WANITA ISTIMEWA Dari SUKATANI Bekasi Diawal Kemerdekaan Bangsa

WANITA ISTIMEWA Dari SUKATANI Bekasi Diawal Kemerdekaan Bangsa

 Wanita Istimewa dari Sukatani

Oleh : Habibullah Amin


Malam ini malam istimewa, bukan hanya karena dibulan dan tanggal istimewa. Bertempat dirumahnya  meski sudah jam 10 malam namun pembicaraan diantara kami makin hangat, ditemani oleh cucunya yang cantik Icha. Rumahnya persis dibelakang polsek Sukatani, namanya Siti Syeho, anak tertua dari Hj Marhamah bin H Anwar bin H Layu adiknya KH  Noer Ali bin H Anwar bin H Layu. 20/04/2022


Dikeluarga besar H Anwar bin H Layu beliau yang tertua, umurnya sudah mencapai 83 tahun. Karena lahir ditahun 1939 hari kamis bulan Ramadhan. Hebatnya  meski umurnya sudah tak muda lagi, beliau mampu membaca Al Quran 3 juz dalam 1 harii Ia pun membiasakan solat subuh dan magrib sampai isya di masjid, terkadang solat malampun dimasjid. Ada puluhan jamaah wanita yang biasa menemaninya.


Hebatnya lagi pendengaran dan penglihatannya masih sempurna, meski kelemahannya terkadang suka datang penyakit lupa. Fisiknya masih Ok bangat untuk jalan kemana mana, terbukti sering kali pergi seorang diri menengok anaknya di Bogor tanpa pamit dan tak ditemani siapupun,  karena pasti dimarahi anak anaknya. Ia juga pernah jam 11 malam seorang diri diterminal Serang Banten, sehabis ada keperluan di daerah Malingping. Akhirnya ia minta tolong seorang tentara untuk mengantarnya naik bus jurusan Bekasi Serang.


Teman teman seangkatan sudah lama meninggalkannya pindah alam,  diantara putri tertua KH Noer Ali, Hj Farida dan putri H Moerdani, Hj Fatima. Diawal kemerdekaan bangsa ini, ia pun aktif mempertahankan kemerdekaan negeri tercintah. Diantaranya dengan jalan menemani pamannya. KH Noer Ali melawan bangsa kapir penjajah Belanda.


Saat KH Noer Ali menjalankan perang gerliya, melewati Kedaung, Pondok Soga, Batu Jaya, Siti Syeho ada didalamnya,  meski saat pasukan KH Noer Ali  terus bergerilya menuju Banten, ia tidak ikut serta. Karena disuruh mundur dan pulang kerumah orang tuanya, dibelakang pasar Tambun. Ia juga ada saat KH Noer Ali dan anak buahnya M Hasibuan di Pisangan Lama Jakarta, sebelum pergi ke Bandung untuk persiapan mengadakan Rapat Konstituante di Alun alun Bekasi pada tanggal  17 Januari 1950,  yang dihadiri 25.000 masa dari berbagai wilayah Bekasi.


Rapat Akbar ini mendekrelarasikan resolusi yang menyatakan penyerahan kekuasaan pemerintah Federal kepada Republik Indonesia. Pengembalian seluruh Jawa Barat kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia. KH Noer Alie bersama Lukas Kustaryo menuntut agar nama kabupaten Jatinegara diubah menjadi Kabupaten Bekasi. Tuntutan tersebut diterima oleh Perdana Menteri Muhammad Natsir, sehingga pada 15 Agustus 1950 terbentuklah Kabupaten Bekasi di Jatinegara, serta selanjutnya dimasukkan ke dalam wilayah Provinsi Jawa Barat.


Siti Syeho salah satu tugasnya adalah mempersiapkan busana KH Noer Ali, ada hal menarik yang masih amat ia ingat sampai malam ini, saat menggosok  baju putih KH Noer Ali dengan menggunakan teriskaan arang, tanpa sengaja baju putihnya menjadi kuning karena terlalu lama digosok, akhirnya oleh M Hasibuan disiapkan baju putih baru, karena terasa menganggu.


Tak banyak rasanya yang mencapai umur 83 tahun, namun dengan keadaan seperti beliau. Sungguh benar benar Wanita Istimewa. Karena ia adalah Pelaku dan Saksi SEJARAH KEMERDEKAAN yang masih ada


Mohon maaf bila tak layak & tak sopan