Khutbah Jumat 2024 (edisi 151) Tema : “4 Keutamaan Awal Dzulhijjah”
khutbah-jumat
Wafizs
Al-Amin Center
“Berbagi Cahaya Diatas Cahaya”
Khutbah Jumat 2024 (edisi 151) Tema :
“4 Keutamaan Awal Dzulhijjah”
Oleh : Nur Anwar Amin (adjie nung)
Alumni Universitas Al-Azhar Mesir, Alumni Pondok Pesantren Attaqwa KH.Noer Alie
Bekasi dan Ketua Yayasan Wafizs Al-Amin Center Bekasi. Mohon Kirim
Donasi Anda : Zakat, Infaq, sedekah & Wakaf untuk Pembangunan
Asrama Yatim & Dhuafa ke No. Rek.7117.8248.23 (BSI) a.n. Yayasan Wafizs
Al-Amin Center. Donasi Anda sangat membantu meringankan beban mereka.
WA : +628161191890
klik aja adjie nung di Link YouTube, Instagram & Facebook
Khutbah ini disampaikan di Masjid JAMl’ AL-MUHAJIRIN Babelan Kota, Bekasi. 07
Juni 2024 M/29 Dzulqo’dah 1445 H.
مَعَاشِرَ
الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله
Sekarang kita sudah berada di sepuluh hari
pertama awal bulan dzulhijjah sebagai hari yang sangat mulia dan hari yang
ditunggu-tunggu oleh jutaan umat islam diseluruh penjuru dunia. Saking mulianya
hari-hari ini Ibnul Qayyim rahimahullah dalam kitab Zaadul Ma’ad berkata
:
“Sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan lebih
utama dari sepuluh malam pertama dari bulan Dzulhijjah. Dan sepuluh hari
pertama Dzulhijah lebih utama dari sepuluh hari terakhir Ramadhan.”
Karena sepuluh hari terakhir Ramadhan lebih
utama ditinjau dari malamnya. Sedangkan sepuluh hari pertama Dzulhijah lebih
utama ditinjau dari hari (siangnya) karena di dalamnya terdapat hari nahr
(qurban), hari Arofah dan terdapat hari tarwiyah (8 Dzulhijjah).” (Zaadul
Ma’ad, Ibnul Qoyyim).
Diantaranya ada 4 keutamaan awal bulan
Dzulhijjah,
adalah :
Pertama, Menunaikan Haji dan Umroh.
Untuk bisa melaksanakan ibadah haji dan umroh
ke Baitullah adalah dambaan setiap muslim agar sempurna rukun islamnya dan yang
paling afdhol itu ditunaikan di sepuluh hari pertama Dzulhijah dan setiap orang
yang berhaji berusaha sekuat tenaganya supaya bisa meraih haji mabrur karena haji
mabrur adalah jihad yang afdhol. Dari Abu Hurairah ra, ia berkata,
سُئِلَ النَّبِىُّ صلى الله عليه
وسلم أَىُّ الأَعْمَالِ أَفْضَلُ قَالَ « إِيمَانٌ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ » قِيلَ
ثُمَّ مَاذَا قَالَ « جِهَادٌ فِى سَبِيلِ اللَّهِ » . قِيلَ ثُمَّ مَاذَا قَالَ «
حَجٌّ مَبْرُورٌ »
“Nabi saw ditanya, “Amalan apa yang paling
afdhol?” Beliau saw menjawab, “Beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.” Ada yang
bertanya lagi, “Kemudian apa lagi?” Beliau saw menjawab, “Jihad di jalan
Allah.” Ada yang bertanya kembali, “Kemudian apa lagi?” “Haji mabrur”. (HR. Bukhari).
Haji mabrur juga pahalanya besar, surga
menantinya. Nabi saw bersabda,
وَالْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ
لَهُ جَزَاءٌ إِلاَّ الْجَنَّةُ
“Dan haji mabrur tidak ada balasan yang pantas
baginya selain surga.”
(HR. Bukhari dan Muslim).
Bahkan bagi yang selama hajinya tidak berbuat
porno aksi, porno grafi, pulang dari hajian bersih tanpa noda dan dosa. Dari
Abu Hurairah, ia berkata bahwa ia mendengar Nabi saw bersabda,
مَنْ حَجَّ لِلَّهِ فَلَمْ
يَرْفُثْ وَلَمْ يَفْسُقْ رَجَعَ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ
“Siapa yang berhaji ke Ka’bah lalu tidak
berkata-kata seronok dan tidak berbuat kefasikan maka dia pulang ke negerinya
sebagaimana ketika dilahirkan oleh ibunya.” (HR. Bukhari).
Kedua, Puasa Bulan Dzulhijjah.
Disunnahkan memperbanyak puasa mulai tanggal 1
hingga 9 Dzulhijah karena Nabi saw sangat menganjurkan kita untuk melakukannya
dan ibadah puasa adalah sebaik-baiknya amalan sholeh. Dari Hunaidah bin Kholid,
dari istrinya, beberapa istri Nabi saw mengatakan,
عَنْ بَعْضِ أَزْوَاجِ النَّبِىِّ
صلى الله عليه وسلم قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَصُومُ
تِسْعَ ذِى الْحِجَّةِ وَيَوْمَ عَاشُورَاءَ وَثَلاَثَةَ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ
شَهْرٍ أَوَّلَ اثْنَيْنِ مِنَ الشَّهْرِ وَالْخَمِيسَ.
“Rasulullah saw biasa berpuasa pada sembilan
hari awal Dzulhijah, pada hari ‘Asyura’ (10 Muharram), berpuasa tiga hari
setiap bulannya dan puasa senin dan kamis” (HR. Abu Dawud).
Puasa ini juga bisa diniatkan puasa qodho
Ramadhan, puasa Dawud, puasa bulan haram atau puasa senin kamis namun jangan
sampai ditinggalkan puasa tarwiyah (8 dzulhijjah) dan puasa Arofah (9
dzulhijjah) khusus bagi orang-orang yang tidak berhaji karena akan bisa
menghapus dosa selama dua tahun. Dari hadits Abu Qotadah, Nabi saw bersabda,
صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ
أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ
الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ
يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ
“Puasa Arofah dapat menghapuskan dosa setahun
yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan
dosa setahun yang lalu.”
(HR. Muslim).
Adapun dalil yang menjadi pegangan anjuran
puasa tarwiyah (8 Dzulhijjah),
صَومُ يَوْمِ التَّرْوِيَّةِ
كَفَّارَةٌ سَنَةً وَصَوْمُ يَوْمِ عَرَفَةَ كَفَّارَةٌ سَنَتَيْنِ (أبو الشيخ ،
وابن النجار عن ابن عباس)
“Puasa pada hari tarwiyah (8 Dzulhijah) akan
mengampuni dosa setahun yang lalu. Sedangkan puasa hari Arafah (9 Dzulhijjah)
akan mengampuni dosa dua tahun.” Diriwayatkan oleh Abusy Syaikh dan Ibnu An
Najjar dari Ibnu ‘Abbas.
Ketiga, Memperbanyak Amalan Sholeh.
Setiap amal sholeh yang dilakukan disepuluh
hari pertama awal bulan dzulhijjah bernilai sangat dicintai Allah dibanding
diluar bulan dzulhijjah, berinfaq, sedekah, membantu orang, menghadiri majlis
taklim, majlis dzikir, bertasbih, bertakbir dan melakuan semua amal sholeh
lainnya. Ibnu ‘Abbas ra, Nabi bersabda,
مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ
الصَّالِحُ فِيهَا أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ هَذِهِ الأَيَّامِ يَعْنِى أَيَّامَ
الْعَشْرِ. قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ
قَالَ « وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ إِلاَّ رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ
وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَىْءٍ
“Tidak ada satu amal sholeh yang lebih
dicintai oleh Allah melebihi amal sholeh yang dilakukan pada hari-hari ini
(yaitu 10 hari pertama bulan Dzul Hijjah).” Para sahabat bertanya: “Tidak
pula jihad di jalan Allah?” Nabi saw menjawab, “Tidak pula jihad di jalan
Allah, kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak
ada yang kembali satupun.“
(HR. Abu Dawud, at-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad).
Mumpung kita masih Allah pertemukan dengan
bulan mulia ini, jangan sia-siakan kesempatan ini datang, belum tentu tahun
depan kita bertemu lagi atau tidak, bisa jadi bulan dzulhijjah kali ini
merupakan pertemuan terakhir kita. Sekali berjumpa, lakukan yang terbaik untuk
berbuat amal sholeh.
Keempat, Ibadah Qurban.
Sejak tanggal 10 Dzulhijjah hingga 13
Dzulhijjah (hari-hari tasyrik) ini kita dianjurkan untuk berquban karena
perintah qurban adalah perintah yang langsung dari Allah swt setiap tahun sekali
bukan perintah seumur hidup sekali. Maka berbahagialah orang-orang yang pada
tanggal 10-13 Dzulhijjah bisa melakukan ibadah qurban. Karena Inilah
keuntungannya :
Pertama, Allah Siapkan الْكَوْثَر (al-kautsar).
Tafsir Ibnu Katsir memberikan makna الْكَوْثَر adalah sungai di
Surga. Anas bin Malik berkata bahwa Rasulullah saw bersabda,
دخلتُ الجنةَ ، فإذا أنَا بِنهرٍ
حافَّتاهُ خِيامُ اللُؤْلُؤِ ، فضَرَبْتُ بيدِي إلى ما يجرِى فيه الماءُ ، فإذا
مِسكٌ أذْفَرُ ، فقُلتُ : ما هذا يا جبريلُ ؟ قال : هذا الكوثَرُ الذي أعطاكَه
اللهُ
“Aku masuk Surga, tiba-tiba aku ada di sebuah
sungai yang pinggirannya adalah tenda-tenda mutiara. Aku tepukkan tanganku ke
air yang sedang mengalir ternyata ia minyak kasturi yang bagus. Aku bertanya,
“Apa ini wahai Jibril?” Dia menjawab, “Ini adalah الْكَوْثَر yang Allah berikan
kepadamu.” (HR.
Bukhori Muslim).
Abu Ubaidah berkata, “Aku bertanya kepada
Aisyah tentang firman Allah اِنَّآ اَعْطَيْنٰكَ
الْكَوْثَرَ lalu dia menjawab,
itu adalah sungai yang diberikan kepada Nabi kalian. Kedua pinggirannya adalah
Mutiara yang berlubang. Wadahnya sebanyak bintang dilangit.” (HR. Bukhori).
Demekian juga Ibnu Abbas dan Said bin Jubair
menafsirkan الْكَوْثَر adalah
kebaikan (nikmat) yang banyak termasuk kebaikan nikmat di dunia dan akhirat.
Jika kita sudah diberikan oleh Allah karunia
yang berlimpah, rezeki yang banyak, sudah sukses, kendaran dan kontrakan sudah
berbaris, jangan lupa terhadap kepada Sang Pemberi rezeki
yaitu Allah swt yang telah menitipkannya kepada kita. Rasa syukur
atas karunia Allah dan rezeki berlimpah itu yang setiap kali kita pinta dalam
doa-doa kita. Maka,
Pertama, lakukanlah dengan memperbnyak ibadah
lewat fisik berupa sholat, baik sholat yang wajib maupun yang sunah, sesuai
perintah Allah
فَصَلِّ لِرَبِّكَ
“Maka laksanakanlah shalat karena Tuhanmu.”
Kedua, وَانْحَرْ “berkurbanlah
(sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah)”. Beribadahlah lewat harta
yang tidak semua orng bisa lakukan, qurban termasuk ibadah lewat harta, jika
sudah sukses jangan pelit berbagi karena pada hakekatnya harta dan kekayaan
adalah titipan bukan milik kita abadi, banyak orang yang dulu sukses lalu lupa
Allah sekarang jatuh miskin. Karenanya semakin sering berbagi, Allah semakin
tambah sayang, hartapun semakin bertambah. Selagi Allah beri rezeki kita, maka
bersegerahlah berqurban saat ini, belum tentu tahun akan datang
rezeki itu kembali datang, belum tentu pula kita masih berada di dunia ini.
Kedua,
Pahala Berqurban.
Qurban adalah pendekatan diri kita kepada
Allah, dengan berqurban akan membuat kita lebih dekat dengan Allah swt. Nabi
saw janjikan pahala yang berlimpah untuk orang-orang yang berqurban. Dari
Aisyah Nabi saw bersabda,
عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ النَّبِىَّ
صلى الله عليه وسلم قَالَ « مَا عَمِلَ ابْنُ آدَمَ يَوْمَ النَّحْرِ عَمَلاً
أَحَبَّ إِلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ مِنْ هِرَاقَةِ دَمٍ وَإِنَّهُ لَيَأْتِى
يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِقُرُونِهَا وَأَظْلاَفِهَا وَأَشْعَارِهَا وَإِنَّ الدَّمَ
لَيَقَعُ مِنَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ بِمَكَانٍ قَبْلَ أَنْ يَقَعَ عَلَى الأَرْضِ
فَطِيبُوا بِهَا نَفْسًا »
“Tidaklah pada hari nahr manusia beramal suatu
amalan yang lebih dicintai oleh Allah daripada mengalirkan darah dari hewan
qurban. Ia akan datang pada hari kiamat dengan tanduk, kuku, rambut hewan
qurban tersebut. Dan sungguh, darah tersebut akan sampai kepada (ridha) Allah
sebelum tetesan darah tersebut jatuh ke bumi, maka bersihkanlah jiwa kalian
dengan berkurban.” (HR.
Ibnu Majah dan Tirmidiz).
Dari Abu Daud dari Zaid bin Arqam dia berkata,
Para sahabat Rasulullah saw bertanya,
عَنْ أَبِى دَاوُدَ عَنْ زَيْدِ
بْنِ أَرْقَمَ قَالَ قَالَ أَصْحَابُ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَا
رَسُولَ اللَّهِ مَا هَذِهِ الأَضَاحِىُّ قَالَ « سُنَّةُ أَبِيكُمْ إِبْرَاهِيمَ
». قَالُوا فَمَا لَنَا فِيهَا يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ « بِكُلِّ شَعَرَةٍ
حَسَنَةٌ ». قَالُوا فَالصُّوفُ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ « بِكُلِّ شَعَرَةٍ
مِنَ الصُّوفِ حَسَنَةٌ ».
“Wahai Rasulullah, apakah maksud dari
hewan-hewan kurban seperti ini?” beliau bersabda: “Ini merupakan sunnah
(ajaran) bapak kalian, Ibrahim.” Mereka bertanya, “Wahai Rasulullah, lantas apa
yang akan kami dapatkan dengannya?” beliau menjawab: “Setiap rambut terdapat
kebaikan.” Mereka berkata, “Bagaimana dengan bulu-bulunya wahai Rasulullah?”
Beliau menjawab: “Dari setiap rambut pada bulu-bulunya terdapat suatu
kebaikan.” (HR.
Ibnu Majah).
مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ
رَحِمَكُمُ الله
Bersegeralah melakukan kebaikan dibulan mulia
ini selagi kita mampu, mumpung kita masih hidup, bisa jadi tahun depan
kita sudah berada disisiNya, mumpung masih Allah beri rezeki, belum
tentu tahun akan datang kita sudah tidak berdaya.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي
الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ
وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلْ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنّهُ هُوَ
السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ. فَاسْتَغْفِرُوْا اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْم
uanuan