Sholat TASBIH : KEUTAMAAN dan TATA CARANYA

Sholat TASBIH : KEUTAMAAN dan TATA CARANYA

 

Sholat TASBIH :
Oleh : Nur Anwar Amin (adjie nung)
Alumni Universitas Al-Azhar Mesir, Alumni Pondok Pesantren Attaqwa KH.Noer Alie Ujungharapan Bekasi dan Ketua Yayasan Wafizs Al-Amin Center Bekasi Jawa Barat. WA : 08161191890

Assalamualaikum wr.wb Pak Ustadz Nung biasa saya memanggilnya, Umi mohon dijelaskan tentang keutamaan sholat Tasbih. terimaksih. 

(Umi Usth Hj.Alawiyah ini istri tuan guru almaghfurlah KH. Moch.Rosyidi HS, beliau tinggal di Kp.  Kebalen, Kel. Kebalen Kec.Babelan Kab.Bekasi Jawa Barat).

Jawaban :

Walaikumsalam wr.wb.

Ya Allah Umi sehat selalu ya, saya mohon maaaf banget baru sempet menjawab pertanyaan Umi, semoga jawaban ini ada manfaatnya ya Umi.


Pertama, Kutamaan dan Tata Cara Sholat Tasbih.

Dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah saw berkata kepada ‘Abbas bin Abdul Mutthalib,

يَا عَبَّاسُ يَا عَمَّاهُ أَلاَ أُعْطِيكَ أَلاَ أَمْنَحُكَ أَلاَ أَحْبُوكَ أَلاَ أَفْعَلُ بِكَ عَشْرَ خِصَالٍ إِذَا أَنْتَ فَعَلْتَ ذَلِكَ غَفَرَ اللَّهُ لَكَ ذَنْبَكَ أَوَّلَهُ وَآخِرَهُ قَدِيمَهُ وَحَدِيثَهُ خَطَأَهُ وَعَمْدَهُ صَغِيرَهُ وَكَبِيرَهُ سِرَّهُ وَعَلاَنِيَتَهُ عَشْرَ خِصَالٍ أَنْ تُصَلِّىَ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ تَقْرَأُ فِى كُلِّ رَكْعَةٍ فَاتِحَةَ الْكِتَابِ وَسُورَةً فَإِذَا فَرَغْتَ مِنَ الْقِرَاءَةِ فِى أَوَّلِ رَكْعَةٍ وَأَنْتَ قَائِمٌ قُلْتَ سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ خَمْسَ عَشْرَةَ مَرَّةً ثُمَّ تَرْكَعُ فَتَقُولُهَا وَأَنْتَ رَاكِعٌ عَشْرًا ثُمَّ تَرْفَعُ رَأْسَكَ مِنَ الرُّكُوعِ فَتَقُولُهَا عَشْرًا ثُمَّ تَهْوِى سَاجِدًا فَتَقُولُهَا وَأَنْتَ سَاجِدٌ عَشْرًا ثُمَّ تَرْفَعُ رَأْسَكَ مِنَ السُّجُودِ فَتَقُولُهَا عَشْرًا ثُمَّ تَسْجُدُ فَتَقُولُهَا عَشْرًا ثُمَّ تَرْفَعُ رَأْسَكَ فَتَقُولُهَا عَشْرًا فَذَلِكَ خَمْسٌ وَسَبْعُونَ فِى كُلِّ رَكْعَةٍ تَفْعَلُ ذَلِكَ فِى أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ إِنِ اسْتَطَعْتَ أَنْ تُصَلِّيَهَا فِى كُلِّ يَوْمٍ مَرَّةً فَافْعَلْ فَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ فَفِى كُلِّ جُمُعَةٍ مَرَّةً فَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ فَفِى كُلِّ شَهْرٍ مَرَّةً فَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ فَفِى كُلِّ سَنَةٍ مَرَّةً فَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ فَفِى عُمُرِكَ مَرَّةً

“Wahai Abbas, wahai pamanku, sukakah paman, aku beri, aku karuniai, aku beri hadiah istimewa, aku ajari sepuluh macam kebaikan yang dapat menghapus sepuluh macam dosa? Jika paman mengerjakan ha itu, maka Allah akan mengampuni dosa-dosa paman, baik yang awal dan yang akhir, baik yang telah lalu atau yang akan datang, yang di sengaja ataupun tidak, yang kecil maupun yang besar, yang samar-samar maupun yang terang-terangan. Sepuluh macam kebaikan itu ialah; “Paman mengerjakan shalat empat raka’at, dan setiap raka’at membaca Al Fatihah dan surat, apabila selesai membaca itu, dalam raka’at pertama dan masih berdiri, bacalah; “Subhanallah wal hamdulillah walaa ilaaha illallah wallahu akbar (Maha suci Allah, segala puji bagi Allah, tidak ada ilah selain Allah dan Allah Maha besar) ” sebanyak lima belas kali, lalu ruku’, dan dalam ruku’ membaca bacaan seperti itu sebanyak sepuluh kali, kemudian mengangkat kepala dari ruku’ (i’tidal) juga membaca seperti itu sebanyak sepuluh kali, lalu sujud juga membaca sepuluh kali, setelah itu mengangkat kepala dari sujud (duduk di antara dua sujud) juga membaca sepuluh kali, lalu sujud juga membaca sepuluh kali, kemudian mengangkat kepala dan membaca sepuluh kali, Salim bin Abul Ja’d jumlahnya ada tujuh puluh lama kali dalam setiap raka’at, paman dapat melakukannya dalam empat raka’at. Jika paman sanggup mengerjakannya sekali dalam sehari, kerjakanlah. Jika tidak mampu, kerjakanlah setiap jum’at, jika tidak mampu, kerjakanlah setiap bulan, jika tidak mampu, kerjakanlah setiap tahun sekali. Dan jika masih tidak mampu, kerjakanlah sekali dalam seumur hidup.” (HR. Abu Daud).


Amalan sholat Tasbih merupakan hadiah Rasulullah saw untuk pamannya yang bernama Abbas, keutamaannya sangat luar biasa, sampai-sampai Rasulullah menganjurkan untuk dikerjakan afdholnya sholat sunat Tasbih 4 rokaat ini setiap hari sekali, jika belum sempat, lakukan setiap pekan, jika belum sempat, lakukan setiap bulan, jika belum sempat, lakukan setiap tahun dan jika belum sempat juga lakukan seumur hidup sekali. Meskipun dalam pandangan kitab fiqih hadist yang panjang tersebut dipandang sebagai hadist dhoif (lemah) namun para ulama Syafi'iyyah seperti Abu Muhammad Al-Baghawi dan Abul Mahasin Ar-Rayani menetapkan kesunahan sholat Tasbih ini. Ini ditutukan oleh Imam Nawawi dalam Al-Adzkar.


Tata Cara Sholat Tasbih.

Ibnu Hajar Al-Haitami di dalam kitabnya Al-Minhâjul Qawîm menuliskan: 

  و صلاة التسبيح وهي أربع ركعات يقول في كل ركعة بعد الفاتحة والسورة: سبحان الله والحمد لله ولا إله إلا الله والله أكبر، زاد في الإحياء: ولا حول ولا قوة إلا بالله خمس عشرة مرة وفي كل من الركوع والاعتدال وكل من السجدتين والجلوس بينهما والجلوس بعد رفعه من السجدة الثانية في كل عشرة فذلك خمس وسبعون مرة في كل ركعة   

“dan (termasuk shalat sunnah) adalah shalat tasbih, yaitu shalat empat rakaat di mana dalam setiap rakaatnya setelah membaca surat Al-Fatihah dan surat lainnya membaca kalimat سبحان الله والحمد لله ولا إله إلا الله والله أكبر di dalam kitab Ihyâ ditambahi ولا حول ولا قوة إلا بالله sebanyak 15 kali, dan pada tiap-tiap ruku’, i’tidal, sujud, duduk di antara dua sujud, dan duduk setelah sujud yang kedua masing-masing membaca (kalimat tersebut) sebanyak 10 kali. Maka itu semua berjumlah 75 kali dalam setiap satu rakaat.” (Ibnu Hajar Al-Haitami, Al-Minhâjul Qawîm).

Waktu Pelaksanaanya.

Ulama Syafi'yyah berpendapat bahwa Sholat Tasbih dilakukan sebanyak 4 rokaat dan tidak boleh lebih dari itu, waktu pelaksanaannya pun dapat dilakukan kapan saja, baik siang hari ataupun malam hari, sepanjang tidak pada waktu yang dilarang untuk shalat. Hanya saja Imam Nawawi memiliki pendapat yang menyatakan adanya perbedaan dalam teknis pelaksanaan antara di siang dan malam hari. Jika dilakukan di malam hari maka akan lebih baik bila dilakukan dua rakaat-dua rakaat masing-masing dengan satu salam. Namun jika  dilakukan di siang hari maka langsung empat rakaat dengan satu salam.

Dalam kitab Al-Adzkâr-nya beliau menyatakan: 

  فإن صلى ليلاً فأحبّ إليّ أن يسلّم في ركعتين؛ وإن صلّى نهاراً، فإن شاء سلّم، وإن شاء لم يسلم

“Bila shalat dilakukan di malam hari maka lebih kusukai bila bersalam dalam dua rakaat. Namun bila di siang hari maka bila mau bersalam (pada dua rakaat) dan bila mau maka tidak bersalam (di dua rakaat).”


Lafazh Niat Sholat Tasbih.

أُصَلِّى سُنَّةَ التَّسْبِيْحِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ لِلَّهِ تَعَالَى

Usholli sunnatat-tashbiihi arba'a raka'ati lillahi taa'alaa

"Aku berniat salat sunah Tasbih empat rakaat karena Allah ta'ala."


KESIMPULAN :

1. Setiap rakaat membaca tasbih 75 kali

2. Setelah Al-Fatihah dan surat baca tasbih 15 kali

3. Setelah membaca doa ruku' lalu membaca tasbih 10 kali

4. Setelah membaca doa  i'tidal lalu membaca tasbih 10 kali

5. Setelah membaca doa sujud pertama lalu membaca tasbih 10kali

6. Setelah membaca doa duduk di antara dua sujud lalu membaca tasbih 10 kali

7. Setelah memabca doa sujud kedua lalu membaca tasbih 10 kali

8. Saat bangun dari sujud (duduk istirahat) membaca tasbih 10 kali

9. Afdhalnya dikerjakan sehari sekali atau seminggu sekali (hari Jumat) atau sebulan sekali atau setahun sekali atau seumur hidup sekali.