Khutbah Jumat (Edisi 113) Tema : “Kematian : Sempurna Sudah Tugas Kita di Dunia ini”
khutbah-jumat
Wafizs
Al-Amin Center
“Berbagi Cahaya Diatas Cahaya”
Khutbah Jumat (Edisi 113) Tema :
“Kematian
: Sempurna Sudah Tugas Kita di Dunia ini”
Oleh : Nur Anwar Amin (adjie nung)
Alumni Universitas Al-Azhar Mesir, Alumni Pondok Pesantren Attaqwa KH.Noer Alie
Bekasi dan Ketua Yayasan Wafizs Al-Amin Center Bekasi. Mohon Kirim
Donasi Anda : Zakat, Infaq, sedekah & Wakaf untuk Pembangunan
Asrama Yatim & Dhuafa ke No. Rek.7117.8248.23 (BSI) a.n. Yayasan Wafizs
Al-Amin Center. Donasi Anda sangat membantu meringankan beban mereka.
WA : +628161191890
klik aja adjie nung di Link YouTube, Instagram & Facebook
Khutbah ini disampaikan di Masjid JAMl’ BAITUL MUKMININ Taman Alamnda Kab.
Bekasi. Jumat, 07 Juli 2023 M/18 Dzulhijjah 1444 H.
مَعَاشِرَ
الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله
Kesempatan hidup hanya
datang sekali saja, tidak bisa berulang one way hanya sekali perjalanan
saja, hari ini kita bisa berjumpa, esok tidak ada jaminan kita bisa bersua,
hari ini kita masih menikmati indahnya dunia, esok bisa jadi kita sudah berada
di alam barzakh, hari ini kita masih berkuasa, esok bisa jadi sudah tidak
berdaya bahkan digotong dalam keranda. Kematian sangat dekat dengan kita dan
tidak ada seorang pun yang lari dari kematian. Firman Allah swt
قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ
الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلَاقِيكُمْ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ
الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
“Katakanlah:
“Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian
itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang
mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang
telah kamu kerjakan.” (QS. Jumu’ah: 8).
أَيْنَمَا تَكُونُوا
يُدْرِكُكُمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنْتُمْ فِي بُرُوجٍ مُشَيَّدَةٍ
“Di mana saja kamu
berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang
tinggi lagi kokoh.” (QS. An Nisa’: 78).
مَعَاشِرَ
الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله
Kematian
adalah suatu yang menakutkan sekaligus juga menyedihkan, takut bagi yang akan
mengalaminya dan sedih bagi orang yang ditinggalkan dan dicintainya. Ada dua
sifat manusia yang tidak ia sukai. Nabi saw bersabda,
اثْنَتَانِ يَكْرَهُهُمَا ابْنُ آدَمَ الْمَوْتُ
وَالْمَوْتُ خَيْرٌ لِلْمُؤْمِنِ مِنَ الْفِتْنَةِ وَيَكْرَهُ قِلَّةَ الْمَالِ
وَقِلَّةُ الْمَالِ أَقُلُّ لِلْحِسَابِ.
“Dua
perkara yang dibenci anak Adam, (Pertama) kematian, padahal kematian itu lebih
baik bagi seorang mukmin daripada fitnah (kesesatan di dalam agama). (Kedua)
dia membenci sedikit harta, padahal sedikit harta itu lebih menyedikitkan hisab
(perhitungan amal)”. (HR. Ahmad).
Dalam
Al-Quran Ada 4 Kata yang Digunakan Untuk Makna Kematian :
Pertama,
الموت (Al-Maut) yakni kematian, sebanyak 35 kali disebutkan
dalam al-quran, diantaranya firman Allah swt.
كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ ٱلْمَوْتِ
”Tiap-tiap yang
berjiwa akan merasakan mati”.
(QS. Ali ‘Imran : 185).
الموت secara bahasa
adalah السكون bermakna
tenang, orang yang sudah mati itu tenang dan tidak bisa bergerak, tidak bisa
beraktifitas apapun dan diam saja. Namun secara istilah الموت adalah مفارقة
الروح من الجسد berpisahnya ruh dari
jasad, setiap jasad yang sudah terpisah dari ruhnya maka itulah disebut
kematian.
Kedua,
الوفاة (Al-Wafat) kata wafat sebanyak 19 kali disebutkan dalam
al-quran, diantaranya firman Allah swt.
اللَّهُ يَتَوَفَّى الْأَنْفُسَ حِينَ مَوْتِهَا
وَالَّتِي لَمْ تَمُتْ فِي مَنَامِهَا ۖ فَيُمْسِكُ الَّتِي قَضَىٰ عَلَيْهَا
الْمَوْتَ وَيُرْسِلُ الْأُخْرَىٰ إِلَىٰ أَجَلٍ مُسَمًّى ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ
لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
“Allah
memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum
mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan
kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan.
Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi
kaum yang berfikir.” (QS. Az-Zumar :
42).
الوفاة
(Al-Wafat) secara bahasa adalah sempurna, orang yang
sudah mati dikatakan wafat karena ia telah sempurna dalam menjalani kehidupan
di dunia ini, ibarat orang yang dapat tugas ia sudah menyelesaikan tugasnya.
وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ
ٱلْقِيَٰمَةِ ۖ فَمَن زُحْزِحَ عَنِ ٱلنَّارِ وَأُدْخِلَ ٱلْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ
ۗ وَمَا ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَآ إِلَّا مَتَٰعُ ٱلْغُرُورِ
“Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan”. (QS. Ali ‘Imran : 185).
Kenapa
dinamai wafat?, Ada 3 sebab jawabannya :
Pertama,
Telah Sempurna Rizqinya.
Setiap
orang sudah diberi jatah rezeki oleh Allah swt dan tidak akan mati sebelum
sempurna seluruh rezekinya. Sahabat Umamah berkata, Rasulullah saw bersabda,
إِنَّ رَوْحَ الْقُدُسِ نَفَثَ فِي رُوعِيَ
أَنَّ نَفْسًا لَنْ تَمُوتَ حَتَّى تَسْتَكْمِلَ أَجَلَهَا وَتَسْتَوْعِبَ
رِزْقَهَا فَأَجْمِلُوا فِي الطَّلَبِ وَلَا يَحْمِلَنَّ أَحَدَكُمُ اسْتِبْطَاءُ
الرِّزْقِ أَنْ يَطْلُبَهُ بِمَعْصِيَةٍ فَإِنَّ اللَّهَ لَا يُنَالُ مَا عِنْدَهُ
إِلَّا بِطَاعَتِهِ
"Sesungguhnya
Ruhul Qudus (Jibril 'alaihis salam) menyampaikan wahyu ke dalam hatiku, yang
isinya, "Bahwa seorang jiwa tidak akan mati sampai sempurna ajalnya dan
terpenuhi rezekinya. Oleh karena itu, perbaguslah dalam mencarinya, dan
janganlah salah seorang di antara kamu karena keterlambatan rezeki membuatnya
mencarinya dengan jalan maksiat, karena apa yang ada di sisi Allah tidak dapat
dicapai kecuali dengan ketaatan kepada-Nya." (HR. Abu Nu'aim).
Artinya,
orng-orang yang sudah wafat itu memang jatah rizkinya sudah habis dan kita yang
masih hidup ini belum wafat karena jatah rezeki kita masih ada, makanya selama
kita masih hidup jangan khawatir kalau kita tidak dapat rezeki, jangan bingung
bagaimana hari esok, Allah selalu sediakan rizekinya selama hayat masih ada, hanya
kita tidak tahu berapa sisa rezeki kita yang masih tersedia, bisa jadi hanya tinggal
sedikit jatahnya.
Kedua,
Telah Sempurna Pendengaran dan Penglihatannya.
Orang
yang masih hidup pasti pandangan dan pendengarnnya terbatas, yang dibalik
tembok saja ia tidak bisa melihatnya begitu juga pendengaran telinganya terbatas
hanya beberapa meter saja. Makanya orang yang sudah mati itu bisa melihat dan
mendengar, bisa merasakan kehadiran saat diziarahi kuburnya dan bisa merasakan
sedih saat tidak dikirim doa-doa dari orang yang masih hidup. Allah berfirman,
وَقُلِ ٱعْمَلُوا۟ فَسَيَرَى ٱللَّهُ عَمَلَكُمْ
وَرَسُولُهُۥ وَٱلْمُؤْمِنُونَ ۖ وَسَتُرَدُّونَ إِلَىٰ عَٰلِمِ ٱلْغَيْبِ
وَٱلشَّهَٰدَةِ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ
"Dan
Katakanlah: "Ber-amal-lah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang
mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah)
Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada
kamu apa yang telah kamu kerjakan."
(QS. At-Taubah : 105).
Ditegaskan
dalam tafsir Ibnu Katsir bahwa amal orang yang masih hidup akan diberitahukan
kepada kerabat dan kawannya yang telah wafat, dengan mengutip hadis Nabi saw,
قَالَ النَّبِىُّ صلى الله عليه وسلم « إِنَّ
أَعْمَالَكُمْ تُعْرَضُ عَلَى أَقَارِبِكُمْ وَعَشَائِرِكُمْ مِنَ الأَمْوَاتِ
فَإِنْ كَانَ خَيْراً اسْتَبْشَرُوا بِهِ وَإِنْ كَانَ غَيْرَ ذَلِكَ قَالُوا
اللَّهُمَّ لاَ تُمِتْهُمْ حَتَّى تَهْدِيَهُمْ كَمَا هَدَيْتَنَا » (رواه أحمد
والطياليسي)
Nabi
saw bersabda, “Sungguh amal kalian diberitahukan kepada keluarga dan kawan
yang sudah mati. Jika mereka melihat yang baik maka bahagia, jika melihat yang
buruk mereka berdoa: “Ya Allah, Jangan matikan mereka hingga Engkau beri hidayah
mereka seperti kami”. (HR Ahmad dan al-Thayalisi).
Artinya
jika ingin orng tua kita, saudara kita di alam kubur mereka bahagia, kita yang
di dunia harus akur jangan pada ribut, bertengkar hanya gara-gara rebutan harta
warisan, mereka yang berada di alam kubur menangis, melihat dan merasakan itu.
Justru yang harus kita lakukan adalah kirimi doa, istighfar dan sodaqoh jariyah
karena ini sangat bermanfaat untuk mereka. Imam Ja’far bin Muhamad As-Shodiq
berkata, Nabi saw bersabda,
وقال (عليه السلام): إِنَّ الْمَيِّتَ
لَيَفْرَحُ بِالتَّرَحُّمِ عَلَيْهِ وَالْاِسْتِغْفَارِ لَهُ كَمَا يَفْرَحُ
الْحَيُّ بِالْهَدِيَّةِ تُهْدَى إِلَيْهِ
“Sesungguhnya
orang yang mati itu akan senang, gembira dengan doa dan istighfar yang dikirimi,
sebagaimana orang yang hidup gembira ketika diberi hadiah.”
Bukti
mereka bisa merasakan dan tidak terputus dengan orang yang masih hidup, saat
kita berziarah kubur dengan mengucapkan السَّلَامُ
عَلَيْكُمْ أَهْلَ الدِّيَارِ, ini Nabi ajarkan menggunakan kata كم bukan السلام
عليهم, kata كم ini menunjukan orang
yang mati itu mendengar ucapan salam yang kita sampaikan, hanya kita yang tidak
bisa mendengar karena memang tidak diperdengarkan oleh Allah. Dari Abu Said al-khudri,
Rasululloh bersabda,
اِذَا وُضِعَتِ الجَنَازَةُ وَاحْتَمَلَهَا
الرِّجَالُ عَلَى اَعْنَاقِهِمْ فَإِنْ كَانَتْ صَالِحَة قَالَتْ: قَدِّمُوْنِيْ،
وَاِنْ كَانَتْ غَيْرَ صَالِحَةِِ قَالَتْ: يَاوَيْلَهَا! اَيْنَ تَذْهَبُوْنَ بِهَا، يَسْمَعُ صَوْتَهَا
كُلُّ شَيْءِِ اِلَّا الإِنْسَانَ، وَلَوْ سَمِعَهُ لَصَعِقَ
“Apabila
jenazah telah diletakkan (dalam keranda) lalu diusung oleh banyak orang, jika
jenazah itu jenazah yang sholeh, berkatalah ia : segerakanlah aku (karena sudah melihat tempat
kembalinya yang menyenangkan). Apabila
jenazah itu jenazah yang tidak sholeh, berkatalah ia : Celaka!, hendak kalian
bawa ke mana aku? (karena sudah melihat tempat kembalinya yang menakutkan).
Suaranya itu dapat didengar semua makhluk kecuali manusia. Seandainya manusia
dapat mendengar, niscaya ia akan pingsan.”
(HR. Bukhari).
Begitu
juga Ulama Al-Azhar pernah ditanya tentang apakah benar bahwa Rasulullah pernah
berdialog dengan orang yang sudah mati? Syaikh Athiyah selaku Mufti Al-Azhar
menjawab : (Fatawa al-Azhar, 8/349).
ثَبَتَ أَنَّ الرَّسُوْلَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ نَادَى قَتْلَى الْمُشْرِكِيْنَ فِى بَدْرٍ بَعْدَ إِلْقَائِهِمْ فِى
الْقَلِيْبِ - الْبِئْرِ- فَقَالَ "هَلْ وَجَدْتُمْ مَا وَعَدَ رَبُّكُمْ
حَقًّا ... " قَالَ عُمَرُ : يَا رَسُوْلَ اللهِ مَا تُخَاطِبُ مِنْ
أَقْوَامٍ جَيَّفُوْا- صَارُوْا جَيْفًا- فَقَالَ "وَالًّذِى بَعَثَنِى
بِاْلحَقِّ مَا أَنْتُمْ بِأَسْمَعَ مِنْهُمْ لِمَا أَقُوْلُ ، وَلَكِنَّهُمْ لَا
يَسْتَطِيْعُوْنَ جَوَابًا" رواه البخارى ومسلم . وَجَاءَ أَنَّ النَّبِىَّ
صَلًّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شَرَّعَ لِأُمَّتِهِ السَّلَامَ عَلَى أَهْلِ الْقُبُوْرِ"السَّلَامُ
عَلَيْكُمْ دَارَ قَوْمٍ مُؤْمِنِيْنَ " وَهَذَا خِطَابٌ لِمَنْ يَسْمَعُ
وَيَعْقِلُ، وَالسَّلَفُ مُجْمِعُوْنَ عَلَى ذَلِكَ . رَوَاهُ النَّسَائِى وَابْنُ
مَاجَهْ . فَسَمَاعُ الْمَوْتَى لِكَلَامِ الْأَحْيَاءِ ثَابِتٌ
“Telah
disebutkan dalam riwayat sahih bahwa Rasulullah menyeru kepada orang-orang
musyrik yang tewas dalam perang Badar setelah dimasukkan ke sumur Qalib, Nabi
bertanya: “Apakah telah kalian temukan apa yang dijanjikan oleh Tuhan kalian
sebagai kebenaran..” Umar bertanya: “Wahai Rasul, engkau berbicara dengan kaum
yang telah menjadi bangkai” Nabi bersabda: “Demi Allah yang telah mengutusku
dengan kebenaran, kalian tidaklah lebih mendengar dari mereka terhadap apa yang
aku ucapkan. Tetapi mereka tak mampu menjawab” (HR. Bukhari Muslim).
Rasulullah
juga mensyariatkan kepada umatnya untuk mengucap salam kepada ahli kubur:
“Salam bagi kalian, perkampungan kaum mukmin” Ini adalah bentuk percakapan
terhadap orang yang mendengar dan berakal. Ulama Salaf telah sepakat tentang
hal ini (HR. al-Nasai dan Ibnu Majah).
Ketiga,
Telah Sempurna Amalnya.
Secara
pasti saat kita masih hidup, kita tidak tahu amal pahala apa dosa yang lebih
banyak yang kita miliki, bisa jadi pahala yang lebih banyak, bisa jadi dosa
yang lebih banyak, bisa jadi pula fity-fifty (seimbang antara pahala dan dosa).
Itu semua akan bisa kita ketahui saat kita sudah mati, makanya orng-orang kafir
menyesal dan ingin minta balik lagi ke dunia untuk melakukan amal sholeh.
حَتَّى إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ
رَبِّ ارْجِعُونِ (99) لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ كَلا إِنَّهَا
كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ (100)
“(Demikianlah
keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang
dari mereka, dia berkata, "Ya Tuhanku, kembalikanlah aku (ke dunia), agar
aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan.” Sekali-kali
tidak Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan
mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan.” (QS. Al Mu’minun : 99-100).
Ketiga, الاجل (Al-Ajal) kata Al-Ajal sebanyak 21 kali disebutkan
dalam al-quran, diantaranya firman Allah swt.
وَلِكُلِّ اُمَّةٍ اَجَلٌۚ فَاِذَا جَاۤءَ
اَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُوْنَ سَاعَةً وَّلَا يَسْتَقْدِمُوْنَ
“Dan
setiap umat mempunyai ajal (batas waktu). Apabila ajalnya tiba, mereka tidak
dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun”. (QS. Al-A'raf : 34).
الاجل
(Al-Ajal) secara bahasa adalah batas hidup yang
sudah dijalani manusia, berbeda dengan umur atau usia bisa diketahui, batas
hidup seseorang bisa panjang, bisa juga pendek, bisa sampai tua atau masih muda
sudah sampai batas ajalnya dan kita semua tidak bisa mengetahuinya sampai kapan
jatah hidup kita di dunia ini, kita hanya tinggal menunggu antrian panggilan
Allah swt.
Keempat, الرجوع (Arruju’) kata Alrruju’ (Kembali) sebanyak 4 kali
disebutkan dalam al-quran, diantaranya firman Allah swt.
الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ
قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ
“Apabila
mereka mendapat malapetaka, berkatalah : إِنَّا
لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ (Sungguh kami kepunyaan Allah dan sungguh
kami akan kembali kepada-Nya)”.
(QS. al-Baqarah: 156).
Karena
orang yang sudah mati hakekatnya akan kembali kepada asalnya kepada sang
pencipa, kematian adalah perjalan pulang kampung menghadapa Allah swt untuk
selamanya.
مَعَاشِرَ
الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله
Mari segera lakukan
amal-amal sholeh disisa usia kita ini, jadikanlah hari ini adalah hari terakhir
kita berada di dunia agar kita selalu siap jika dijemput malaikat Izroil,
bawalah bekal kebaikan sebanyak-banyaknya hanya ketaqwaan bekal yang terbaik.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلْ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ. فَاسْتَغْفِرُوْا اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْم
uanuan
Wafizs Al-Amin Center
“Berbagi Cahaya Diatas Cahaya”
Yuuuk UMROH AWAL Tahun 2024Sambil Ibadah Plus Dapat Berlibur Mancanegara#Keunggulannya :- Paket 11 Hari dg 4 Kali Umroh- Free Perlengkapan Umroh- Free City Tour THOIF- Free 1 Malam di Hotel Srilanka- Free City Tour di Colombo- By Srilanka Air- Berangkat 04-14 Januari 2024- #Nyaman #Dilayani #PembimbingProfesionalMinaaat...? WA aja 08161191890Instagram @adjienung @wafizscenterYouTube Nur Anwar Amin
Yuuuk SILAKAN SEGERA DAFTAR UMROH, Berangkat 04-14 Agustus 2023 Hanya di Kantor Yayasan Wafizs Al-Amin Center Jl. Gudang Bin Ali no.73 Kelurahan Bahagia Kecamatan Babelan Kabupaten Bekasi 17612 WA : +628161191890 atau Klik lnfo Lengakapnya di nuranwaramin.com. (1 hari di Jeddah, 4 hari di Makkah, 3 hari di Madinah dan PP 2 hari)
Follow US : IG @adjienung, Facebook adjie nung, YouTube : Nur Anwar Amin dan IG @wafizscenter
Motto :
Nyaman, Dilayani & Pembimbing Profesional
“Berbagi Cahaya Diatas Cahaya”
YUUUK BERWAKAF Di Yayasan Wafizs Al-Amin Center Bekasi Sedang Pembebasan Tanah Wakaf Untuk Pembangunan Masjid dan Majlis Taklim, Yang Berminat SEGERA BERWAKAF, Catet Nomor Rekening Yayasan 7117.8248.23 (BSI) a.n. Yayasan Wafizs Al-Amin Center
Yuuuk SILAKAN SEGERA DAFTAR UMROH, Berangkat 04-14 Agustus 2023 Hanya di Kantor Yayasan Wafizs Al-Amin Center Jl. Gudang Bin Ali no.73 Kelurahan Bahagia Kecamatan Babelan Kabupaten Bekasi 17612 WA : +628161191890 atau Klik lnfo Lengakapnya di nuranwaramin.com. (1 hari di Jeddah, 4 hari di Makkah, 3 hari di Madinah dan PP 2 hari)
Follow US : IG @adjienung, Facebook adjie nung, YouTube : Nur Anwar Amin dan IG @wafizscenter
Motto :
Nyaman, Dilayani & Pembimbing Profesional
“Berbagi Cahaya Diatas Cahaya”
YUUUK BERWAKAF Di Yayasan Wafizs Al-Amin Center Bekasi Sedang Pembebasan Tanah Wakaf Untuk Pembangunan Masjid dan Majlis Taklim, Yang Berminat SEGERA BERWAKAF, Catet Nomor Rekening Yayasan 7117.8248.23 (BSI) a.n. Yayasan Wafizs Al-Amin Center