Khutbah Jumat (Edisi 96) Tema : “ Rajab Bulan Mulia Penuh Dengan Pahala dan Kebaikan ”

Khutbah Jumat (Edisi 96) Tema : “ Rajab Bulan Mulia Penuh Dengan Pahala dan Kebaikan ”

 

Wafizs Al-Amin Center
“Berbagi Cahaya Diatas Cahaya”
Khutbah Jumat (Edisi 96) Tema  :

“Rajab Bulan Mulia Penuh Dengan Pahala dan Kebaikan”
Oleh : Nur Anwar Amin (adjie nung)
Alumni Universitas Al-Azhar Mesir, Alumni Pondok Pesantren Attaqwa KH.Noer Alie Bekasi dan Ketua Yayasan Wafizs Al-Amin Center Bekasi. Mohon Kirim Donasi Anda : Zakat, Infaq, sedekah & Wakaf untuk Pembangunan Asrama Yatim & Dhuafa ke No. Rek.7117.8248.23 (BSI) a.n. Yayasan Wafizs Al-Amin Center. Donasi Anda sangat membantu meringankan beban mereka.
WA : +628161191890
klik aja adjie nung di Link YouTube, Instagram & Facebook
Khutbah ini disampaikan di Masjid JAMl’ NURUL HUDA Bulak Perwira Kota Bekasi. Jumat, 27 Januari 2023 M/27 Rajab 1444 H.

     

مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله  

Bulan rajab sudah datang lagi, Kembali umat muslim mendapatkan fasilitas yang Allah swt anugerahkan penuh dengan pahala dan kebaikan, rugi rasanya jika kita berjumpa dengan bulan mulia ini berlalu begitu saja tanpa bermakna apapun karena dari namanya saja rajab berasal dari kata الترجيب (at-Tarjiib) yang berarti mengagungkan, memuliakan dan menghormati. Saking agungnya bulan rajab sejak zaman jahiliyah dahulu orang-orang biasa memuliakan dengan melakukan puasa dan penyembelihan kurban pada tanggal 10 rajab yang dinamakan ‘atiiroh atau Rojabiyah (karena dilakukan dibulan rajab), mereka sebut sebagai ‘ied (hari besar yang datang berulang tiap tahunnya). Mayoritas ulama berpendapat bahwa perayaan atiiroh sudah dibatalkan hukumnya dengan islam. Dari Abu Hurairah, Nabi saw bersabda,

لاَ فَرَعَ وَلاَ عَتِيرَةَ

”Tidak ada lagi faro’ dan  ’atiiroh.” (HR. Bukhari Muslim). Faro’ adalah anak pertama dari unta atau kambing, lalu dipelihara dan nanti akan disembahkan untuk berhala-berhala mereka.


Rajab juga bermakna Al-Ashabb yang berarti mengucur, karena kebaikan dibulan ini mengucur deras. Mari kita jangan sia-siakan kehadiran bulan rajab dengan meningkatkan amal sholeh, banyak berbuat kebaikan karena rajab tahun akan datang belum tentu kita bisa berjumpa bahkan kita berdoa dari bulan rajab ini agar Allah pertemukan kita dengan bulan Ramadhan. Apa saja keistimewaan bulan rajab, diantaranya :


Pertama, Rajab Disebut Bulan Haram.

Dalam al-quran disebutkan ada 4 bulan haram dalam setahun yaitu bulan dzulqo’da, dzulhijjah, Muharram dan Rajab. Allah swt berfirman

 اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوۡرِ عِنۡدَ اللّٰهِ اثۡنَا عَشَرَ شَهۡرًا فِىۡ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوۡمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضَ مِنۡهَاۤ اَرۡبَعَةٌ حُرُمٌ‌ ؕ ذٰ لِكَ الدِّيۡنُ الۡقَيِّمُ ۙ فَلَا تَظۡلِمُوۡا فِيۡهِنَّ اَنۡفُسَكُمۡ‌ ؕ وَقَاتِلُوا الۡمُشۡرِكِيۡنَ كَآفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوۡنَكُمۡ كَآفَّةً‌  ؕ وَاعۡلَمُوۡۤا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الۡمُتَّقِيۡنَ

“Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzhalimi dirimu dalam (bulan yang empat) itu, dan perangilah kaum musyrikin semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang takwa.” (QS. At-Taubah : 36).


Menurut DR. Quraish Shihab bulan haram artinya bulan mulia, bulan yang dihormati, haram juga artinya terlarang, sesuatu yang terhormat itu banyak larangannya, seperti masjid itu tempat terhormat maka tidak boleh melakukan jual beli didalam masjid karena bisa menyebabkan bertengkar. Begitu juga penamaan Masjidilharom adalah masjid yang dihormati.


Menurut Al-Qodhi Abu Ya’la rahimahullah mengatakan, ”Dinamakan bulan haram karena :

Pertama, pada bulan tersebut diharamkan berbagai pembunuhan. Orang-orang Jahiliyyah pun meyakini demikian.

Kedua, pada bulan tersebut larangan untuk melakukan perbuatan haram lebih ditekankan daripada bulan yang lainnya karena mulianya bulan tersebut. Demikian pula pada saat itu sangatlah baik untuk melakukan amalan ketaatan.” (Lihat Zaadul Maysir, tafsir surat At Taubah ayat 36).


Tafsir Ibnu Katsir juga menjelaskan : Kezholiman tidak hanya dilarang dalam empat bulan haram, tetapi dilarang sepanjang tahun dan masa. Akan tetapi, dosa kezholiman yang dilakukan dalam bulan-bulan haram lebih buruk dan lebih berat daripada di bulan-bulan lainnya.


Hal ini seperti larangan berbuat kemaksiatan selama berada di masjidilharom  atau di kota Makkah Al-Mukarromah

وَمَنۡ يُّرِدۡ فِيۡهِ بِاِلۡحَـادٍۢ بِظُلۡمٍ نُّذِقۡهُ مِنۡ عَذَابٍ اَ لِيۡمٍ

“dan siapa saja yang bermaksud melakukan kejahatan secara zhalim di dalamnya, niscaya akan Kami rasakan kepadanya siksa yang pedih.” (QS. Al-Hajj : 25).


Perbuatan maksiat adalah haram dan terlarang secara mutlak dimanapun tempatnya. Akan tetapi, perbuatan maksiat di masjidilharom (makkah) jauh lebih berat nilai kejahatannya. Maka dari itu, dosa perbuatan maksiat di Masjidil harom dilipatgandakan, begitu juga perbuatan dosa, kejahatan dan kemaksiatan di bulan-bulan haram termasuk bulan rajab ini. Maka dosanya jauh lebih berat dan dilipatgandakan dibanding bulan-bulan lainnya.


Imam Qotadah berkata : “Sesungguhnya kezholiman yang dilakukan di bulan-bulan haram lebih serius nilai kejahatan, dosa dan pelanggarannya. Meski sebenarnya, kezholiman dalam bentuk apapun, kapanpun dan dimanapun tetap saja merupakan suatu pelanggaran dan dosa yang serius.”


Kedua, Sunah Berpuasa Dibulan Haram.

Disunahkan memperbanyak melakukan amal sholeh di bulan-bulan haram ini maka setatus pahalanya naik meningkat termasuk bulan rajab ini, jika kita sholat di bulan ini pahalanya bertambah, jika kita baca al-quran pahalanya bertambah, jika menolong orang lain dalam kesusahan pahalanya bertambah, jika bersedekah dan berinfaq pahalanya akan bertambah, mumpung masih ada kesempatan, masih ada waktu dan masih diberi hipup, tingkatkan melakukan kebaikan. Rasulullah saw bersabda :

صُمْ مِنَ الْحُرُمِ وَاتْرُكْ صُمْ مِنَ الْحُرُمِ وَاتْرُكْ صُمْ مِنَ الْحُرُمِ وَاتْرُكْ

“Berpuasalah pada bulan-bulan haram dan tinggalkanlah. Berpuasalah pada bulan-bulan haram dan tinggalkanlah. Berpuasalah pada bulan-bulan haram dan tinggalkanlah.” (HR. Abu Daud dan Ibnu Majah).


Begitu juga Sufyan Ats-Tsauri mengatakan : “Pada bulan-bulan haram, aku sangat senang berpuasa didalamnya. (Lathoif al-Ma’arif)

Sama dengan halnya puasa sunah di bulan muharram, sabda Nabi saw

 أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ

“Puasa yang paling utama setelah bulan Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah Muharram (bulan Haram).” (HR. Muslim).


Boleh berpuasa selama bulan rajab yang terpenting jangan sampai satu bulan penuh dikhawatirkan akan sama dengan bulan Ramadhan. Umar bin Khottob pernah memaksa seseorang untuk makan (tidak berpuasa), lalu beliau katakan,

لَا تُشَبِّهُوهُ بِرَمَضَانَ

“Janganlah engkau menyamakan puasa di bulan ini (bulan Rajab) dengan bulan Ramadhan.” (Riwayat ini dibawakan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam Majmu’ Al Fatawa).


Dalam Riwayat lain Rasulullah saw bersabda,

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّي اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ يَنْهَى عَن صِيَامِ رَجَبٍ كُلِّهِ ، لِاَنْ لاَ يَتَّخِذَ عِيْدًا

“Nabi saw melarang berpuasa pada seluruh hari di bulan Rajab agar tidak dijadikan sebagai ‘ied.” (HR. ’Abdur Rozaq, Ibnu Majah dan Ath Thobrony).


Ketiga, Rajab Saatnya Menanam.

Sebelum datang bulan ramdhan, persiapan untuk menyambut dan melakukan seluruh amaliah Ramadhan yang sangat berat, kita sudah dianjurkan untuk membiasakan diri melakukan amal kebaikan dimulai sejak bulan rajab untuk menanam, menyiran dan menuai pahala dengan mudah. Abu Bakr Al-Balkhi rahimahullah berkata,

شَهْرُ رَجَبٍ شَهْرُ الزَّرْعِ ، وَشَهْرُ شَعْبَانَ شَهْرُ سَقْيِ الزَّرْعِ ، وَشَهْرُ رَمَضَانَ شَهْرُ حِصَادِ الزَّرْعِ

“Bulan Rajab saatnya menanam. Bulan Sya’ban saatnya menyiram tanaman dan bulan Ramadhan saatnya menuai hasil.” (Lihat Fatwa Al-Islam Sual wa Jawab no. 92748).


مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله

Mari kita selalu berdoa mengangkat kedua tangan kita dibulan mulia ini agar hidup kita selalu diberkahi Allah swt dan yang paling terpenting bisa Allah pertemukan kita dengan bulan Ramadhan yang akan datang.

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِى رَجَبٍ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ

“Ya Allah, berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban dan pertemukanlah kami dengan bulan Ramadhan.” Amiiin Ya Robb.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلْ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ. فَاسْتَغْفِرُوْا اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْم













1 komentar