I'tikaf : Teman Setia dan Penolong HANYA Al-Quran

I'tikaf : Teman Setia dan Penolong HANYA Al-Quran

 I'tikaf : Teman Setia dan Penolong  HANYA Al-Quran

Oleh : Nur Anwar Amin (adjie nung)

Alumni Universitas Al-Azhar Mesir, Alumni Pondok Pesantren Attaqwa KH.Noer Alie Ujungharapan Bekasi 


Mari selalu kita baca do'a ini saat selesai membaca Al-quran, kandungan doa ini sangat dahsyat dan  sungguh sangat menyelamatkan. Karena kita selama 10 hari yang paling banyak menemani kita adalah al-quran, kita minta dirahmati dengan al-quran, kita minta al-quran dijadikan sebagai imam, sebagai cahaya dan petunjuk bagi kita. 

اَللَّهُمَّ ارْحَمْنِا بِاْلقُرْآنْ, وَاجْعَلْهُ لنا إِمَامًا وَنُوْرًا وَهُدًا وَرَحْمَةْ, أَللَّهُمَّ ذَكِّرْنا مِنْهُ مَا نَسِيْنا وَعَلِّمْنِا مِنْهُمَا جَهلنا وَارْزُقْنِا تِلاَوَتَهُ آنَاءَ الْلَيْلِ وَأَطْرَافَ النَّهَارْ وَاجْعَلْهُ لنا حُجَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمْيِنَ.

"Ya Allah rahmatilah kami dengan al Qur’an, jadikanlah Al Qur’an bagi kami sebagai panutan, cahaya, petunjuk dan rohmat. Ya Alloh ingatkan-lah kami andaikan terlupa dari ayat-ayat Al Qur’an, ajarkan kami dari padanya yang kami belum tahu, karuniakanlah kami untuk bisa membaca Al Qur’an di tengah malam dan siang hari jadikanlah Al Qur’an bagi kami sebagai pedoman Wahai Tuhan semesta alam."


karena seseorang yang bersama al-quran pasti selamat, ia tidak akan tersesat dan ia pasti akan diberikan petunjuk dari Allah swt, dimana Rasulullah saw saat menjelang ajalnya berwasiat kepada umatnya.

تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا : كِتَابَ اللهِ وَ سُنَّةَ رَسُوْلِهِ

“Aku telah tinggalkan pada kalian dua perkara, kalian tidak akan tersesat selama berpegang kepada keduanya, (yaitu) Kitab Allah dan Sunnah RasulNya”. (HR. Malik, Baihaqy).


Disepuluh terakhir ramadhan ini sunnah muakkadah untuk beri'tikaf sebagai rutinitas yang Nabi saw selalu lakukan sampai beliau tutup mata.

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ: أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم كَانَ يَعْتَكِفُ اَلْعَشْرَ اَلْأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ, حَتَّى تَوَفَّاهُ اَللَّهُ, ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِهِ. مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata bahwasanya “Nabi saw biasa beri’tikaf di sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan hingga beliau diwafatkan oleh Allah. Lalu istri-istri beliau beri’tikaf setelah beliau wafat”. (HR. Bukhari dan Muslim).



Kesungguhan Nabi saw di sepuluh terakhir ramadhan melebihi kesungguhannya dihari-hari lain sehingga Nabi saw rela meninggalkan istri-istrinya (tidak berjima') karena kesungguhanya mengisi di sepuluh terakhir dan Nabi saw juga pernah mencoba beri'tikaf disepuluh hari pertama dan kedua ramadhan. Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata,

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَجْتَهِدُ فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مَا لاَ يَجْتَهِدُ فِى غَيْرِهِ

“Rasulullah saw sangat bersungguh-sungguh pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan melebihi kesungguhan beliau di waktu yang lainnya.” (HR. Muslim).


Ibnu Hajar Al-Asqolani dalam kitab Bulughul Marom, menyebutkan hadist dari ‘Aisyah ra,

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ: كَانَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم إِذَا دَخَلَ اَلْعَشْرُأَيْ: اَلْعَشْرُ اَلْأَخِيرُ مِنْ رَمَضَانَ شَدَّ مِئْزَرَهُ, وَأَحْيَا لَيْلَهُ, وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ.مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

Dari ‘Aisyah ra, ia berkata, “Rasulullah saw biasa ketika memasuki 10 Ramadhan terakhir, beliau bersungguh-sungguh dalam ibadah (untuk menjauhi istri-istrinya dari berjima’), menghidupkan malam-malam tersebut dengan ibadah, dan membangunkan istri-istrinya untuk beribadah.” Muttafaqun ‘alaih. (HR. Bukhari no. 2024 dan Muslim). 


Al-Quran Bukti Sebagai Penolong Saat Beri'tikaf :


Pertama, Di Alam Kubur.

Setiap seseorang yang mati pasti akan melalui peroses masuk keliang kubur, ujian pertama yang harus dihadapi adalah bertjumpa dengan dua malaikat Munkar dan Nakir dan al-quran sebagai bukti jawaban yang benar-benar dijadikan imam, imam yang baik adalah yang pandai membaca al-quran, pandai memahami maknanya, mampu menghafalnya dan benar-benar dijadikan undang-undang selama hidup di dunia. Pasti akan mudah menjawab 6 pertanyaan dua malaikat itu selama kita sungguh-sungguh mengisi di sepuluh terakhir ramadhan saat beri'tikaf ini karena semua enam pertanyaan itu menjadi rutinitas dilakukan para jamaah mu'takifin.

فَإذَا سَأَلَاكَ (سَأَلَاكِ) مَنْ رَبُّكَ (رَبُّكِ) وَمَنْ نَبِيُّكَ (نَبِيُّكِ) وَمَا دِينُكَ (دِينُكِ) وَمَا قِبْلَتُكَ (قِبْلَتُكِ) وَمَا إِمَامُكَ (إِمَامُكِ) وَمَنْ إخْوَانُكَ (إخْوَانُكِ) فَقُلْ (فَقُولِي) لَهُمَا بِلِسَانٍ فَصِيحٍ وَاعْتِقَادٍ صَحِيحٍ، اَللهُ رَبِّي وَمُحَمَّدٌ نَبِيِّـي وَالْإِسْلَامُ دِينِي وَالْكَعْبَةُ قِبْلَتِي وَالْقُرْأٰنُ إِمَامِي وَالْمُسْلِمُونَ وَالْمُؤْمِنُونَ إخْوَانِيK


Pertama, مَنْ رَبُّكَ  (siapa Tuhanmu?) dengan mudah ia menjawab اَللهُ رَبِّي (Allah Tuhan ku) karena ia terbiasa  menyebut Allah minimalnya 68 kali dalam sehari semalam ia melakukan sholat denga diawali takbir.


Kedua, وَمَنْ نَبِيُّكَ (siapa Nabi mu) ia menjawab وَمُحَمَّدٌ نَبِيِّـي (Muhammad Nabi ku) karena pasti setiap sholat kita menyebut nama Nabi Muhammad berulangkali bahkan sampai di tahiyyat akhir kita sebut pula sholawat Ibrohimiyah.


Ketiga, وَمَا دِينُكَ (apa agamamu) dengan mudah ia menjawa وَالْإِسْلَامُ دِينِي (islam agamaku) karena hanya agama islam sholat ada, dan sholat pula adalah ibadah pembeda dengan agama-agama lain.


Keempat, وَمَا قِبْلَتُكَ (apa kiblatmu) ia menjawab وَالْكَعْبَةُ قِبْلَتِي (ka'bah kiblatku) karena setiap melaksankan sholat pasti menghadap kiblat, kebiasaan ini akan memudahkan menjawab pertanyaan.


Kelimaوَمَا إِمَامُكَ (apa imammu) ia menjawab وَالْقُرْأٰنُ إِمَامِي (al-quran imamku) al-quran datang menolong sebagai jawaban yang benar karena al-quran sering dibaca, difahami dan diamalkan, moment seperti ini hanya bisa kita lakukan saat kita beri'tikaf di sepuluh terakhir ramdhan.


Keenam, وَمَنْ إخْوَانُكَ (siapa saudaramu) jawabanya adalah وَالْمُسْلِمُونَ وَالْمُؤْمِنُونَ إخْوَانِي (muslimin mu'minin adalah saudaraku) mereka itulah orang-orang yang satu shaf barisan saat sholat berjamaah dan kegiatan yang pasti dilakukan para jamaah mu'takifin adalah selalu sholat berjamaah lima waktu dan ba'diyah dan qobliyahpu dikerjakan dengan sempurna.


I'tikaf akan menjadi saksi dihadapan Allah swt dan akan mampu memudahkan proses demi proses saat kita berada di alam kubur sebelum dibangkitkan pada hari kiamat kelak, jika sudah mengetahui betapa i'tikaf ini media untuk menolong kita, niatkan selalu beri'tikaf disepanjang tahun sama seperti Nabi saw selalu beri'tikaf sampai mati memisahkannya.

Kedua Al-Quran Pemberi Syafaat.

Selama beri'tikaf dilakukan pada bulan ramadhan yang pasti para mu'takifin dalam keadaan berpuasa dan teman setia atau rutinitas yang dikerjakan adalah membaca dan mengajarkan al-quran sehingga amaliyah ini yang akan menolong kita sebagai syafa'at saat mendapatkan kesulitan pada hari kiamat nanti. Rasulullah saw bersabda,


ﺍﻟﺼِّﻴَﺎﻡُ ﻭَﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥُ ﻳَﺸْﻔَﻌَﺎﻥِ ﻟِﻠْﻌَﺒْﺪِ ﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟْﻘِﻴَﺎﻣَﺔِ، ﻳَﻘُﻮﻝُ ﺍﻟﺼِّﻴَﺎﻡُ : ﺃَﻱْ ﺭَﺏِّ، ﻣَﻨَﻌْﺘُﻪُ ﺍﻟﻄَّﻌَﺎﻡَ ﻭَﺍﻟﺸَّﻬَﻮَﺍﺕِ ﺑِﺎﻟﻨَّﻬَﺎﺭِ، ﻓَﺸَﻔِّﻌْﻨِﻲ ﻓِﻴﻪِ، ﻭَﻳَﻘُﻮﻝُ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥُ : ﻣَﻨَﻌْﺘُﻪُ ﺍﻟﻨَّﻮْﻡَ ﺑِﺎﻟﻠَّﻴْﻞِ، ﻓَﺸَﻔِّﻌْﻨِﻲ ﻓِﻴﻪِ، ﻗَﺎﻝَ : ﻓَﻴُﺸَﻔَّﻌَﺎﻥِ

"Amalan puasa dan membaca Al-Qur’an akan memberi syafa’at bagi seorang hamba di hari kiamat. Puasa berkata: Wahai Rabb, aku telah menahannya dari makan dan syahwat di siang hari, maka izinkanlah aku memberi syafa’at kepadanya. Dan Al-Qur’an berkata: Aku menahannya dari tidur di waktu malam, maka izinkanlah aku memberi syafa’at kepadanya, maka keduanya pun diizinkan memberi syafa’at.” (HR. Ahmad).


 Ketiga, Ibadah Paling Afdhol.

Saat melakukan ibadah carilah ibadah yang terbaik, dan salah satu ibadah terbaik adalah senantiasa membaca al-quran, dimana banyak orang yang malas membacanya padahal pahala yang didapatkan itu berlipat dan dihitung setiap huruf yang dibacanya.

قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَفْضَلُ عِبَادَةِ أُمَّتِي قِرَاءَةُ الْقُرْآنِ

Rasulullah saw bersabda, “Sebaik-baiknya ibadah umatku adalah membaca Al-Qur’an.” (HR. al-Baihaqi).


Keempat, Manusia Terbaik.

Syarat mutlak yang harus ditempuh seseorang yang mengaji al-quran adalah talaqqi (berhadapan langsung) antara guru dan murid, methode pembelajaran yang berbeda dengan materi lain al-quran memiliki syarat tersendiri karena tanpa talaqqi tidak akan mendapatkan hasil yang maksimal dan ketika proses itu ditempuh akan menjadi manusia terbaik yang Rasulullah saw sebutkan dalam hadistnya. Lagi-lagi dalam proses seperti ini sangat dirasakan manfaatnya saat beri'tikaf disepuluh hari terakhir ramadhan.

ﺧَﻴْﺮُﻛُﻢْ ﻣَﻦْ ﺗَﻌَﻠَّﻢَ ﺍْﻟﻘُﺮْﺁﻥَ ﻭَﻋَﻠَّﻤَﻪُ 

"Sebaik-baik orang di antara kamu adalah orang yang belajar Al Qur’an dan mengajarkannya." (H.R. Bukhari).


Kelima, Perdagangan Yang Pasti Untung.

Setiap pedagang pasti yang yang dicari adalah keuntungan, dan pekerjaan yang pasti untung dan tidak akan pernah merugi  itu adalah membaca al-quran, kenapa pekerjaaan yang nyata-nyata Allah Swt sebutkan pasti untungbanyak yang meninggalkan perdagangan ini?. dana moment i'tikaf selalu memberikan kesempatan untuk kita digembleng menjadi pedagang yang pasti selalu untung, karena teman setia mu'takifin adalah bertadarrus al-quran. Allah swt berfirman:

إِنَّ ٱلَّذِينَ يَتۡلُونَ كِتَٰبَ ٱللَّهِ وَأَقَامُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَأَنفَقُواْ مِمَّا رَزَقۡنَٰهُمۡ سِرّٗا وَعَلَانِيَةٗ يَرۡجُونَ تِجَٰرَةٗ لَّن تَبُورَ

"Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah (Al-Qur`ān), mendirikan salat, dan menginfakkan sebagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepadanya dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perdagangan yang tidak akan rugi." (QS. Fatir (35): 29).