukuf di Arafah untuk jamaah haji tahun ini jatuh pada hari Jumat tanggal 8 Juli 2022. Itu artinya pemerintah Saudi menetapkan hari itu sebagai tanggal 9 Dzulhijjah dan hari Sabtunya Idul Adha.


Tetapi pemerintah kita, melalui Kementerian Agama Republik Indonesia telah mengumumkan Idul adha jatuh pada hari Ahad.  Ini bukti dari hasil rukyat yang dilakukan menetapkan bahwa 1 Dzulhijjah itu jatuh pada hari jumat ini bertepatan dengan  1 Juli 2023. Itu artinya bahwa tanggal 9 Dzulhijjah jatuh pada hari Sabtu  9 Agustus 2022, dan Ahadnya Idul Adha.


Perbedaan hasil rukyat kedua negara ini membuat ramai sebagian masyarakat Indonesia. Mungkin ada yang bingung, terutama dalam menentukan kapan kita yang di Indonesia ini melaksanakan puasa sunnah Arafah? 


Untuk selanjutnya juga membingungkan, kapan kita berlebaran? Ikut pemerintah Saudi atau Indonesia?


Kalau kita menggunakan logika, sudah jelas bahwa jamaah haji melakukan wukuf arafah pada tanggal 10 Juli 2022. Kok malah di Indonesia melaksanakan puasa Arafah di tanggal 9 Juli 2022  Padahal puasa Arafah dilaksanakan pada waktu jamaah haji melakukan wukuf Arafah. Benarkah demikian? 


Banyaknya orang bertanya dengan adanya permasalahan inilah kemudian saya tertarik menjelaskan sekilas tentang Puasa Arafah dan Wukuf Arafah


Dalam penjelasan ini saya mengutip tulisan Muhammad Saiyid Mahadhir berjudul “Hari Arafah dan Puasa Arafah Tidak Boleh Berbeda?” yang dimuat di website Rumah Fiqih Indonesia saat ia menjelaskan korelasi antara puasa Arafah dan wukuf Arafah.


Menurut Mahadhir “Hari Arafah adalah hari dimana semua jamaah haji melakukan puncak ritual haji dengan melakukan wukuf di Arafah, inilah yang dimaksud oleh Rasulullah SAW bahwa ‘Al-Hajju Arafatun’ artinya: Haji itu puncaknya cukup di padang Arafah. Dan hari Arafah itu bertepatan dengan tanggal 9 Dzulhijjah.

Jadi wukuf di Arafah itu harus bertepatan dengan dua hal: yaitu

1. Waktu dan 

2. Tempat Wukuf. 


Waktunya pada tangal 9 Dzulhijjah.  Dan tempatnya adalah di Padang Arafah yang letaknya di Makkah Arab Saudi.


Sedangkan puasa Arafah adalah puasa sunnah yang dilakukan oleh mereka yang tidak sedang melaksanakan wukuf dan waktunya bertepatan dengan setiap tanggal 9 Dzulhijjah. 

Dan ketika itulah waktu dimana orang-orang  yang sedang menunaikan ibadah haji melaksanakan wukuf di Arafah.


Jadi ada titik temu antara dua henis amalan ibadah ini (wukuf dan puasa) yaitu waktunya bertepatan dengan tanggal 9 Dzulhijjah.


Dan yang perlu diketahui bahwa dua ibadah ini tidak saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Dimana ibadah wukuf akan tetap sah walaupun orang-orang di luar Mekkah sana tidak sedang melaksanakan ibadah puasa, dan sebaliknya ibadah puasa sunnah tanggal 9 itu tetap sah walaupun orang yang sedang berhaji itu tidak wukuf.


Jadi sekali lagi bahwa puasa Arafah bukan karena mereka wukuf, tapi puasa itu dilakukan karena ia bertepatan dengan tanggal 9 Dzulhijjah. 


Dan begitu pula sebaliknya, wukuf itu dilakukan bukan karena orang di luar sana puasa Arofah, tapi karena ia bertepatan berada di tanggal 9 Dzulhijjah. Karena standar ibadah kita adalah waktu yaitu tanggal 9 Dzulhijjah.


Dalam permasalahan itu ada hal yang xangat menarik menarik yang dipaparkan oleh Dr. Ahmat Sarwat dari Al Azhar Cairo-Egypt dalam tulisannya yang berjudul: “Benarkah Puasa Tanggal 9 Dzulhijjah Harus Mengacu Kepada Wuquf di Arafah”?. 


“Ketika Nabi Muhammad SAW puasa tanggal 9 Dzulhijjah ternyata belum ada umat Islam yang wukuf di Arafah. Sebab ibadah haji baru terlaksana di tahun ke-10 hijriyah. Sementara puasa 9 Dzulhijjah sudah disyariatkan sejak tahun ke-2 hijriyah menurut sebagian riwayat. Jadi beliau SAW bukan puasa Arafah, tetapi puasa 9 Dzulhijjah”.


Lalu bagaimanakah menentukan tanggal 9 Dzulhijjah? 


Di sinilah letak permasalahannya, yaitu pada cara kita menentukan kapan jatuhnya tanggal 9 Dzulhijjah. 


Dan semua ulama menyepakati bahwa standar perhitungan ibadah ini adalah peredaran bulan.

Maka cara menentukannya sudah pasti dengan terlebih dahulu mengetahui kapan jatuhnya tanggal 1 Dzulhijjah. 


Dalam hal ini kita akan kembali diingatkan dengan bagaimana cara penentuan awwal Ramadhan.


Penentuannya bisa dengan Metode Ru'yat ataupun hisab; Hisab Wujud al-Hilal atau juga Hisab Imkan ar-Ru’yah, atau gabungan dari keduanya.


Lalu bagaimana jika penetapan tanggal 1 Dzulhijah ternyata berbeda dengan negeri lainnya? 


Perbedaan pendapat di kalangan ulama dalam masalah penentuan awal bulan baru, kita tidak boleh menafikan bahwa banyak juga para ulama yang meyakini setiap negeri boleh untuk memutuskan sendiri waktu ibadah mereka, tentunya keputusan ini bukan dengan semua gue, tetap harus melalui metode yang benar dan mumpuni ilmunya sesuai al Qur'an dan as Sunnah


Hal ini disandarkan dengan hadits Kuraib yang sudah masyhur, diriwayatkan oleh Imam Muslim, artinya: “Bahwa Ummu Fadhl bintu al-Harits pernah menyuruhnya untuk menemui Muawiyah di Syam, dalam rangka menyelesaikan suatu urusan. Setibanya di Syam, saya selesaikan urusan yang dititipkan Ummu Fadhl. Ketika itu masuk tanggal 1 Ramadhan dan saya masih di Syam. Saya melihat hilal malam Jumat. Kemudian saya pulang ke Madinah. Setibanya di Madinah di akhir bulan, Ibnu Abbas bertanya kepadaku.

“Kapan kalian melihat hilal?” tanya Ibnu Abbas. “Kami melihatnya malam Jumat”, jawab Kuraib. “Kamu melihatnya sendiri?”, tanya Ibnu Abbas. “Ya, saya melihatnya dan masyarakatpun melihatnya. Mereka puasa dan Muawiyahpun puasa”, jawab Kuraib.

Ibnu Abbas menjelaskan: “Kalau kami melihatnya malam Sabtu. Kami terus berpuasa, hingga kami selesaikan selama 30 hari atau kami melihat hilal Syawal.”. Kuraib bertanya lagi, “Mengapa kalian tidak mengikuti rukyah Muawiyah dan puasanya Muawiyah?”.

Jawab Ibnu Abbas, “Tidak, seperti ini yang diperintahkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada kami.” (HR. Muslim 2580).


Dari cerita Kuraib di atas bisa diambil beberapa pelajaran, bahwa walaupun pada waktu itu umat Islam masih berada dalam satu kepemimpinan (khilafah) namun memungkinkan bagi Ibnu Abbas untuk berbeda dengan keputusan kholifah, dan tidak terdengar bahwa Ibnu Abbas adalah bagian dari mereka yang ‘membangkang’ dari kepemimpinan Muawiyah.


Jadi jika kita tarik ke zaman sekarang maka sebagaimana pemerintah Arab Saudi boleh memutuskan sendiri perihal puasa, Idul Fitri dan Idul Adha, maka hal sama bahwa pemerintah Iain seperti Indonesia  juga boleh untuk menetapkan sendiri waktu puasa, Idul Fitri dan Idul Adhanya.


Lalu muncul pertanyaan mau ikut Arab Saudi atau pemerintah Indonesia?


Ada pendapat yang bisa dijadikan patokan, yang bersumber dari salah seorang ulama terkemuka di Arab Saudi. 


Syech Husaimin. ia sendiri meyarankan kepada kita untuk tetap mengikuti hasil keputusan ru'yah setdmpat di negeri tempat tinggaln kita, dan tidak harus mengikuti keputusan negeri di seberang sana seperti  Arab Saudi.


Syaikh Ibnu Utsaimin mengemukan dalam fatwanya, artinya: “Dan yang benar itu sesuai perbedaan mathla' (tempat terbit hilal). Sebagai contoh, kemarin hilal sudah terlihat di Mekah, dan hari ini adalah tanggal 9 Dzulhijjah. Sementara di negeri lain, hilal terlihat sehari sebelum Mekah, atau satu hari setelah Makkah. sehingga hari wukuf Arafah menurut warga negara lain, jatuh pada tanggal 10 Dzulhijjah, maka pada saat itu, tidak boleh bagi mereka untuk melakukan puasa. Karena hari itu adalah hari raya bagi mereka. Demikian pula sebaliknya, ketika di Mekah hilal terlihat lebih awal dari pada negara lain, sehingga tanggal 9 di Mekah, posisinya tanggal 8 di negara tersebut, maka penduduk negara itu melakukan puasa tanggal 9 menurut kalender setempat, yang bertepatan dengan tanggal 10 di Mekah. Inilah pendapat yang kuat. Karena Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila kalian melihat hilal, lakukanlah puasa dan apabila melihat hilal, (hari raya),a begitu pula selanjutnya  berbukalah”  (Majmu’ Fatawa Ibnu Utsaimin).


Kesimpulannya bahwa perkara ini sangat longgar, tidak ada yang salah dengan Kementrian Agama kita yang sudah bersusah payah melakukan usaha dalam penentuan awal dzulhijjah, walaupun pada akhirnya terdapat perbedaan antara hasil yang diputuskan dengan apa yang diputuskan oleh pemerintah Arab Saudi.


Untuk mereka yang sekarang berada di Arab Saudi, dari manapun asalnya, maka mereka terikat dengan waktu di Arab Saudi dalam hal apa saja; sholat, puasa, berbuka, wukuf, dan idul adha, namun untuk mereka yang berada di luar Arab Saudi, mereka juga baiknya mengikut penjadwalan waktu setempat. Walaupun khusus untuk perkara puasa 'Arofah di 9 dzulhijjah. 


Wallahu A’lam Bisshawab.


Bekasi. Al Muslimun

DEWAN DA'WAH ISLAMIYAH INDONESIA  KOTA BEKASI

Jumat, 1 Juli 2022