Khutbah Jumat (Edisi 133) Tema : “Akhir Tahun Waktunya Menghisab Diri dan Jangan Ikuti Tradisi Orang Kafir”
khutbah-jumat
Wafizs
Al-Amin Center
“Berbagi Cahaya Diatas Cahaya”
Khutbah Jumat (Edisi 133) Tema :
“Akhir
Tahun Waktunya Menghisab Diri dan Jangan Ikuti Tradisi Orang Kafir”
Oleh : Nur Anwar Amin (adjie nung)
Alumni Universitas Al-Azhar Mesir, Alumni Pondok Pesantren Attaqwa KH.Noer Alie
Bekasi dan Ketua Yayasan Wafizs Al-Amin Center Bekasi. Mohon Kirim
Donasi Anda : Zakat, Infaq, sedekah & Wakaf untuk Pembangunan
Asrama Yatim & Dhuafa ke No. Rek.7117.8248.23 (BSI) a.n. Yayasan Wafizs
Al-Amin Center. Donasi Anda sangat membantu meringankan beban mereka.
WA : +628161191890
klik aja adjie nung di Link YouTube, Instagram & Facebook
Khutbah ini disampaikan di Masjid JAMl’ ARROHMAH Kp.Irian Kel. Teluk Pucung
Kota Bekasi. Jumat, 29 Desember 2023 M/16 Jumadil Akhir 1445 H.
مَعَاشِرَ
الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله
Hari ini merupakan
hari jumat terakhir kita bertemu di penghujung tahun 2023, tahun baru 2024
sudah di depan pintu gerbang, belum tentu esok, jumat depan bahkan tahun depan
tidak ada yang bisa menjamin apakah kita masih hidup atau sudah kembali
menghadap Sang Ilahi Robby, yang bisa kita lakukan adalah terus berdoa dan
meminta kepada Allah swt agar kita diberi sehat, panjang umur dan tentunya
taufiq dan hidayahNya agar tahun ini seluruh amal kita Allah swt terima dan
siap melakukan amal yang lebih baik di tahun yang akan datang. Karenanya ada
Tiga hal yang mesti kita lakukan agar semua amal menjadi baik.
Pertama, Amal itu Dihitung Akhirnya.
Dipenghujung ajal kita
belum tahu apakah baik atau buruk, bahagia atau sengsara, husnul khotimah atau
su’ul khotimah karena setiap seseorang itu dinilai adalah pada akhirnya. Nabi
saw bersabda,
وَإِنَّمَا الأَعْمَالُ
بِالْخَوَاتِيمِ
“Sesungguhnya setiap
amalan tergantung pada akhirnya.” (HR. Bukhari).
Karena itu ciri orang
beriman jangan pernah berhenti terus berdoa dengan doa yang sering kita dengar
dan kita baca setiap saat agar kita tercatat orang-orang yang husnul khotimah
dan seluruh aktifitas kehidupan kita selalu disandarkan kepada Allah swt, ialah
اَلـلَّهُمَّ اِنَّا
نَسْأَلُكَ حُسْنَ الْخَاِتمَةَ، وَنَعُوْذُبِكَ مِنْ سُوْءِ الْخَاتِمَةَ
“Ya Allah, kami
memohon husnul khatimah dan jauhkan kami dari su-ul khatimah (mati yang buruk,
tanpa iman)”
Nabi saw pun juga
sering berdoa agar beliau dipenghujung amalnya menjadi baik segala urusannya
penuh dengan kebaikan
اَللّٰهُمَّ أَحْسِنْ
عَاقِبَتَنَا فِى الْأُمُوْرِ كُلِّهَا وَأَجِرْنَا مِنْ خِزْيِ الدُّنْيَا
وَعَذَابِ الْأٰخِرَةِ
“Wahai Allah, jadikan
semua urusan dan perjalanan hidup kami berakhir dengan kemuliaan, dan jauhkan
kami dari hina di dunia dan siksa di akhirat.”
اللَّهُمَّ اجْعَلْ
خَيْرَ عُمْرِي آخِرَهُ ، وَخَيْرَ عَمَلِي خَوَاتِمَهُ ، وَخَيْرَ أَيَّامِي
يَوْمَ أَلْقَاكَ
“Ya Allah, jadikanlah
sebaik-baik umurku pada ujungnya, dan jadikan sebaik-baik amalku pada akhir
hayatku, dan jadikan sebaik-baik hariku pada saat aku bertemu dengan-Mu (di
hari kiamat).” (HR. Ibnu As-Sunni).
Jadikanlah
dipenghujung tahun ini ditutup dengan melakukan amal sholeh, bukan sebaliknya
dengan berpesta pora, pesta miras, pesta wanita, pesta kembang api, pesta
petasan dan lain sebagainya untuk merayakan tahun baru yang jelas-jelas tahun
baru masehi bukan milik tahun baru umat islam, jika kita merayakannya maka kita
sudah menutup amal kita dengan yang tidak diajarkan Rasulullah saw
مَنْ عَمِلَ عَمَلاً
لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ
“Barangsiapa melakukan
suatu amalan yang bukan ajaran kami, maka amalan tersebut tertolak.” (HR. Muslim).
مَعَاشِرَ
الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله
Kedua, Muhasabah Diri Setiap Waktu.
Bisa jadi hari ini
kita terakhir ada di dunia, sudahkah kita menghisab diri, introspeksi diri
karena perkara yang paling penting dalam hidup kita adalah mampu menghisab diri
sendiri, hisablah diri setiap saat karena bisa jadi ini hisab yang terkahir.
Terkadang kita sering melupakan kekurangan (aib) yang ada pada diri sendiri
sehingga terlalu mudah bahkan terlalu sibuk menilai orang lain sampai kita buta
dan lupa menilai diri sendiri padahal Umar bin Khattab ra berkata :
حَاسِبُوا أَنْفُسَكُمْ
قَبْلَ أَنْ تُحَاسَبُوْا وَتَزَيَّنُوْا لِلْعَرْضِ الأَكْبَرِ وَإِنَّمَا
يَخِفُّ الْحِسَابُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَى مَنْ حَاسَبَ نَفْسَهُ فِى الدُّنْيَا
“Hisablah diri
(introspeksi) kalian sebelum kalian dihisab, dan berhias dirilah kalian untuk
menghadapi penyingkapan yang besar (hisab). Sesungguhnya hisab pada hari kiamat
akan menjadi ringan hanya bagi orang yang selalu menghisab dirinya saat hidup
di dunia.” (HR. Ahmad).
Satu hal yang harus
diyakini bahwa hisab itu pasti ada dan kita semua pasti akan dihisab, jangan
pernah ragu, semua yang kita kerjakan selama di dunia ini akan diminta
pertanggungjawabannya dan pastinya akan dihisab tidak akan terlewatkan sekecil
apapun. Sudah dijelaskan di dalam al-qur`an. Firman Allah swt.
فَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ
كِتَابَهُ بِيَمِينِهِ ﴿٧﴾ فَسَوْفَ يُحَاسَبُ حِسَابًا يَسِيرًا
“Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya, maka ia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah”. (QS. Al-Insyiqaq :7-8).
وَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ
كِتَابَهُ وَرَاءَ ظَهْرِهِ﴿١٠﴾فَسَوْفَ يَدْعُو ثُبُورًا﴿١١﴾وَيَصْلَىٰ سَعِيرًا
“Adapun orang yang
diberikan kitabnya dari belakang, maka dia akan berteriak : “Celakalah aku”.
Dan dia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka).” (QS. Al-Insyiqaq : 10-12).
إِنَّ إِلَيْنَا
إِيَابَهُمْ﴿٢٥﴾ثُمَّ إِنَّ عَلَيْنَا حِسَابَهُمْ
“Sesungguhnya kepada
Kami-lah kembali mereka, kemudian sesungguhnya kewajiban Kami-lah menghisab
mereka.” (QS. Al-Ghasyiyah : 25-26).
الْيَوْمَ تُجْزَىٰ
كُلُّ نَفْسٍ بِمَا كَسَبَتْ ۚ لَا ظُلْمَ الْيَوْمَ ۚ إِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ
الْحِسَابِ
“Pada hari ini,
tiap-tiap jiwa diberi balasan dengan apa yang diusahakannya. Tidak ada yang
dirugikan pada hari ini. Sesungguhnya Allah amat cepat hisabnya.” (QS. Al-Mu’min : 17).
Termasuk bagian dari
usaha kita agar kelak dapat meraih hisab yang mudah di akhirat, baca dan
amalkan doa ini yang diajarkan Nabi saw. Dari Aisyah ra.
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ
سَمِعْتُ النَّبِىَّ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ فِى بَعْضِ صَلاَتِهِ «
اللَّهُمَّ حَاسِبْنِى حِسَاباً يَسِيرًا ». فَلَمَّا انْصَرَفَ قُلْتُ يَا
نَبِىَّ اللَّهِ مَا الْحِسَابُ الْيَسِيرُ قَالَ « أَنْ يَنْظُرَ فِى كِتَابِهِ
فَيَتَجَاوَزَ عَنْهُ إِنَّهُ مَنْ نُوقِشَ الْحِسَابَ يَوْمَئِذٍ يَا عَائِشَةُ
هَلَكَ وَكُلُّ مَا يُصِيبُ الْمُؤْمِنَ يُكَفِّرُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ بِهِ
عَنْهُ حَتَّى الشَّوْكَةُ تَشُوكُهُ
Dari Aisyah, ia berkata,
saya telah mendengar Nabi saw pada sebagian shalatnya membaca, “ اللَّهُمَّ
حَاسِبْنِى حِسَاباً يَسِيرًا (Ya Allah hisablah aku dengan hisab yang mudah).” Ketika beliau
berpaling saya bekata, “Wahai Nabi Allah, apa yang dimaksud dengan hisab yang
mudah?” Beliau bersabda, “Seseorang yang Allah melihat kitabnya lalu
memaafkannya. Karena orang yang diperdebatkan hisabnya pada hari itu, pasti
celaka wahai Aisyah. Dan setiap musibah yang menimpa orang beriman Allah akan
menghapus (dosanya) karenanya, bahkan sampai duri yang menusuknya.” (HR. Ahmad).
Makna “hisab yang
mudah” adalah saat di mana dosa-dosa seorang mukmin di hadapkan pada Allah,
lalu ia pun mengakui dosa-dosanya itu. Kemudian setelah itu Allah mengampuni
dosa-dosanya setelah ia bersendirian dengan Allah dan tidak ada seorang pun
yang melihatnya ketika itu.
مَعَاشِرَ
الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله
Ketiga, Jangan Ikuti Budaya Orang Kafir.
Untuk umat islam
sangat tidak dibenarkan ikut-ikutan merayakan tahun baru masehi karena dalam sejarah telah tercatat bahwa
peneguasa romawi Julius Caesar menetapkan 1 januari sebagai permulaan tahun baru sejak abad ke 45
sm, orang Romawi mempersembahkan 1 Januari pada Janus Dewa segala gerbang pintu-pintu
permulaan waktu, bulan Januari pun diambil dari nama Janus itu sendiri dalam
tradisi Romawi kuno Dewa Janus diyakini memiliki dua wajah, satu wajah
menghadap kedepan dan satunya lagi menghadap kebelakang sebagai filosofi masa
depan dan masa lalu layaknya moment pergantian tahun baru. Jelas ini sangat
bertentanagn dengan ajaran agama islam.
Haram hukumnya bagi
seorang muslim yang ikut-ikutan merayakan hari raya kaum kafir تشبه بالكفار
باعيادهم menyerupai hari raya orang-orang kafir sebagaimana hadits Rasulullah
saw yang diriwayatkan Anas bin Malik.
عَنْ أَنَسِ بْنِ
مَالِكٍ قَالَ كَانَ لِأَهْلِ الْجَاهِلِيَّةِ يَوْمَانِ فِي كُلِّ سَنَةٍ
يَلْعَبُونَ فِيهِمَا فَلَمَّا قَدِمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ قَالَ كَانَ لَكُمْ يَوْمَانِ تَلْعَبُونَ فِيهِمَا وَقَدْ
أَبْدَلَكُمْ اللَّهُ بِهِمَا خَيْرًا مِنْهُمَا يَوْمَ الْفِطْرِ وَيَوْمَ
الْأَضْحَى
Dari Anas bin Malik
dia berkata : "Dahulu orang-orang Jahiliyah mempunyai dua hari dalam
setiap tahun untuk bermain-main. Setelah Rasulullah saw datang ke Madinah,
beliau saw bersabda: 'Kalian dahulu mempunyai dua hari untuk bermain-main,
sungguh Allah telah menggantinya dengan yang lebih baik dari keduanya, yakni
hari (raya) Fitri dan hari (raya) Adha (Kurban)” (HR. Abu Darda dan Nasai).
Sesungguhnya bagi umat
islam pergantian hari dan waktu adalah merupakan tanda-tanda akan kebesaran dan
kekuasaan Allah swt.
اِنَّ فِيْ خَلْقِ
السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَاخْتِلَافِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَاٰيٰتٍ لِّاُولِى
الْاَلْبَابِۙ ١٩٠
“Sesungguhnya dalam
penciptaan langit dan bumi serta pergantian malam dan siang terdapat
tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal.” (QS. Ali Imran : 190).
الَّذِيْنَ
يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِهِمْ
وَيَتَفَكَّرُوْنَ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۚ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ
هٰذَا بَاطِلًاۚ سُبْحٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
"(yaitu)
orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan
berbaring, dan memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata),
"Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia. Maha Suci
Engkau. Lindungilah kami dari azab neraka." (QS. Ali Imran : 191).
Seorang mu’min ketika ia
mengetahui bagaimana kebesaran Allah swt. Allah menjalankan roda waktu ini
kemudian Allah pula yang membalikkan kehidupan manusia, hari ini kita tertawa
entah esok kita menangis, hari ini kita diberikan kemudahan entah mungkin esok
kita akan diberikan kesuitan, hari ini kita diberikan kekayaan dan kesenangan,
mungkin esok lusa kita diberikan kemiskinan dan kesulitan, hari ini kita masih
hidup mungkin esok kita akan wafat. Demikianlah Allah swt mentakdirkan segala
sesuatunya.
وَتِلْكَ الْاَيَّامُ
نُدَاوِلُهَا بَيْنَ النَّاسِۚ
“Dan masa (kejayaan
dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat
pelajaran).” (QS. Ali Imran : 140).
مَعَاشِرَ
الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله
Merayakan tahun baru
masehi itu membawa mudhorot dan bahaya yang sangat besar untuk Aqidah dan
keyakinan kita sebagai umat muslim karena kita termasuk orang-orang yang telah
menyerupai perilaku dan gaya orang-orang kafir karena ini bukanlah kebiasaan kaum
muslim. Dari Ibnu Umar, Nabi saw bersabda,
مَنْ تَشَبَّهَ
بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
“Barangsiapa yang
menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.” (HR. Ahmad dan Abu
Daud).
Dari ‘Amr bin Syu’aib,
dari ayahnya, dari kakeknya, Rasulullah saw bersabda,
لَيْسَ مِنَّا مَنْ
تَشَبَّهَ بِغَيْرِنَا
“Bukan termasuk
golongan kami siapa saja yang menyerupai selain kami” (HR. Tirmidzi).
Kenapa sampai kita
dilarang meniru-niru orang kafir secara lahiriyah? Ibnu Taimiyah rahimahullah
berkata,
أَنَّ الْمُشَابَهَةَ
فِي الْأُمُورِ الظَّاهِرَةِ تُورِثُ تَنَاسُبًا وَتَشَابُهًا فِي الْأَخْلَاقِ
وَالْأَعْمَالِ وَلِهَذَا نُهِينَا عَنْ مُشَابَهَةِ الْكُفَّارِ
“Keserupaan dalam
perkara lahiriyah bisa berpengaruh pada keserupaan dalam akhlak dan amalan.
Oleh karena itu, kita dilarang tasyabbuh dengan orang kafir” (Majmu’ Al Fatawa, 22:
154).
Oleh karena itu orang-orang
muslim tidak boleh ikut-ikutan menyerupai orang-orang kafir. Harusnya kita
berbangga-bangga dengan ajaran agama kita, kita juga bergembira dengan kitab
suci kita yang Allah turunkan kepada Nabi saw, al-quran dan as-Sunah agama yang
benar, apakah ini belum cukup untuk kita, undang-undang yang Allah turunkan
tidak akan pernah membuat sesat kita.
اَوَلَمْ يَكْفِهِمْ
اَنَّآ اَنْزَلْنَا عَلَيْكَ الْكِتٰبَ يُتْلٰى عَلَيْهِمْ ۗاِنَّ فِيْ ذٰلِكَ
لَرَحْمَةً وَّذِكْرٰى لِقَوْمٍ يُّؤْمِنُوْنَ ࣖ
“Apakah tidak cukup
bagi mereka bahwa Kami telah menurunkan kepadamu Kitab (Al-Qur'an) yang
dibacakan kepada mereka? Sungguh, dalam (Al-Qur'an) itu terdapat rahmat yang
besar dan pelajaran bagi orang-orang yang beriman." (QS. Al-Ankabut : 51).
مَعَاشِرَ
الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله
Agama islam itu hadir
ditengah-tengah kita selain sebagai pembawa rahmatan lill‘alamin, islam juga
hadir sebagai pembeda ajaran antara agama-agama terdahulu Yahudi dan Nasrani,
hari jumat adalah hari raya umat islam, hari sabtu adalah hari raya umat Yahudi
dan hari ahad adalah hari raya umat Nasrani. Begitu juga seperti hadirnya
perintah sholat, Rasulullah saw menyebutkan ibadah sholat sebagai pembeda cara
ibadah orang muslim dengan orang kafir. Buraidah bin Al Hushoib Al Aslamiy
berkata, ”Aku mendengar Rasulullah saw bersabda,
الْعَهْدُ الَّذِى
بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمُ الصَّلاَةُ فَمَنْ تَرَكَهَا فَقَدْ كَفَرَ
“Perjanjian antara
kami dan mereka (orang kafir) adalah shalat. Barangsiapa meninggalkannya maka
dia telah kafir.” (HR. Ahmad, Tirmidzi, An Nasa’I dan Ibnu Majah).
Ibadahnya saja sudah
sangat dibedakan antara muslim dengan non muslim, begitu juga cara ritual
keagamaan lainnya sudah pasti sangat berbeda. Cara merayakan hari ulang tahun, cara
merayakan tahun baru, menunggu pergantian malam tahun baru 1 januari dengan
membunyikan terompet, membunyikan lonceng, pesta kembang api dan lain
sebagainya perciss larangan ini seperti hadits Rasulullah saw. Ibnu ‘Umar, di
mana beliau berkata,
كَانَ الْمُسْلِمُونَ
حِينَ قَدِمُوا الْمَدِينَةَ يَجْتَمِعُونَ فَيَتَحَيَّنُونَ الصَّلاَةَ ، لَيْسَ
يُنَادَى لَهَا ، فَتَكَلَّمُوا يَوْمًا فِى ذَلِكَ ، فَقَالَ بَعْضُهُمْ
اتَّخِذُوا نَاقُوسًا مِثْلَ نَاقُوسِ النَّصَارَى . وَقَالَ بَعْضُهُمْ بَلْ
بُوقًا مِثْلَ قَرْنِ الْيَهُودِ . فَقَالَ عُمَرُ أَوَلاَ تَبْعَثُونَ رَجُلاً
يُنَادِى بِالصَّلاَةِ . فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم « يَا
بِلاَلُ قُمْ فَنَادِ بِالصَّلاَةِ»
“Kaum muslimin dahulu
ketika datang di Madinah, mereka berkumpul lalu memperkira-kirakan waktu
shalat, tanpa ada yang menyerunya, lalu mereka berbincang-bincang pada satu
hari tentang hal itu. Sebagian mereka berkata, gunakan saja lonceng seperti
lonceng yang digunakan oleh Nashrani. Sebagian mereka menyatakan, gunakan saja
terompet seperti terompet yang digunakan kaum Yahudi.” Lalu ‘Umar berkata,
“Bukankah lebih baik dengan mengumandangkan suara untuk memanggil orang
shalat.” Lalu Rasulullah saw berkata, “Wahai Bilal bangunlah dan
kumandangkanlah azan untuk shalat.” (HR. Bukhari dan Muslim).
مَعَاشِرَ
الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله
Inilah tanda-tanda
hari kiamat dimana umat Nabi Muhammad saw sudah banyak mengikuti tradisi,
budaya, ajaran, adat istiadat dan hari raya non muslim sedikit demi sedikit
sampai akhirnya umat muslim mengikuti mereka seluruhnya. Rasulullah saw. Dari
Abu Hurairah, Nabi saw bersabda,
لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ
حَتَّى تَأْخُذَ أُمَّتِى بِأَخْذِ الْقُرُونِ قَبْلَهَا ، شِبْرًا بِشِبْرٍ
وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ . فَقِيلَ يَا
رَسُولَ اللَّهِ كَفَارِسَ وَالرُّومِ . فَقَالَ
وَمَنِ النَّاسُ إِلاَّ أُولَئِكَ
“Kiamat tidak akan
terjadi hingga umatku mengikuti jalan generasi sebelumnya sejengkal demi
sejengkal, sehasta demi sehasta.” Lalu ada yang menanyakan pada Rasulullah saw
“Apakah mereka itu mengikuti seperti Persia dan Romawi?” Beliau menjawab,
“Selain mereka, lantas siapa lagi?“ (HR. Bukhar).
Dari Abu Sa’id Al
Khudri ra, ia berkata bahwa Rasulullah saw bersabda,
لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ
الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ
دَخَلُوا فِى جُحْرِ ضَبٍّ لاَتَّبَعْتُمُوهُمْ , قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ
آلْيَهُودَ وَالنَّصَارَى قَالَ : فَمَنْ
“Sungguh kalian akan
mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta
demi sehasta sampai jika orang-orang yang kalian ikuti itu masuk ke lubang dhob
(yang sempit sekalipun,-pen), pasti kalian pun akan mengikutinya.” Kami (para
sahabat) berkata, “Wahai Rasulullah, apakah yang diikuti itu adalah Yahudi dan
Nashrani?” Beliau menjawab, “Lantas siapa lagi?” (HR. Muslim).
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي
الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ
وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلْ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنّهُ هُوَ
السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ. فَاسْتَغْفِرُوْا اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْم
uanuan
Dengan RAHMAT ALLAH. Alhamdulillah Wa SyukrulillahTELAH TERBIT BUKU BARUJudul : "Hamba Yang Beruntung Di Dunia & Akhirat"Oleh NUR ANWAR AMIN, LcFollow Us :Mr. Lukman +62 815-8428-2565IG : @adjienung @wafizscenterFacebook : adjie nungYouTube : Nur Anwar AminHarga : Rp. 125.000Alamat Kantor :Yayasan Wafizs Al-Amin CenterJl. Gudang Bin Ali No. 73Ujungharapan Rt. 05/06 Kel. Bahagia Kec. Babelan Kab. Bekasi Jawa Barat.