Khutbah Jumat (Edisi 160 Tema : “Ber’azam Ingin Merayakan Maulid Nabi saw”
khutbah-jumat
Wafizs
Al-Amin Center
“Berbagi Cahaya Diatas Cahaya”
Khutbah Jumat (Edisi 160 Tema :
“Ber’azam
Ingin Merayakan Maulid Nabi saw”
Oleh : Nur Anwar Amin (adjie nung)
Alumni Universitas Al-Azhar Mesir, Alumni Pondok Pesantren Attaqwa KH.Noer Alie
Bekasi dan Ketua Yayasan Wafizs Al-Amin Center Bekasi. Mohon Kirim
Donasi Anda : Zakat, Infaq, sedekah & Wakaf untuk Pembangunan
Asrama Yatim & Dhuafa ke No. Rek.7117.8248.23 (BSI) a.n. Yayasan Wafizs
Al-Amin Center. Donasi Anda sangat membantu meringankan beban mereka.
WA : +628161191890
klik aja adjie nung di Link YouTube, Instagram & Facebook
Khutbah ini disampaikan di Masjid JAMl’ ATTAQWA Ujungharapan Bahagia Babelan
Kab. Bekasi. Jumat, 28 September2024 M/24 R. Awwal 1446 H.
الْحَمْدُ
لِله الَّذِي أَكْرَمَنَا بِمَوْلِدِ أَشْرَفِ الْأَنْبِيَاءِ، وَأَرْسَلَ
مُحَمَّدًا صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَشِيرًا وَنَذِيرًا، وَدَاعِيًا
إِلَى اللَّهِ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُنِيرًا
أَشْهَدُ
أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ
سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
اللَّهُمَّ
فَصَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَحَبِيبِنَا وَشَفِيعِنَا
وَقُرَّةِ أَعْيُنِنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ أَعْظَمِ الْمَخْلُوقَاتِ وَزِينَةِ
الْأَشْفِيَاءِ، وَعَلَى آلِهِ الْأَتْقِيَاءِ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ
مِنْ عَوَامِّ النَّاسِ وَجَمِيعِ الْعُلَمَاءِ. أَمَّا بَعْدُ
مَعَاشِرَ
الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله
Masih
dibulan mulia, bulan dilahirkan manusia yang paling termulia, siapa saja yang
telah mencurahkan tenaga, fikiran dan hartanya untuk Rasulullah saw pasti akan
mendapatkan kemuliaan itu. di bulan Rabiul Awal ini seluruh antero penjuru
dunia ramai meluapkan kebahagiannya, menyambut kelahiran sang pembawa rahmatan
lil’alamin. Kenapa kita semua umat islam bersukacita, berbahgia dan bergembira
menyambut dan merayakan kelahiran Nabi Muhammad saw.? Jawabannya adalah karena
:
Pertama,
Hidup Itu Hanya Sekali.
Kesempatan
hidup itu hanya satu kali datang, waktu tidak bisa berulang, bulan Rabiul Awal
hanya satu kali datang dalam setahun, tahun depan bulan mulia ini bisa jadi
datang lagi namun belum tentu kita dan tidak ada jaminan apakah ajal kita masih
Allah pertemukan di tahun depan?
لَنْ تَرْجِعَ الأَياَّمُ الَّتِيْ مَضَتْ
"Tidak
akan pernah kembali hari-hari (waktu) yang telah berlalu." (Maqalah).
Mumpung
lagi Allah swt beri kesempatan berjumpa dengan bulan Robiul Awal, mari kita
tata hati kita, sucikan diri, bersihkan dangan cahaya Rasul untuk mengikuti
sunahnya, banyak menyebut namanya dan banyak-banyak bersholawat kepadanya.
فَمَنْ كَانَ أَكْثَرَهُمْ عَلَىَّ صَلاَةً
كَانَ أَقْرَبَهُمْ مِنِّى مَنْزِلَةً
“Barangsiapa
yang banyak bershalawat kepadaku, dialah yang paling dekat denganku pada hari
kiamat nanti.” (HR. Baihaqi).
Kedua, Nabi saw
Itu Cahaya.
Nabi
Muhammad saw itu sebagai cahaya telah Allah abadikan dalam al-quran. FirmanNya,
يٰٓاَيُّهَا النَّبِيُّ اِنَّآ اَرْسَلْنٰكَ
شَاهِدًا وَّمُبَشِّرًا وَّنَذِيْرًاۙ ٤٥
“Wahai Nabi (Muhammad), sesungguhnya Kami
mengutus engkau untuk menjadi saksi, pemberi kabar gembira, dan pemberi
peringatan.” (QS. Al-Ahzab : 45).
وَّدَاعِيًا اِلَى اللّٰهِ بِاِذْنِهٖ وَسِرَاجًا
مُّنِيْرًا ٤٦
“dan
untuk menjadi penyeru kepada (agama) Allah dengan izin-Nya serta sebagai pelita
yang menerangi.” (QS. Al-Ahzab :
46).
Karena
orang hidup itu butuh cahaya, waktu siang kita butuh cahaya matahari, waktu malam
kita butuh cahaya rembulan, untuk mendapatkan ridho Allah, meraih surga Allah
kita butuh cahaya Islam, cahaya itu ada pada cahaya diri Rasululloh saw, sehingga sangat pantas dan
sangat layak Rasulullah saw disebut
أَنْتَ شَمْسٌ أَنْتَ بَدْرٌ، أَنْتَ نُوْرٌ
فَوْقَ نُوْرٍ، أَنْتَ إِكْسِيْرٌ وَغَالِي، أَنْتَ مِصْبَاحُ الصُّدُوْرِ
“Engkau
bagai matahari, engkau bagai bulan purnama, engkau cahaya diatas cahaya, engkau
bagai emas murni, engkaulah pelita hati”
Nabi
saw itu bagai cahaya matahari yang menyinari kehidupan, tanpa cahaya matahari
semua manusia, tumbuh-tumbuhan sampai binatang melata pun tidak akan bisa hidup.
Begitupun kita sangat butuh cahaya Rasulullah
saw, dengan adanya cahaya Rasul maka hadirlah cahaya islam, hadirlah cahaya
kebenaran, cahaya yang menuntun kita menuju surga.
Nabi
itu bagai rembulan yang dapat menyinari gelapnya malam, semua makhluk hidup
tanpa cahaya rembulan dan bintang-bintang di langit tidak mungkin bisa
beraktifitas, dunia terasa gelap gulita. Begitu juga kita butuh cahaya Rasulullah
saw karena dalam diri Rasul ada cahaya ilmu, ilmu itu cahaya العلم نور yang mampu membukakan jalan dari gelapnya
kebodohan dan gelapnya kajahiliahan.
Senada
dengan firman Allah swt bahwa Rasulullah, engkaulah matahari, engkaulah
purnama”
قَدْ جَاۤءَكُمْ مِّنَ اللّٰهِ نُوْرٌ وَّكِتٰبٌ
مُّبِيْنٌۙ ١٥
“Sungguh,
telah datang kepadamu (utusan) cahaya dari Allah dan kitab suci yang jelas.” (QS. Al-Ma'idah : 15).
Makna
cahaya disini dalam tafsir جامع البيان عن التاويل
القران الطبري karya Abdullah Muhamad bin Ahmad
Al-Anshori Al-Qurthubi adalah Nabi Muhamad saw karena Rasul itu hadir diutus
oleh Allah kedunia ini untuk menerangi kebenaran setelah orang hidup di jaman
jahiliyah.
Dalam
tafsir الجامع لاحكام القران القرطبي karya
Abdullah Muhamad bin Ahmad Al-Anshori Al-Qurthubi dari ulama Andalusia.
Makna cahaya disini ada dua (1) cahaya islam (2) cahaya Nabi Muhammad saw
karena Rasul itu yang membawa islam.
Dibulan
Rabiul Awal inilah cahaya Rasulullah saw itu datang, maka sekali datang jangan
pernah disia-siakan agar kita juga mendapatkan cahaya itu dan mampu menjadikan
diri kita juga bercahaya ada doa Nabi saw yang selalu beliau pinta, agar
dijadiakn hati, pendengaran, penglihatan, ucapan kita, termasuk batin dan diri
kita disempurnakan cahaya dari Allah swt.
رَبَّنَآ اَتْمِمْ لَنَا نُوْرَنَا وَاغْفِرْ
لَنَاۚ اِنَّكَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ ٨
“Ya
Tuhan kami, sempurnakanlah untuk kami cahaya kami dan ampunilah kami.
Sesungguhnya Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu.” (QS. At-Tahrim : 8).
اللَّهُمَّ اجْعَلْ فِى قَلْبِى نُورًا وَفِى
لِسَانِى نُورًا وَاجْعَلْ فِى سَمْعِى نُورًا وَاجْعَلْ فِى بَصَرِى نُورًا
وَاجْعَلْ مِنْ خَلْفِى نُورًا وَمِنْ أَمَامِى نُورًا وَاجْعَلْ مِنْ فَوْقِى
نُورًا وَمِنْ تَحْتِى نُورًا. اللَّهُمَّ أَعْطِنِى نُورًا
“Ya
Allah, berikanlah cahaya di hatiku, pendengaranku, penglihatanku, di
belakangku, di hadapanku, di atasku dan di bawahku. Ya Allah berikanlah aku cahaya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Jika
hati seseorang sudah bercahaya, maka hatinya menjadi bersih, hatinya tidak
pernah dengki dengan orang lain, tidak pernah hasud, tidak pernah iri dengan
kesuksesan orang lain, tidak pernah menyakiti, menzholimi bahkan memfitnah.
Ketiga, Kisah Seorang
Pemuda Berkuda.
وَحُكِيَ أَنَّهُ كَانَ فِيْ زَمَانِ
الْخَلِيْفَةِ عَبْدِ الْمَلِكِ بْنِ مَرْوَانَ شَابٌّ حَسَنُ الصُّورَةِ فِي
الشَّامِ، وَكَانَ يَلْهُو بِرُكُوبِ الْخَيْلِ، فَبَيْنَمَا هُوَ ذَاتَ يَوْمٍ
عَلَى ظَهْرِ حِصَانِهِ إِذْ أَجْفَلَ الْحِصَانُ وَحَمَلَهُ فِي سِكَكِ الشَّامِ،
وَلَمْ تَكُنْ لَهُ قُدْرَةٌ عَلَى مَنْعِهِ، فَوَقَعَ طَرِيقُهُ عَلَى بَابِ
الْخَلِيْفَةِ، فَصَادَفَ وَلَدَهُ وَلَمْ يَقْدِرِ الْوَلَدُ عَلَى رَدِّ
الْحِصَانِ فَصَدَمَهُ بِالْفَرَسِ وَقَتَلَهُ. فَوَصَلَ الْخَبَرُ إِلَى
الْخَلِيْفَةِ فَأَمَرَ بِإِحْضَارِهِ، فَلَمَّا أَنْ أَشْرَفَ إِلَيْهِ خَطَرَ
عَلَى بَالِهِ أَنْ قَالَ: إِنْ خَلَّصَنِي اللهُ تَعَالَى مِنْ هَذِهِ
الْوَاقِعَةِ أَعْمَلُ وَلِيْمَةً عَظِيْمَةً وَأَسْتَقْرِئُ فِيهَا مَوْلِدَ
النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. فَلَمَّا حَضَرَ قُدَّامَهُ وَنَظَرَ
إِلَيْهِ ضَحِكَ بَعْدَمَا كَانَ يُخْنِقُهُ الْغَضَبُ، فَقَالَ: يَا هَذَا
أَتُحْسِنُ السِّحْرَ؟ قَالَ: لَا وَاللهِ يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِيْنَ.
فَقَالَ: عَفَوْتُ عَنْكَ، وَلَكِنْ قُلْ لِي
مَاذَا قُلْتَ؟ قَالَ: قُلْتُ إِنْ خَلَّصَنِي اللهُ تَعَالَى مِنْ هَذِهِ
الْوَاقِعَةِ الْجَسِيْمَةِ أَعْمَلُ لَهُ وَلِيمَةً لِأَجْلِ مَوْلِدِ النَّبِيِّ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. فَقَالَ الْخَلِيْفَةُ: قَدْ عَفَوْتُ عَنْكَ،
وَهَذِهِ أَلْفُ دِينَارٍ لِأَجْلِ مَوْلِدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ، وَأَنْتَ فِي حِلٍّ مِنْ دَمِ وَلَدِيْ.
فَخَرَجَ الشَّابُّ وَعُفِيَ عَنِ الْقِصَاصِ
وَأَخَذَ أَلْفَ دِينَارٍ بِبَرَكَةِ مَوْلِدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّم
إعانة الطالبين على حل ألفاظ فتح المعين - أبو
بكر (المشهور بالبكري) عثمان بن محمد شطا الدمياطي الشافعي (ت 1310هـ) - دار الفكر
– الجزء 3 – الصفحة – 415
Di
negara Syam, hiduplah seorang pemuda yang rupawan pada masa Khalifah Abdul
Malik ibn Marwan. Suatu hari pemuda tersebut sedang bermain-main dengan menaiki
kudanya. Tiba-tiba kudanya berlari dengan kencang saat ia berada dipunggunya
sampai membawanya di sebuah jalan buntu di Kota Syam. Ia tidak mampu untuk
mengendalikan kudanya sehingga kudanya pun berada di jalan menuju pintu sang
khalifah.
Lalu
kudanya secara tiba-tiba berpapasan dengan purta Khalifah Abdul Malik. Ia pun
tidak mampu berpaling dari kuda tersebut dan akhirnya tertabrak dan meninggal
dunia. Kejadian ini pun sampai pada sang khalifah. Beliau meminta untuk
menghadirkan pemuda penunggang kuda itu. Ketika semakin dekat waktu pemuda itu
akan meghadap sang khalifah, tiba-tiba muncul dalam benaknya : "Bila Allah
menyelamatkanku dari peristiwa ini, aku akan membuat walimah yang besar dan aku
akan membaca maulid Nabi Muhammad saw di walimah itu."
Ketika
pemuda itu hadir di hadapan sang khalifah, sang khalifah pun memandanginya
kemudian beliau malah tertawa setelah sebelumnya menahan amarah. Sang khalifah bertanya heran: "Hai
pemuda, apakah engkau pandai menyihir?." "Tidak, demi Allah wahai
Amirul Mu'minin.", jawab pemuda itu.
Kemudian
sang khalifah berkata: "Engkau aku maafkan, tetapi katakan kepadaku apa
yang telah engkau ucapkan?." Ia pun
menjawab: "Aku berkata : "Bila Allah menyelamatkanku dari kecelakan
jiwa ini aku akan membuat walimah maulid Nabi saw."
Sang
khalifah berkata: "Sungguh aku telah memaafkanmu dan ambilah ini 100 dinar
untuk merayakan maulid Nabi. Dan engkau terbebaskan dari dam (denda) pembunuhan
anakku." Pemuda itupun keluar
dengan membawa 100 dinar dan terbebaskan dari qisas sebab berkah maulid Nabi
Muhammad saw.
Dari
kisah ini bisa diambil pelajarannya bahwa baru saja berazam (niat kuat) untuk
bikin acara maulid Nabi saw, rupanya Nabi saw sudah lebih dulu datang untuk
membantu dan menolong umatnya dari kesulitan besar yang dihadapinya, Nabi saw
benar-benar datang memberikan syafa’at untuk siapa saja umatnya yang cinta
kepadanya. Maka dari itu jangan pernah lelah untuk selalu ikuti Nabi saw pasti
akan datang pertolong, kasih sayang dan ampunan Allah swt. Firman Allah swt
قُلْ اِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ اللّٰهَ
فَاتَّبِعُوْنِيْ يُحْبِبْكُمُ اللّٰهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْۗ وَاللّٰهُ
غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ ٣١
Katakanlah
(Nabi Muhammad), “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah akan
mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.” (QS. Ali 'Imran :
31).
Sebagian
ahli hikmah mengatakan, ‘Yang hebat itu bukan engkau mencintai Allah tapi
bagaimana engkau dicintai Allah’.
مَعَاشِرَ
الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله
Bulan
Rabiul Awal akan berlalu meninggalkan kita, namun cinta kita kepada Nabi saw
jangan pernah pudar, tiap saat Nabi saw selalu dalam hati dan lisan kita karena
hanya Nabi saw yang bisa membatu memberikan syafaatnya di yaumil qiyamah
kelak.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي
الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ
وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلْ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنّهُ هُوَ
السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ. فَاسْتَغْفِرُوْا اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْم
uanuan