Khutbah Jumat : JANGAN PERNAH LELAH BERDOA

Khutbah Jumat : JANGAN PERNAH LELAH BERDOA

 

Wafizs Al-Amin Center
“Berbagi Cahaya Diatas Cahaya”
Khutbah Jumat (Edisi 75) Tema  :

“Jangan Pernah Lelah Berdoa”
Oleh : Nur Anwar Amin (adjie nung)
Alumni Universitas Al-Azhar Mesir, Alumni Pondok Pesantren Attaqwa KH.Noer Alie Bekasi dan Ketua Yayasan Wafizs Al-Amin Center Bekasi. Mohon Kirim Donasi Anda : Zakat, Infaq, sedekah & Wakaf untuk Pembangunan Asrama Yatim & Dhuafa ke No. Rek.7117.8248.23 (BSI) a.n. Yayasan Wafizs Al-Amin Center. Donasi Anda sangat membantu meringankan beban mereka.
WA : +628161191890
klik aja adjie nung di Link YouTube, Instagram & Facebook
Khutbah ini disampaikan di Masjid JAMl’ AL-FALAH PUP Kel. Bahagia Bekasi. Jumat, 15 Juli 2022 M/15 Dzulhijjah 1443 H.

                                      

مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله 

Salah satu ibadah yang harus khusyu’ dan serius adalah berdoa agar semua hajat dan keinginan kita diijabah Allah swt karena berdoa itu ibadah.

عَنِ النُّعْمَانَ بْنِ بَشِيْرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا عَنِ النِّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: الدُّعَاءُ هُوَ العِبَادَةُ رَوَاهُ أَبُوْ دَاوُدَ وَالتِّرْمِذِي وَقَالَ حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيْحٌ

Dari An-Nu’man bin Basyir, dari Nabi saw bersabda, “Doa adalah ibadah.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi).


Tidak semua doa-doa yang selalu kita panjatkan kepada Allah itu segera Allah qobul bahkan nyaris tak kunjung dikabulkan. Banyak faktor yang menyebabkan hal itu, bisa jadi karena banyaknya maksiat yang dilakukan, banyaknya dosa, bisa jadi karena  makan makanan yang haram dan bisa jadi  karena berdoanya ngasal dan tidak khusyu’. Rasulullah saw berpesan saat berdoa agar doa cepat diqobul Allah swt.  Dari Abu Sa’id ra, Nabi saw bersabda,

ما مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيهَا إِثْمٌ وَلاَ قَطِيعَةُ رَحِمٍ إِلاَّ أَعْطَاهُ اللَّهُ بِهَا إِحْدَى ثَلاَثٍ إِمَّا أَنْ تُعَجَّلَ لَهُ دَعْوَتُهُ وَإِمَّا أَنْ يَدَّخِرَهَا لَهُ فِى الآخِرَةِ وَإِمَّا أَنْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنَ السُّوءِ مِثْلَهَا ». قَالُوا إِذاً نُكْثِرُ. قَالَ  اللَّهُ أَكْثَرُ

“Tidaklah seorang muslim memanjatkan do’a pada Allah selama tidak mengandung dosa dan memutuskan silaturahmi (antar kerabat) melainkan Allah akan beri padanya tiga hal: (1) Allah akan segera mengabulkan do’anya, (2) Allah akan menyimpannya baginya di akhirat kelak, dan (3) Allah akan menghindarkan darinya kejelekan yang semisal.” Para sahabat lantas mengatakan, “Kalau begitu kami akan memperbanyak berdo’a.” Nabi saw lantas berkata, “Allah nanti yang memperbanyak mengabulkan do’a-do’a kalian.” (HR. Ahmad).


Berdoa itu akan bisa menolak takdir. Dari Salman Al-Farisi ra, ia berkata bahwa Rasulullah  saw bersabda,

لاَ يَرُدُّ الْقَضَاءَ إِلاَّ الدُّعَاءُ وَلاَ يَزِيدُ فِى الْعُمُرِ إِلاَّ الْبِرُّ

“Yang dapat menolak takdir hanyalah doa. Yang dapat menambah umur hanyalah amalan kebaikan.” (HR. Tirmidzi).


Orang yang sering berdoa adalah orang yang butuh Allah swt, dekat dengan Allah swt dan sebaliknya orang yang tidak mau berdoa adalah orang  yang sombong, tidak butuh pertolongan Allah dan ia akan menganggap tanpa Allah pun segala kebutuhannya telah tercukupi. Allah swt mengancam untuk orang-orang yang sombong dan tidak mau berdoa.

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادۡعُوۡنِىۡۤ اَسۡتَجِبۡ لَـكُمۡؕ اِنَّ الَّذِيۡنَ يَسۡتَكۡبِرُوۡنَ عَنۡ عِبَادَتِىۡ سَيَدۡخُلُوۡنَ جَهَنَّمَ دَاخِرِيۡنَ

Dan Tuhanmu berfirman, "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina." (QS. Ghafir : 60).


مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله

Karena itu terus berdoa, jangan pernah lelah untuk berdoa sampai betul-betul terwujud diijabah Allah swt. Banyak fakta sejarah yang dilakukan para Nabi dan orang sholeh melakukan ini :

Pertama, Yakin, Allah itu Sangat Dekat dan Menjawab Semua Permintaan.

Kewajiban kita berdoa dan meminta kepadaNya tanpa henti, tanpa mengenal lelah dan jangan sampai putus asa, karena Allah itu sangat dekat dengan kita. Sebagian sahabat ra, berkata,

يَا رَسُولَ اللَّهِ رَبُّنَا قَرِيبٌ فَنُنَاجِيهِ ؟ أَوْ بَعِيدٌ فَنُنَادِيهِ ؟ فَأَنْزَلَ اللَّهُ هَذِهِ الْآيَةَ

“Wahai Rasulullah, apakah Rabb kami itu dekat sehingga kami cukup bersuara lirih ketika berdo’a ataukah Rabb kami itu jauh sehingga kami menyerunya dengan suara keras?” Lantas Allah swt menurunkan ayat

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila ia memohon kepada-Ku. Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. Al Baqarah: 186).


Laksanakan perintah Allah, beriman kepadaNya, jangan pernah menyekutukanNya dengan apapun dan kerjakan semua yang benar, pasti segala doa kita diqobul Allah swt.


Kedua, Nabi Ibrahim dalam Doanya.

Diusia Nabi Ibrahim sudah sangat tua, sehingga disebutkan dalam Kitab Taurat dan Injil, Isma’il lahir pada saat Nabi Ibrahim berumur 86 tahun, sedangkan Ishaq lahir pada saat Nabi Ibrahim beumur 99 tahun. Doa Nabi Ibrahim diqobul Allah diusianya yang sudah senja dan Nabi Ibrahim terus selalu berdoa agar keturunan dan anak cucunya tetap menjalankan perintah Allah.

رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلاَةِ وَمِن ذُرِّيَّتِي رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاء

“Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat. Ya Tuhan Kami, perkenankanlah doaku.” (QS. Ibrahim: 40).


Termasuk juga doa Nabi Ibrahim saat meninggalkan Hajar dan Ismail dilembah yang tandus, gersang dan tidak ada pepohonan, Firman Allah swt

رَبِّ اجْعَلْ هَذَا الْبَلَدَ آمِنًا وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَن نَّعْبُدَ الأَصْنَامَ

“Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala.” (QS. Ibrahim: 35).


Semua Doa Nabi Ibrahim selalu diqobulkan Allah, karena Nabi Ibrahim sangat patuh dengan semua perintah Allah, selalu meprioritaskan perintah Allah dari yang lainnya dan selalu bertawakkal kepada Allah sehingga Allah abadikan sifat kepatuhan Ibrahim ini dalam Al-quran.

إِنَّ إِبْرَاهِيمَ لَحَلِيمٌ أَوَّاهٌ مُنِيبٌ

“Sesungguhnya Ibrahim itu benar-benar seorang yang penyantun lagi penghiba dan suka kembali kepada Allah.” (QS. Huud: 75).

Lagi-lagi doa Nabi Ibrahim dikabul Allah sebagai bukti kasih sayang Allah kepadanya saat dilempar dalam kobaran api yang menyala-nyala oleh Raja Namrud, Nabi Ibrahim hanya pasrah, tawakkal kepada Allah sambil mengucapkan,

حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ

 “Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung” (QS. Ali Imran: 173).


Ketiga, Doa Nabi Zakariya.

Banyak orang yang tidak sabar dan tidak tahan saat dilanda belum juga memiliki keturunan seperti yang dirasakan Zakariya hingga ia berada diusia tua, namun ia terus menerus memohon dan berdoa  kepada Allah tanpa lelah agar segera terwujud untuk memiliki keturunan, padahal saat itu Zakariya sudah tua dan sudah beruban, fisiknya pun sudah lemah bahkan istrinya dinyatakan mandul, namun Zakariya tidak henti-hentinya berdoa dan tidak pernah kecewa dalam berdoa sampai Allah mengabulkan permintaannya. Allah berfirman,

قَالَ رَبِّ إِنِّي وَهَنَ الْعَظْمُ مِنِّي وَاشْتَعَلَ الرَّأْسُ شَيْبًا وَلَمْ أَكُنْ بِدُعَائِكَ رَبِّ شَقِيًّا (4) وَإِنِّي خِفْتُ الْمَوَالِيَ مِنْ وَرَائِي وَكَانَتِ امْرَأَتِي عَاقِرًا فَهَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ وَلِيًّا (5) يَرِثُنِي وَيَرِثُ مِنْ آَلِ يَعْقُوبَ وَاجْعَلْهُ رَبِّ رَضِيًّا (6)

“Ia berkata “Ya Rabbku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, ya Rabbku. Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku (yang mewarisiku) sepeninggalku, sedang isteriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putera, yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebahagian keluarga Ya’qub; dan jadikanlah ia, ya Rabbku, seorang yang diridhai.” (QS. Maryam: 4-6).

Ayat lain Nabi Dzakariya AS berdo’a,

رَبِّ هَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاءِ

”Ya Rabbku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Mengdengar doa.” (QS. Ali Imron: 38).


مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله

Teruslah berdoa dan meminta kepad Allah swt karena orang yang selalu berdoa adalah orang yang paling dimuliakan Allah swt karena didalam doa terdapat bentuk sikap perendahan diri seorang hamba kepada Allah dan menunjukkan Allah swt maha kuasa segalanya.

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رضى الله عنه عَنِ النَّبِىِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ « لَيْسَ شَىْءٌ أَكْرَمَ عَلَى اللَّهِ تَعَالَى مِنَ الدُّعَاءِ»

Abu Hurairah ra berkata: “Nabi saw bersabda: “Tidak ada sesuatu yang paling mulia di sisi Allah dibandingkan doa.” (HR. At Tirmidzi).

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلْ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ. فَاسْتَغْفِرُوْا اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْم