Khutbah Jumat (Edisi 180) Tema : “KENAPA ORANG SUDAH MATI DIHAULKAN..?”
khutbah-jumat
Wafizs
Al-Amin Center
“Berbagi Cahaya Diatas Cahaya”
Khutbah Jumat (Edisi 180) Tema :
“KENAPA ORANG SUDAH MATI DIHAULKAN..?”
Oleh : Nur Anwar Amin (adjie nung)
Alumni Universitas Al-Azhar Mesir, Alumni Pondok Pesantren Attaqwa KH.Noer Alie
Bekasi dan Ketua Yayasan Wafizs Al-Amin Center Bekasi. Mohon Kirim
Donasi Anda : Zakat, Infaq, sedekah & Wakaf untuk Pembangunan
Asrama Yatim & Dhuafa ke No. Rek.7117.8248.23 (BSI) a.n. Yayasan Wafizs
Al-Amin Center. Donasi Anda sangat membantu meringankan beban mereka.
WA : +628161191890
klik aja adjie nung di Link YouTube, Instagram & Facebook
Khutbah ini disampaikan di Masjid JAMl’ AL-ITTIHAD Penggilingan Tengah, Babelan Kota, Kab.
Bekasi. Jumat, 25 Juli 2025 M/29 Muharram 1447 H.
مَعَاشِرَ
الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله
Setiap orang yang meninggal dunia tempat yang pertama
dihuni adalah alam kubur, bahagikah atau sengsarakah selama di alam kubur?, ini
sangat tergantung amal-amal sholeh dan bekal yang dibawa selama hidup di dunia.
Jika seandaikan sengsara di alam kuburnya maka sangat penting kiriman doa-doa
dari sanak saudara, keluarga dan orang muslim agar bisa meringankan dan mengangkat
derajatnya, Rasulullah saw telah mengajarkan saat ziarah kubur untuk membacakan
doa. Dari Sulaiman bin Buraidah dari bapaknya, Nabi saw,
السَّلَامُ
عَلَيْكُمْ أَهْلَ الدِّيَارِ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُسْلِمِينَ وَإِنَّا إِنْ
شَاءَ اللهُ بِكُمْ لَلَاحِقُونَ أَسْأَلُ اللهَ لَنَا وَلَكُمُ الْعَافِيَةَ
“Semoga
keselamatan tercurah kepada kalian, wahai penghuni kubur, dari (golongan)
orang-orang beriman dan orang-orang Islam. Kami insya Allah akan menyusul
kalian, saya meminta keselamatan untuk kami dan kalian.” (HR. Muslim).
Dari Ummu
Ad-Darda, Nabi saw bersabda,
دَعْوَةُ
الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ لأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ مُسْتَجَابَةٌ عِنْدَ رَأْسِهِ
مَلَكٌ مُوَكَّلٌ كُلَّمَا دَعَا لأَخِيهِ بِخَيْرٍ قَالَ الْمَلَكُ الْمُوَكَّلُ بِهِ
آمِينَ وَلَكَ بِمِثْلٍ
“Do’a
seorang muslim kepada saudaranya di saat saudaranya tidak mengetahuinya adalah
do’a yang mustajab (terkabulkan). Di sisi orang yang akan mendo’akan saudaranya
ini ada malaikat yang bertugas mengaminkan do’anya. Tatkala dia mendo’akan
saudaranya dengan kebaikan, malaikat tersebut akan berkata: “Amin. Engkau akan
mendapatkan semisal dengan saudaramu tadi”.
(HR. Muslim).
Dalam ajaran
islam mengirimi doa untuk orang yang sudah mati itu tidak dibatasi hari dan
waktu, kapan saja boleh, ada yang kiriman harian, mingguan, bulanan dan tahunan
yang disebut haul, jika kiriman doa harian ia luput, bisa dilakukan tiap pekan,
ternyata karena kesibukan membuat ia luput pula, maka bisa dilakukan tiap bulan,
ternyata kesibukannya yang terus menerus sehinga terus luput maka lakukan tiap
tahunnya dengan peringatan haul. Kenapa harus dihaulkan? Tentunya banyak manfaatnya
untuk orang yang masih hidup terutama lagi untuk yang sudah meninggal dunia. Diantaranya
:
Pertama, ذكر الاخرة (Ingat Akhirat).
Penting bagi umat islam sebagai pengingat
bahwa prioritas akhirat lebih baik dari dunia, dunia yang kita kejar susah
payah, siang malam mati-matian semuanya itu fana dan pasti akan sirna. Allah swt
berfirman,
مَا عِنْدَكُمْ يَنْفَدُ وَمَا عِنْدَ اللَّهِ بَاقٍ
“Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang
ada di sisi Allah adalah kekal.”
(QS. An Nahl: 96).
Segala sesuatu yang kita miliki pasti akan
sirna, baik diri kita sendiri, keluarga dekat kita, dan harta kita. Ibnu Katsir
berkata, “Apa yang ada di sisi kalian akan berakhir pada waktu tertentu yang
telah ditetapkan.” Yang kekal itu pahala, surga disisi Allah yang akan kekal,
tidak terputus, tidak akan lenyap dan tidak akan hilang.” (Lihat Tafsir Al
Qur’an Al ‘Azhim, 4: 710).
بَلْ تُؤْثِرُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا (16) وَالْآَخِرَةُ
خَيْرٌ وَأَبْقَى (17)
“Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih
kehidupan duniawi. Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal.” (QS. Al A’laa : 16-17).
Dari Zaid bin Tsabit ra, ia mendengar Rasululloh
saw bersabda :
مَنْ كَانَتِ الدُّنْيَا هَمَّهُ ، فَرَّقَ اللهُ
عَلَيْهِ أَمْرَهُ ، وَجَعَلَ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ ِ، وَلَمْ يَأْتِهِ مِنَ
الدُّنْيَا إِلَّا مَا كُتِبَ لَهُ ، وَمَنْ كَانَتِ الْآخِرَةُ نِيَّـتَهُ ، جَمَعَ
اللهُ أَمْرَهُ ، وَجَعَلَ غِنَاهُ فِيْ قَلْبِهِ ، وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِيَ رَاغِمَةٌ
“Barangsiapa tujuan hidupnya adalah dunia,
maka Allah akan mencerai-beraikan urusannya, menjadikan kefakiran di kedua
pelupuk matanya, dan ia tidak mendapatkan dunia kecuali menurut ketentuan yang
telah ditetapkan baginya. Barangsiapa yang niat (tujuan) hidupnya adalah negeri
akhirat, Allah akan mengumpulkan urusannya, menjadikan kekayaan di hatinya, dan
dunia akan mendatanginya dalam keadaan hina.” (HR. Imam Ahmad, Ibnu Hibban dan Baihaqi).
مَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الْآخِرَةِ نَزِدْ لَهُ
فِي حَرْثِهِ ۖ وَمَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الدُّنْيَا نُؤْتِهِ مِنْهَا وَمَا
لَهُ فِي الْآخِرَةِ مِنْ نَصِيبٍ
“Barangsiapa menghendaki keuntungan di akhirat
akan Kami tambahkan keuntungan itu baginya, dan barangsiapa menghendaki
keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian darinya (keuntungan dunia),
tetapi dia tidak akan mendapat bagian di akhirat.” (QS. Asy-Syura : 20).
Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,
مُـحِبُّ الدُّنْيَا لَا يَنْفَكُّ مِنْ ثَلَاثٍ
: هَمٌّ لَازِمٌ ، وَتَعَبٌ دَائِمٌ ، وَحَسْرَةٌ لَا تَنْـقَضِـى
“Pecinta dunia tidak akan terlepas dari tiga
hal: (1) Kesedihan (kegelisahan) yang terus-menerus, (2) Kecapekan (keletihan)
yang berkelanjutan, dan (3) Kerugian yang tidak pernah berhenti.” (lihat Mawaridul
Aman al-Muntaqa min Ighatsatil Lahafan (hlm. 83-84).
Kenapa tidak dikejar yang abadi, kenapa tidak
direbutkan urusan akhirat padahal itu semua yang akan membuat kita bahagia kekal
selamanya. Akhirat lebih baik segalanya, akhirat negeri keabadian, kebahagiaan
yang murni dan tanpa kesulitan. Firman Allah swt.
وَالْاٰخِرَةُ خَيْرٌ وَّاَبْقٰىۗ ١٧
“Padahal kehidupan akhirat itu lebih baik dan
lebih kekal.” (QS. Al-A'la
: 17).
مَعَاشِرَ
الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله
Kedua, ذكر الموت (Ingat Mati).
Banyak mengingat mati itu sunah Nabi saw
karena bisa menjadi motivasi yang berlipat untuk mengerjakan semua perintah
Allah dan meninggalkan semua laranganNya bahkan dihukumkan sunah muakkadah (sangat
dianjurkan) sering-sering mengingat kematian. Sabda Nabi saw.
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم : أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ يَعْنِى الْمَوْتَ.
Dari Abu Hurairah ra, “Rasulullah saw
bersabda: “Perbanyaklah mengingat pemutus kelezatan”, yaitu kematian”. (HR.
An-Nasai, Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad).
Bahkan dalam Kitab al-Mu’jam al-Ausath
bernilai setara dengan mati syahid, Nabi saw bersabda,
فِيْ كِتَابِهِ. "الْمُعْجَمُ الْأَوْسَطُ".
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، هَلْ يُحْشَرُ مَعَ
الشُّهَدَاءِ أَحَدٌ؟ قَالَ: نَعَمْ، مَنْ يَذْكُرُ الْمَوْتَ فِي الْيَوْمِ وَاللَّيْلَةِ
عِشْرِيْنَ مَرَّةً. (رواه الطبراني)
Dari Aisyah ra ia bertanya : “Ya Rasulullah
adakah seseorang yang akan dibangkitkan bersama degan syuhada ? Nabi menjawab :
Ada, yaitu orang yang mengingat mati sehari semalam 20 kali”. (HR. Thabrani).
Seseorang yang selalu ingat mati dalam sehari
sampai 20 kali, ia ini dinilai mati syahid meskipun tidak sedang berperang
dijalan Allah swt karena semestinya orang yang ingat mati itu tambah
semangatnya karena akan bertemu Allah, seharusnya ia tambah senang, tambah bahagia
dan tambah suka, sabda Nabi saw.
قَالَ " مَنْ أَحَبَّ لِقَاءَ اللَّهِ أَحَبَّ
اللَّهُ لِقَاءَهُ وَمَنْ كَرِهَ لِقَاءَ اللَّهِ كَرِهَ اللَّهُ لِقَاءَهُ
"
“Barangsiapa senang berjumpa dengan Allah,
Allah pun senang berjumpa dengannya dan barangsiapa yang benci berjumpa dengan
Allah, Allah pun benci berjumpa dengannya." Dan telah menceritakan kepada
kami”. (HR. Bukhori).
Maka ketika yang mati orang baik ia akan
ditunjukkan tempatnya dan kedudukannya di surga nanti, pasti orang itu senang
dan Allah juga senang menerimanya dan ia pun pasti akan lebih memilih mati.
Begitu sebaliknya, jika ahli maksiat maka ia takut mati karena akan ditunjukkan
tempatnya di neraka sehingga ia tidak mau bertemu allah swt.
Al-laffaf berkata :
وَقَالَ
اللَّفَّافُ : مَن أَكْثَرَ ذِكْرَ الْمَوْتِ أُكْرِمَ بِثَلاَثَةِ أَشْيَاءِ :
تَعْجِيلُ التَّوْبَةِ، وَقَنَاعَةُ الْقَلْبِ، وَنَشَاطُ الْعِبَادَةِ. وَمَن
نَسِيَ الْمَوْتَ عُوقِبَ بِثَلاَثَةِ أَشْيَاءِ : تَسْوِيفُ التَّوْبَةِ،
وَتَرْكُ الرِّضَا بِالْكَفَافِ، وَالتَّكَاسُلُ فِي الْعِبَادَةِ
كتاب : التَّذْكِرَةُ بِأَحْوَالِ الْمَوْتَى وَأُمُورِ الْآخِرَةِ
(القرطبي). الجزء : 1، الصفحة : ١٢٦
“Barangsiapa yang banyak mengingat kematian
maka dimuliakan dengan tiga hal : Bersegera tobat, (Qona’ah) puas hati, dan Semangat
ibadah. Dan barangsiapa yang lupa kematian diberikan hukuman dengan tiga hal : Menunda
taubat, Tidak ridha dengan keadaan dan Malas ibadah.”
مَعَاشِرَ
الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله
Ketiga, ذكر الهدية (Ingat Hadiah).
Kiriman hadiah dari orang yang masih hidup
itulah yang sangat ditunggu-tunggu orang sudah mati. Dalam kitab هدية الاحياء الى الاموات ومايصل اليهم, hal 174 dijelaskan,
أَخْبَرَنَا
أَبُو عَبْدِ الرَّحْمَنِ مُحَمَّدُ بْنُ الْحُسَيْنِ بْنُ مُوسَى السُّلَمِيُّ
كِتَابَةً قَالَ: ثَنَا أَبُو الْقَاسِمِ عَبْدُ اللهِ بْنُ مُحَمَّدٍ
النَّيْسَابُورِيُّ عَنْ عَلِيِّ بْنِ مُوسَى الْبَصْرِيِّ، عَنْ ابْنِ جُرَيْجٍ،
عَنْ مُوسَى بْنِ وَرْدَانَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: (اِهْدُوا لِمَوْتَاكُمْ). قُلْنَا: وَمَا
نُهْدِي يَا رَسُولَ اللَّهِ الْمَوْتَى؟ قَالَ: (الصَّدَقَةُ وَالدُّعَاءُ).
ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: (إِنَّ أَرْوَاحَ
الْمُؤْمِنِينَ يَأْتُونَ كُلَّ جُمُعَةٍ إِلَى سَمَاءِ الدُّنْيَا، فَيَقِفُونَ
بِحِذَاءِ دُورِهِمْ وَبُيُوتِهِمْ، فَيُنَادِي كُلُّ وَاحِدٍ مِنْهُمْ بِصَوْتٍ
حَزِينٍ: يَا أَهْلِي وَوَلَدِي وَأَهْلَ بَيْتِي وَقَرَابَاتِي، اِعْطِفُوا
عَلَيْنَا بِشَيْءٍ رَحِمَكُمُ اللهُ، وَاذْكُرُونَا وَلَا تَنْسُونَا،
وَارْحَمُوا غُرْبَتَنَا، وَقِلَّةَ حِيلَتِنَا، وَمَا نَحْنُ فِيهِ، فَإِنَّا
قَدْ بَقِينَا فِي سَحِيقٍ وَثِيقٍ، وَغَمٍّ طَوِيلٍ، وَوَهْنٍ شَدِيدٍ،
فَارْحَمُونَا رَحِمَكُمُ اللَّهُ، وَلَا تَبْخَلُوا عَلَيْنَا بِدُعَاءٍ أَوْ
صَدَقَةٍ أَوْ تَسْبِيحٍ، لَعَلَّ اللهُ يُرِيحُنَا قَبْلَ أَنْ تَكُوْنُوا
أَمْثَالَنَا، فَيَا حَسْرَتَاهُ وَأَنْدَامَاهُ يَا عِبَادَ اللهِ، اسْمَعُوا
كَلَامَنَا، وَلَا تَنْسُوْنَا، فَإِنَّكُمْ تَعْلَمُونَ أَنَّ هَذِهِ الْفُضُوْلَ
الَّتِي فِي أَيْدِيْكُمْ كَانَتْ فِي أَيْدِينَا، وَكُنَّا لَمْ نُنْفِقْهَا فِي
طَاعَةِ اللهِ، وَمَنَعْنَاهَا عَنِ الْحَقِّ، فَصَارَ وَبَالًا عَلَيْنَا،
وَمَنْفَعَتُهَا لِغَيْرِنَا، وَالْحِسَابُ وَالْعِقَابُ عَلَيْنَا). الكتاب :
هديَّةُ الأحياءِ إلى الأمواتِ وما يَصِلُ إليهم. لِلهَكَاري (أبو الحسنِ
الهَكَاريِّ)
Dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah saw
bersabda, “Kirimlah hadiah untuk orang-orang yang meninggal di antara
kalian.” Para sahabat bertanya, “Apa yang kami kirimkan wahai Rasulullah?”
Beliau menjawab, “Sedekah dan doa.” Kemudian Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya
arwah-arwah kaum mukminin itu datang setiap hari Jumat ke langit dunia, lalu
mereka berdiri di atas sandal-sandal rumah mereka atau di rumah mereka. Lalu
setiap mereka memanggil-manggil dengan suara yang sedih, “wahai keluargaku,
wahai anakku, wahai ahli baitku, wahai kerabatku, kasihilah dengan sesuatu,
semoga Allah merahmati kalian. Ingatlah kami dan janganlah kalian lupa kepada
kami. Kasihilah kesendirian kami dan ketidak-mampuan kami untuk melakukan
apa-apa, tidak ada yang bisa kami lakukan lagi. Karena sekarang kami tinggal di
alam yang jauh dan mengikat, yang suram dan lama dan dalam kelemahan yang
sangat lemah, maka kasihilah kami semoga Allah merahmati kalian. Dan janganah
kalian pelit dalam memberikan doa, sedekah atau tasbih kepada kami. Semoga
Allah mengasihi kami sebelum kalian menjadi semisal kami. Jangan sampai
menyesal wahai hamba Allah. Dengarlah perkataan kami, jangan lupakan kami.
Kalian tahu benar bahwa karunia yang kalian miliki sekarang, dulu ada di tangan
kami. Kami dahulu tidak menginfakkannya dalam ketaatan kepada Allah, kami tidak
membelanjakannya dalam kebenaran. Sehingga semua itu menjadi bencana bagi kami
sekarang dan manfaat harta-harta itu malah didapatkan oleh orang lain. Sedangkan
azab dan hukumannya ditimpakan atas kami.”
Rasa senang dan bahagia yang tak terkira
sehingga akan menambah keyakinan kita bahwa kiriman doa dan sedekah dari orang
yang masih hidup itu sampai sehingga dijelaskan dalam kitab an-Nawadir
dikisahkan,
فَقَالُوا:
يَا نَبِيَّ اللهِ! صِفْ لَنَا الصَّدَقَةَ لِلْأَمْوَاتِ، فَقَالَ : (إِنَّكَ
لَتَصَدَّقُ عَنْ مَيِّتِكَ بِصَدَقَةٍ، فَيَجِيئُهُ مَلَكٌ مِنَ الْمَلَائِكَةِ
بِطَبَقٍ مِنْ نُورٍ، فَيَجْعَلُهَا عَلَى الطَّبَقِ وَلَهَا نُورٌ سَاطِعٌ فِي
سَبْعِ سَمَاوَاتٍ، فَيَقُومُ عَلَى شَفِيرِ قَبْرِهِ فَيُنَادِي : السَّلَامُ
عَلَيْكَ يَا صَاحِبَ الْقَبْرِ الْغَرِيبِ، إِنَّ أَهْلَكَ أَهْدَوْا إِلَيْكَ
هَدِيَّةً فَاقْبَلْهَا). قَالَ : (فَيُدْخِلُ اللهُ فِي قَبْرِهِ، وَيُنَوِّرُ
لَهُ فِي قَبْرِهِ، وَيُوَسِّعُ عَلَيْهِ بِهَا، مَنْ أَعْطَى صَدَقَةً لِمَيِّتٍ
فَلَهُ عِنْدَ اللَّهِ مِنَ الثَّوَابِ مِثْلُ جَبَلِ أُحُدٍ)
كِتَابُ
النَّوَادِرِ فِي حِكَايَاتِ الصَّالِحِينَ وَعَجَائِبِ الْمُتَقَدِّمِينَ
الزَّوَاهِرِ/شِهَابُ الدِّينِ القَلْيُوبِي
“Wahai
Nabi.! Jelaskan gambaraan kepada kami, sedekah bagi orang mati, Nabi menejawab
: “Kamu bersedekah atas nama orang yang telah meninggal, lalu datanglah
malaikat dari kalangan malaikat dengan membawa sepiring Cahaya dan
meletakkannya diatas piring itu dan didalamnya ada cahaya yang terang di tujuh
lapis langit, lalu malaikat itu berdiri dipinggir kuburnya orang yang
disedekahkan, lalu memanggil, ‘Assalaumalaika wahay penghuni kubur yang asing
(kesepian), sesungguhnya kelurgamu mengirimi hadiah untukmu, maka terimalah’.
‘Dia berkata : (Maka Tuhan akan memasuki kuburnya dan menerangi kuburnya
untuknya, dengannya ia akan memperluas pahalanya seperti gunung Uhud.”
Sedekah itu menolak
azab kubur). Rasulullah saw bersabda,
إِنَّ
الصَّدَقَةَ لَتُطْفِئُ عَنْ أَهْلِهَا حَرَّ القُبُوْرِ
“Sesungguhnya
sedekah dapat memadamkan panasnya kubur bagi pemiliknya”.
(HR Ath-Thabrani).
مَعَاشِرَ
الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله
Jangan pernah berhenti selagi kita
mampu, beri mereka yang sedang di alam kubur dengan kiriman sedekah dan doa,
sedekah berupa materi berat, kirimi dengan yang paling ringan yaitu bacakan suroh
yasin, istighfar atau fateha setiap hari karena semua itu akan bikin mereka
tenang dan senang.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي
الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ
وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلْ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنّهُ هُوَ
السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ. فَاسْتَغْفِرُوْا اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْم
Uanuan