Khutbah Jumat (Edisi 165) Tema : “3 KESELAMATAN DUNIA AKHIRAT (Part.3)”
khutbah-jumat
Wafizs
Al-Amin Center
“Berbagi Cahaya Diatas Cahaya”
Khutbah Jumat (Edisi 165) Tema :
“3
KESELAMATAN DUNIA AKHIRAT (Part.3)”
Oleh : Nur Anwar Amin (adjie nung)
Alumni Universitas Al-Azhar Mesir, Alumni Pondok Pesantren Attaqwa KH.Noer Alie
Bekasi dan Ketua Yayasan Wafizs Al-Amin Center Bekasi. Mohon Kirim
Donasi Anda : Zakat, Infaq, sedekah & Wakaf untuk Pembangunan
Asrama Yatim & Dhuafa ke No. Rek.7117.8248.23 (BSI) a.n. Yayasan Wafizs
Al-Amin Center. Donasi Anda sangat membantu meringankan beban mereka.
WA : +628161191890
klik aja adjie nung di Link YouTube, Instagram & Facebook
Khutbah ini disampaikan di Masjid JAMl’ AL-MU’MINUN DEPSOS Kota Bekasi. Jumat,
01 Nopember 2024 M/29 R. Tsani 1446 H.
مَعَاشِرَ
الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله
Ketiga,
سلامة الدين (Keselamatan Agama).
Cara
menyelamatkan agama adalah :
Pertama,
dengan اقامة الصلاة (mengerjakan sholat).
Sholat
adalah perintah Allah secara khusus saat Nabi saw diisro mi’rojkan karenanya
sholat menjadi amal ibadah yang paling penting, amal penentu dan amal yang akan
pertama kali dihisab dihadapan Allah swt.
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ،
قَالَ : قاَلَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ( إنَّ أَوَّلَ
مَا يُحَاسَبُ بِهِ العَبْدُ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلاَتُهُ، فَإنْ
صَلُحَتْ، فَقَدْ أفْلَحَ وأَنْجَحَ، وَإنْ فَسَدَتْ، فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ،
فَإِنِ انْتَقَصَ مِنْ فَرِيضَتِهِ شَيْءٌ، قَالَ الرَّبُ عَزَّ وَجَلَّ :
اُنْظُرُوا هَلْ لِعَبْدِي مِنْ تَطَوُّعٍ، فَيُكَمَّلُ مِنْهَا مَا انْتَقَصَ
مِنَ الفَرِيضَةِ ؟ ثُمَّ تَكُونُ سَائِرُ أعْمَالِهِ عَلَى هَذَا) رَوَاهُ
التِّرمِذِيُّ، وَقَالَ : ( حَدِيثٌ حَسَنٌ )
Abu
Hurairah ra berkata, Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya amal yang
pertama kali dihisab pada seorang hamba pada hari kiamat adalah shalatnya.
Maka, jika shalatnya baik, sungguh ia telah beruntung dan berhasil. Dan jika
shalatnya rusak, sungguh ia telah gagal dan rugi. Jika berkurang sedikit dari shalat
wajibnya, maka Allah Ta’ala berfirman, ‘Lihatlah apakah hamba-Ku memiliki
shalat sunnah.’ Maka disempurnakanlah apa yang kurang dari shalat wajibnya.
Kemudian begitu pula dengan seluruh amalnya.” (HR. Tirmidzi dan An-Nasa’i).
Sholat
juga merupakan tiang agama islam, jika agama islam masih ingin berdiri tegak
diatas muka bumi ini maka jangan pernah
tinggalkan sholat. Dari Mu’adz bin Jabal, Nabi saw bersabda,
رَأْسُ الأَمْرِ الإِسْلاَمُ وَعَمُودُهُ
الصَّلاَةُ
“Inti
(pokok) segala perkara adalah Islam dan tiangnya (penopangnya) adalah shalat.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah).
اَلصَّلاَةُ عِمَادُ الدّيْنِ فَمَنْ اَقَامَهَا
فَقَدْ اَقَامَ الدّيْنَ وَ مَنْ هَدَمَهَا فَقَدْ هَدَمَ الدّيْنَ. البيهقى
“Shalat
itu adalah tiang agama, barangsiapa yang menegakkan shalat, berarti menegakkan
agama. Dan barangsiapa yang merobohkan (meninggalkan) shalat berarti merobohkan
agamanya.” (HR. Baihaqi).
عَنِ ابْنِ عُمَرَ رضى الله عنه قَالَ : قَالَ
رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : لاَ اِيْمَانَ لِمَنْ لاَ اَمَانَةَ لَهُ وَ
لاَ صَلاَةَ لِمَنْ لاَ طَهُوْرَ لَهُ وَ لاَ دِيْنَ لِمَنْ لاَ صَلاَةَ لَهُ.
اِنَّمَا مَوْضِعُ الصَّلاَةِ مِنَ الدّيْنِ كَمَوْضِعِ الرَّأْسِ مِنَ اْلجَسَدِ.
الطبرانى فى الاوسط و الصغير
Dari
Ibnu 'Umar ra, ia berkata : Rasulullah saw bersabda, "Tidak ada iman
bagi orang yang tidak amanah, tidak (shah) shalat bagi orang yang tidak bersuci
untuknya, tidak ada agama bagi orang yang tidak shalat. Sesungguhnya kedudukan
shalat itu bagi agama adalah seperti kedudukan kepala bagi tubuh". (HR.
Thabrani dalam Al-Ausath dan Ash-Shaghir).
Kedua,
dengan في كثرة الصلوات خير الانام (banyak sholawat
kepada sebaik-baik manusia).
Karena
Rasulullah saw adalah manusia yang paling setia kepada umatnya, manusia yang
paling cinta, manusia yang menyelamatkan kaum wanita sekarang menjadi mulia. Jadi,
kalau ingin selamat agama kita maka perbanyak sholawat untuknya.
Semua
para nabi di padang mahsyar nanti duduk berada pada singgasananya, kecuali
singgasana baginda Rasulullah saw yang tidak diduduki, ternyata Nabi saw sedang
menghadap kepada Allah swt sambil menundukkan kepala dihadapan Allah. Apa yang
dikatan Nabi saw “يَا رَبِّ أُمَّتِى أُمَّتِى”
ya Allah selamatkan umatku, umatku sambil duduk Nabi saw menghadap kepada Allah
swt.
Hadits
yang menceritakan mengenai الشَّفاعةُ العُظمى
(syafa’at terkhusus untuk Muhammad) dan kemulian Nabi Muhammad saw. Dari Anas
bin Malik ra, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah saw bersabda,
إِذَا كَانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ شُفِّعْتُ ،
فَقُلْتُ يَا رَبِّ أَدْخِلِ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِى قَلْبِهِ خَرْدَلَةٌ .
فَيَدْخُلُونَ ، ثُمَّ أَقُولُ أَدْخِلِ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِى قَلْبِهِ
أَدْنَى شَىْءٍ. فَقَالَ أَنَسٌ كَأَنِّى أَنْظُرُ إِلَى أَصَابِعِ رَسُولِ
اللَّهِ صلى الله عليه وسلم
“Pada
hari kiamat, aku diberi syafa’at. Aku berkata, “Wahai Rabbku, masukkanlah dalam
surga orang yang masih punya iman sebesar biji sawi.” Mereka memasukinya. Aku
pun berkata, “Masukkanlah dalam surga orang yang masih punya iman walau
rendah.” Anas berkata, “Seakan-akan aku melihat (isyarat) pada jari-jemari
Rasulullah saw.” (HR. Bukhari).
Lalu
disebutkan hadits syafa’at yang panjang seperti pada riwayat dari Abu Hurairah
ra.
فَيَأْتُونَ عِيسَى فَيَقُولُ لَسْتُ لَهَا
وَلَكِنْ عَلَيْكُمْ بِمُحَمَّدٍ صلى الله عليه وسلم فَيَأْتُونِى فَأَقُولُ أَنَا
لَهَا. فَأَسْتَأْذِنُ عَلَى رَبِّى فَيُؤْذَنُ لِى وَيُلْهِمُنِى مَحَامِدَ
أَحْمَدُهُ بِهَا لاَ تَحْضُرُنِى الآنَ، فَأَحْمَدُهُ بِتِلْكَ الْمَحَامِدِ
وَأَخِرُّ لَهُ سَاجِدًا فَيُقَالُ يَا مُحَمَّدُ ارْفَعْ رَأْسَكَ، وَقُلْ
يُسْمَعْ لَكَ، وَسَلْ تُعْطَ، وَاشْفَعْ تُشَفَّعْ. فَأَقُولُ يَا رَبِّ أُمَّتِى
أُمَّتِى . فَيُقَالُ انْطَلِقْ فَأَخْرِجْ مَنْ كَانَ فِى قَلْبِهِ مِثْقَالُ
شَعِيرَةٍ مِنْ إِيمَانٍ. فَأَنْطَلِقُ فَأَفْعَلُ ثُمَّ أَعُودُ فَأَحْمَدُهُ
بِتِلْكَ الْمَحَامِدِ، ثُمَّ أَخِرُّ لَهُ سَاجِدًا فَيُقَالُ يَا مُحَمَّدُ
ارْفَعْ رَأْسَكَ، وَقُلْ يُسْمَعْ لَكَ، وَسَلْ تُعْطَ، وَاشْفَعْ تُشَفَّعْ،
فَأَقُولُ يَا رَبِّ أُمَّتِى أُمَّتِى. فَيُقَالُ انْطَلِقْ فَأَخْرِجْ مِنْهَا
مَنْ كَانَ فِى قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ أَوْ خَرْدَلَةٍ مِنْ إِيمَانٍ.
فَأَنْطَلِقُ فَأَفْعَلُ ثُمَّ أَعُودُ فَأَحْمَدُهُ بِتِلْكَ الْمَحَامِدِ، ثُمَّ
أَخِرُّ لَهُ سَاجِدًا فَيُقَالُ يَا مُحَمَّدُ ارْفَعْ رَأْسَكَ، وَقُلْ يُسْمَعْ
لَكَ، وَسَلْ تُعْطَ، وَاشْفَعْ تُشَفَّعْ . فَأَقُولُ يَا رَبِّ أُمَّتِى
أُمَّتِى. فَيَقُولُ انْطَلِقْ فَأَخْرِجْ مَنْ كَانَ فِى قَلْبِهِ أَدْنَى
أَدْنَى أَدْنَى مِثْقَالِ حَبَّةِ خَرْدَلٍ مِنْ إِيمَانٍ، فَأَخْرِجْهُ مِنَ
النَّارِ. فَأَنْطَلِقُ فَأَفْعَلُ
Mereka
mendatangi ‘Isa. ‘Isa lantas berkata, “Aku tidak pantas memberikan syafa’at
tersebut. Hendaklah kalian mendatangi Muhammad saw.” Nabi saw lantas berkata,
“Mereka lantas mendatangiku. Aku memang pantas memberikan syafa’at tersebut.
Aku lantas meminta izin pada Rabbku. Allah pun memberikan izin padaku. Aku
mendapatkan ilham untuk bisa memuji-Nya yang tak bisa kuhadirkan saat ini. Aku
memuji-Nya dengan pujian tersebut. Aku pun tersungkur sujud di hadapan-Nya.”
Allah
berfirman, “Wahai Muhammad, angkat kepalamu. Permintaanmu akan didengar.
Mintalah, engkau akan diberi. Berilah syafa’at, syafa’atmu akan diperkenankan.”
Aku pun berkata, “Wahai Rabbku, umatku, umatku.”
Lalu
disebutkan, “Keluarkanlah (dari neraka) yang masih memiliki iman dalam hatinya
seberat gandum.”
Nabi
saw berkata, “Lalu hal itu terlaksana. Aku pun kembali menyanjung-Nya dengan
pujian tadi. Aku pun tunduk sujud.” Allah berfirman, “Angkatlah kepalamu.
Permintaanmu akan didengar. Mintalah, engkau akan diberi. Berilah syafa’at,
syafa’atmu akan diperkenankan.”
Aku
pun berkata, “Wahai Rabbku, umatku, umatku.” Lalu disebutkan, “Keluarkanlah
(dari neraka) yang masih memiliki iman dalam hatinya sebesar biji sawi.”
Nabi
saw berkata, “Lalu hal itu terlaksana. Aku pun kembali menyanjung-Nya dengan
pujian yang tadi. Aku pun tunduk sujud.” Allah berfirman, “Angkatlah kepalamu.
Permintaanmu akan didengar. Mintalah, engkau akan diberi. Berilah syafa’at,
syafa’atmu akan diperkenankan.”
Aku
pun berkata, “Wahai Rabbku, umatku, umatku.” Lalu disebutkan, “Keluarkanlah
yang masih memiliki iman dalam hatinya yang lebih kecil dari biji sawi.
Keluarkanlah ia dari neraka. Hal itu pun terlaksana.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dalam
riwayat lain disebutkan,
ثُمَّ أَعُودُ الرَّابِعَةَ فَأَحْمَدُهُ
بِتِلْكَ، ثُمَّ أَخِرُّ لَهُ سَاجِدًا فَيُقَالُ يَا مُحَمَّدُ ارْفَعْ رَأْسَكَ
وَقُلْ يُسْمَعْ، وَسَلْ تُعْطَهْ، وَاشْفَعْ تُشَفَّعْ. فَأَقُولُ يَا رَبِّ
ائْذَنْ لِى فِيمَنْ قَالَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ. فَيَقُولُ وَعِزَّتِى
وَجَلاَلِى وَكِبْرِيَائِى وَعَظَمَتِى لأُخْرِجَنَّ مِنْهَا مَنْ قَالَ لاَ
إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ
“Kemudian
aku kembali untuk keempat kalinya. Aku memuji-Nya dengan pujian tadi. Aku pun
sujud di hadapan-Nya. Disebutkan, “Wahai Muhammad. Angkatlah kepalamu.
Permintaanmu akan didengar. Mintalah, engkau akan diberi. Berilah syafa’at,
syafa’atmu akan diperkenankan.” Aku pun berkata, “Wahai Rabbku, izinkanlah aku
memberikan syafa’at pada orang yang mengucapkan ‘laa ilaha illallah’.” Allah
berfirman, “Demi keagungan-Ku dan kebesaran-Ku, sungguh aku akan keluarkan dari
neraka orang yang mengucapkan laa ilaha illallah.” (HR. Bukhari).
Makanya
pantas saja untuk menyelamatkan agama kita, kita harus banyak-banyak
bersholawat untuk Nabi saw karena saat mau meninggal dunia saja Nabi saw
berkata “ummati, ummati, ummat umatku”
Rasulullah
saw bertanya, "Wahai Jibril, katakan padaku apa hakku di hadapan Allah swt?"
Malaikat
Jibril menjawab, "Wahai Rasulullah, pintu-pintu langit akan terbuka dan
para malaikat sudah menantikanmu di sana. Semua pintu surga telah terbuka lebar
menantikan kedatanganmu."
Meskipun
mendengar kabar gembira dari Malaikat Jibril, Rasulullah saw masih terlihat
cemas.
Melihat
kecemasan Rasulullah saw, Malaikat Jibril bertanya, "Mengapa engkau masih
cemas seperti itu? Apakah engkau tidak bahagia mendengar kabar ini, ya
Rasulullah?"
Rasulullah
saw kembali bertanya, "Beritahukanlah kepadaku, bagaimana nasib umatku
kelak?"
Malaikat
Jibril menjawab, "Jangan khawatirkan nasib umatmu, ya Rasulullah. Aku
mendengar Allah swt berfirman kepadaku: 'Aku telah mengharamkan surga bagi
selain umat Muhammad, hanya umatmu yang berhak memasukinya.'"
Rasulullah
saw merasa sedikit tenang. Tak terasa, saat-saat kepergian sang Rasul semakin
dekat. Malaikat Izrail terlihat sedang menjalankan tugasnya. Perlahan-lahan,
ruh Nabi Muhammad saw diambil. Tubuh Rasulullah saw basah karena keringat.
Urat-uratnya
tampak tegang. Sambil merasakan rasa sakit, Rasulullah saw berkata, "Wahai
Jibril, betapa sakitnya sakaratul maut ini."
Melihat
Rasulullah saw dalam kesakitan, Malaikat Jibril hanya bisa memalingkan
wajahnya. Ia tidak tega melihat Rasulullah saw dalam penderitaan seperti itu.
مَعَاشِرَ
الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله
Dikisahkan
dalam kitab I’anatut tholibin : Ada seorang pemuda tukang kuli panggul di
pasar, dia bukan ahli ibadah tapi hatinya sangat cinta kapada Nabi saw tiap hari
pemuda itu selalu bersholawat untuk Nabi saw, terutama ketika datang tanggal 12
Rabiul Awal lebih meningkatkan bacaan sholawatnya.
Dengan
penghasilan yang sangat terbatas dari upah kuli panggul di pasar, dia bagi tiga
(1) dibelikan baju baru, (2) membeli makanan, (3) ditabung masuk dalam celengan),
celengannya ditebok tiap tanggal 1 Rabiul Awal dan tiap tahunnya selalu ia
lakukan seperti itu. Sejak tanggal 1 Rabiul
Awal dia sudah memperbanyak sholawat kepada Nabi saw, ketika masuk tanggal 12 Rabiul
Awal dipakai baju yang paling gabus dia duduk pada malam itu karena dia tau itu
hari kelahiran baginda Rasul kemuadian dia mengucapkan salam
السلام عليك يارسول
الله، السلام عليك ياصفوة الله، السلام عليك ياحبيب الله، السلام عليك ايهاالنبي
الله
dia
tingkatkan baca sholawat sambil dia membayangkan baginda Rasul hadir
bersamanya, dia memabaca riwayat Nabi saw, tidak membiarkan hati berpaling dari
Rasul sampai shubuh, selesai shubuh dia panggil teman-temannya kumpul bersama untuk
makan yang sudah dipesan, sambil seraya berkata, ‘mari kita bergembira hari ini
karena hari ini adalah hari lahir baginda Rasul saw.
Suatu
ketika pemuda itu meninggal dunia, tiga hari setelah meninggal dunia, temannya
bermimpi ketemu dengan pemuda itu, kehidupannya bahagia, berada di taman surga,
berada di pohon surga, menggunakan pakain hijau pakaian surga, temannya bingun,
wahai pulan ‘hidupmu enak sekali di alam kubur, coba ceritakan apa yang terjadi.’
Pulan pun bercerita saat saya meninggal dunia saya merasakan sakitnya sakaratul
maut, saya bisa tau siapa yang gotong keranda saya, saya tau saat saya dimasukkan
ke liang kubur, saya merasakan gelap yang sangat gelap, tapi lama kelamaan ada seseorang
yang datang kepada saya sebuah cahaya dari
kejauhan, saya yakin itu adalah malaikat munkar dan nakir yang akan bertanya kepada
saya من ربك, makin dekat cahaya itu makin takut saya,
saya takut tidak bisa mejawab pertnyaan malaikat munkar dan nakir, makin dekat
orang itu namun yang saya lihat cuma satu bukan dua dan wajahnya tidak
menyeramkan seperti apa yang saya dengar ketika di dunia, ternyata orang yang
bercahaya itu menyejukkan hati, saya jadi penasaran lalu saya bertanya ‘wahai
pulan aku fikir malaikat munkar nakir dua orang ternyata hanya satu sambil tersenyum
pula, saya fikir wajah malaikat munkar nakir yang menakutkan, ternyanya menyejukkan
hati, ganteng, cakep dan bercahaya. Lalu apa yang dijawab oleh cahaya yang datang
itu, انا لست منكر ونكير (saya
ini bukan malaikat munkar nakir?), lalu anda siapa, ia menjawab ‘aku adalah orang
yang selalu engkau kirimi sholawat dan salam, aku adalah orang yang senantiasa
engkau rindukan, aku adalah orang yang gembira ketika hari lahirnya datang,
engkau adalah orang yang senantiasa engkau kumpulkan teman-temanmu, engkau
bergembira atas lahirnya, aku adalah Muhammad Rasulullah.
Baginda
Rasul datang, si pemuda itu pun hampir pingsan, lalu bertanya ‘ya Rasululloh
apa yang menyebabkan engkau datang kepadaku, ditempat yang begitu gelapnya, apa
yang menyebabkan engkau datang,? Baginda Rasul menjawab ‘aku tau engkau
meninggal dunia, aku izin kepada Allah untuk menghadap kepadamu segera sebelum
malaikat munkar nakir datang, sesaat lagi malaikat munkar dan nakir akan datang
kepadamu, dia akan mengajukan beberapa pertanyaan, tapi tenanglah wahai pemuda
‘aku tidak akan pernah meninggalkanmu sedetikpun, aku tidak akan pernah mau
meninggalkanmu karena engkau tidak pernah meningglkan ku selama di dunia,
engkau tidak pernah kiring bersholawat kepadaku, engkau selalu senang
menghidupkan sunah-sunahku, engkau selalu gembira ketika lahir hari lahirku
datang, engkau isi Rabiul Awal dg membaca sholawat kepadaku, engkau tidsk
pernah meninggalkan ku wahai pulan dengan berbgai macam keterbatasanmu namun engkau
tidak pernah lupa baca sholawat kepadaku, aku ingin menemanimu, sesaat lagi
malaikat munkar nakir datang, aku tidak akan pernah meninggalkamu, akau akan
bisikkan ditelingamu apabila engkau lupa akan jawabannya, aku akan ingatkan kepadamu
apabla engkau tersilp dalam mengucapkan jawaban, aku tidak akan pernah
meninggalkanmu karena saat di dunia engkau tidak pernah meninggalkanku’.
Itulah
manusia yang paling setia, manusia yang tahu kalau kita dikirimi sholawat dan
salam, kalau kita mengucapkan اللهم صلى على سيدنا محمد,
Allah akan mengembalikan ruh kepada jasadku dan aku tahu siapa yang membaca
sholawat dan akan membals sholawatnya.
Inilah
kemuliaan orang yang senang bersholawat kepada Nabi sw, di dunia akan tenang
hatinya, di dunia sudah diketahui kedudukannya, apa lagi nanti di alam barzakh
tidak akan ditinggalkan oleh baginda Nabi saw. Sering-seringlah bersholawat dimana
saja bisa dilakukan, sambil berjalan kaki, berkendraan, bekerja, diperjalanan
termasuk penghantar tidur. Ibnu Umar meriwayatkan sebuah hadits dari Rasulullah
saw bahwa beliau bersabda:
زينوا مجالسكم بالصلاة علي فان صلاتكم علي نور
لكم يوم القيامة
“Hiasilah
majelis-majelis kalian dengan bershalawat kepadaku. Karena shalawat kalian
kepadaku adalah cahaya bagi kalian di hari kiamat.” (HR. Ad-Dailamy).
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي
الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ
وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلْ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنّهُ هُوَ
السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ. فَاسْتَغْفِرُوْا اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْم
uanuan