JOKOWI : SOAL UBAN Yang Viral

JOKOWI : SOAL UBAN Yang Viral

Tiba-tiba soal pemimpin berkerut dan beruban jadi "trending topic". Sebab, Pak Jokowi bilang di depan ribuan penduduknya di stadion GBK bahwa kalau cari pemimpin jangan yang klimis. Tapi yang berkerut (mungkin seperti beliau), atau yang beruban (mungkin juga seperti Pak Ganjar maksudnya). 


Nabi SAW berkata, "Surah Huud itulah yang telah membuatku beruban". "Kenapa Ya Rasullah?" Para sahabat bertanya. "Sebab di dalamnya diturunkan ayat, فَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ وَمَن تَابَ مَعَكَ وَلَا تَطْغَوْا ۚ إِنَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ   (Maka tetaplah engkau (Muhammad) di jalan yang benar, sebagaimana telah diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang bertobat bersamamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sungguh, Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan). 


Nabi SAW menjadi beruban karena diperintahkan untuk istiqamah. Antara lain, istiqamah untuk terus memikirkan nasib umatnya agar tidak terlilit utang. Maka, beliau SAW pun mengajarkan doa: اللهم إني أعوذ بك من غلبة الدين (Ya Allah aku berlindung padamu dari terlilit utang....). Lalu Rasulallah pun mendoakan kita, 

اللَّهمَّ بارِكْ لأُمَّتي في بُكورِها

"Ya Allah berkahilah umatku sejak pagi harinya".

Beruban, kata Ibnul Qayyim, adalah nasehat yang sempurna tentang perjalanan dan kematangan usia. 

لاَ نَوْمَ أثْقَلُ مِن الْغَفْلَةِ، وَ لاَ رِقَ أمْلَك مِنَ الشَهْوَةِ، وَ لاَ مُصِيْبَة كَمَوْتِ الْقَلْبِ، وَ لاَ نَذِيْرَ أبْلَغ مِن الشَيْبِ.

"Tak ada tidur yang lebih lelap dari kelalaian. Tak ada perbudakan yang lebih menguasai (manusia) dari hawa nafsu. Tak ada musibah yang (lebih dahsyat) dari matinya hati, dan tak ada peringatan yang lebih sempurna dari uban (yang menyala di kepala)". 

Seorang penyair Arab pun menulis, 

يَا مَن تَلَوَّنَ بالطّباعِ أما تَرَى * وَرَقَ الغُصُونِ إذا تَلوَّنَ يَسقُطُ؟

Wahai yang telah berubah warna (rambutnya menjadi uban) dengan alami, tidakkah kau perhatikan * bahwa dedaunan pohon Plum apabila telah berwarna (kuning), niscaya jatuh daunnya itu (satu per satu). 


Dikisahkan, Umar bin Abdul Aziz yang berkuasa selamat dua tahun (Bukan dua periode!!!) terlihat menjadi lebih tua (dengan banyak kerutan) dan beruban. Saat pertama dilantik, dia jatuh pingsan (bukan syukuran). Sering menangis saat shalat, terutama saat dibacakan QS As-Shafaat ayat 24: وَقِفُوهُمْ ۖ إِنَّهُم مَّسْـُٔولُونَ (Hentikan mereka (para pemimpin itu wahai malaikat) sebab sesungguhnya mereka bertanggung jawab (atas rakyat mereka).


Padahal, Umar bin Abdul Aziz telah sukses mensejahterakan rakyatnya, tapi hatinya tetap dilingkupi rasa khawatir tak menjalankan amanah dengan baik. Suatu hari, para petugas pengelola zakat datang kepadanya. Mereka melaporkan saldo zakat dan kas negara yang masih tersisa, mau diapakan lagi?. Umar bin Abdul Aziz lalu perintahkan, berikanlah kepada para fakir-miskin. Mereka menjawab, "sudah tidak ada lagi orang miskin di negeri ini, wahai Amirul Mukminin." Jika demikian, kata umar, biayai pernikahan anak-anak muda. "Kami sudah membiayai seluruh anak muda yang menikah. Mereka malah sedang asyik berbulan madu, wahai amirul mukminin". Jika demikian, Umar melanjutkan lagi, bayarkan seluruh hutang warga non-muslim: kalangan Yahudi dan Nasrani. "Kami sudah membayarkan hutang-hutang mereka. Tak ada seorang pun yang dililit hutang sekarang". Umar kemudian instruksikan: "Jika demikian, belilah gandum dan letakan di atas gunung, agar tak ada burung yang kelaparan di negeri ini....." 


Kepemimpinan Umar bin Abdul Aziz itu didukung oleh Gubernur yang satu visi. Dia adalah Urwah bin Muhammad bin Atiyah Assa'di yang memulai masa jabatannya sebagai gubernur Yaman dengan berkata, "Wahai para penduduk Yaman, ketahuilah bahwa aku datang hanya dengan membawa perbekalanku ini:  sebilah pedang dan sebuah mushaf (al-Qur'an). Apabila nanti selesai masa jabatanku, aku memiliki lebih dari itu, maka aku telah mencuri!". Urwah pun menjadi Gubernur di Yaman di bawah kepemimpinan Umar bin Abdul Aziz. Saat habis masa jabatannya dan meninggalkan Yaman, tak ada apapun yang dia bawa pulang ke Madinah kecuali dua hal itu tadi: sebilah pedang dan sebuah mushaf al-Qur'an. 


Kita? Saat hendak berakhir masa jabatan, apa yang sudah kita wariskan untuk rakyat di negeri gemah repah loh jinawi  ini? Utang dan contoh-cobtoh keserakahan. 😭😭😭😭