Khutbah Jumat (Edisi 184) Tema : “HATI-HATI, BOHONG MENGANTARKAN PADA NERAKA”
khutbah-jumat
Wafizs Al-Amin Center
“Berbagi Cahaya Diatas Cahaya”
Khutbah Jumat (Edisi 184) Tema :
“HATI-HATI, BOHONG
MENGANTARKAN PADA NERAKA”
Oleh : Nur Anwar
Amin (adjie nung)
Alumni Universitas Al-Azhar Mesir, Alumni Pondok Pesantren Attaqwa KH.Noer Alie
Bekasi dan Ketua Yayasan Wafizs Al-Amin Center Bekasi. Mohon Kirim
Donasi Anda : Zakat, Infaq, sedekah & Wakaf untuk Pembangunan
Asrama Yatim & Dhuafa ke No. Rek.7117.8248.23 (BSI) a.n. Yayasan Wafizs
Al-Amin Center. Donasi Anda sangat membantu meringankan beban mereka.
WA : +628161191890
klik aja adjie nung di Link YouTube, Instagram & Facebook
Khutbah ini disampaikan di Masjid JAMI’ AL-ITTIHA Penggilingan Tengah Kebalen Babelan
Kab. Bekasi. Jumat, 19 September 2025 M/26 R. Awal 1447 H.
مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله
Masih
momentum dibulan maulid Nabi saw, dipenghujung bulan Robiul Awal saatnya Allah
beri kesempatan untuk kita ini dekat-dekat dengan orang yang paling sempurna,
suritauladan terbaik, idola yang paling tepat yaitu Rasulullah saw dengan cara
mengikuti semua jejak langkahnya pasti akan selamat dunia akhirat. Nabi
Muhammad saw bersabda,
تَرَكْتُ
فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا : كِتَابَ اللهِ
وَ سُنَّةَ رَسُوْلِهِ
“Aku
telah tinggalkan kepada kamu dua perkara. Kamu tidak akan sesat selama
berpegang kepada keduanya, (yaitu) Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya.”
(HR. Malik; Al-Hakim, Al-Baihaqi, Ibnu Nashr, Ibnu Hazm).
Bahkan orang-orang
yang mengikuti sunah Nabi saw (ittiba’) akan mendapatkan kasih sayang Allah dan
diampuni dosa-dosanya. Firman Allah swt
قُلْ
إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ
لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
”Katakanlah:
“Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi
dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
(QS. Ali Imran: 31).
Tapi ingat
jangan sekali-kali berpaling dari ajaran Allah dan membangkang dari sunah Nabi
maka akibatnya sangat fatal sehingga Allah swt tegaskan dalam firmanNya.
وَمَن
يَعْصِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَٰلًا مُّبِينًا
“Dan
barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat,
sesat yang nyata.” (QS. Al-Ahzab: 36).
مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله
Diantara sekian
banyak sifat yang dilarang Rasulullah saw adalah berbohong atau dusta karena banyak
orang sekarang berbohon dianggap hal sepele atau biasa, berbohong sudah menjadi
konsumsi kebiasaan pribadi padahal berbohong itu termasuk perbuatan dosa besar
dalam islam dan menghindari setiap kebohongan itu sangatlah penting. Pesan
Nabi saw.
وَإِيَّاكُمْ
وَالْكَذِبَ فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِى إِلَى الْفُجُورِ وَإِنَّ الْفُجُورَ
يَهْدِى إِلَى النَّارِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ
حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ كَذَّابًا
“Hati-hatilah
kalian dari berbuat dusta (bohong), karena sesungguhnya dusta akan mengantarkan
kepada kejahatan dan kejahatan akan mengantarkan pada neraka. Jika seseorang
sukanya berdusta dan berupaya untuk berdusta, maka ia akan dicatat di sisi
Allah sebagai pendusta.” (HR. Muslim).
Kenapa Nabi
saw dijuluki gelar Al-Amin karena Nabi tidak pernah berbohong, beliau
orang yang paling jujur. Dari Ibnu Mas’ud menuturkan bahwa Rasulullah saw
bersabda,
عَلَيْكُمْ
بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِى إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِى
إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى
يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا
“Hendaklah
kalian senantiasa berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran akan megantarkan
pada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan akan mengantarkan pada surga. Jika
seseorang senantiasa berlaku jujur dan berusaha untuk jujur, maka dia akan
dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur.” (HR.
Muslim).
Sehingga
Nabi saw secara khusus titpkan pesan penting untuk para pembisnis dan pedagang
agar bersikap jujur dan menghindari kebohongan. Dari Rifa’ah, ia mengatakan
bahwa ia pernah keluar bersama Nabi saw ke tanah lapang dan melihat manusia
sedang melakukan transaksi jual beli. Beliau lalu menyeru, “Wahai para
pedagang!” Orang-orang pun memperhatikan seruan Rasulullah saw sambil
menengadahkan leher dan pandangan mereka pada beliau. Lantas Nabi saw bersabda,
إِنَّ
التُّجَّارَ يُبْعَثُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فُجَّارًا إِلاَّ مَنِ اتَّقَى
اللَّهَ وَبَرَّ وَصَدَقَ
“Sesungguhnya
para pedagang akan dibangkitkan pada hari kiamat nanti sebagai orang-orang
fajir (jahat) kecuali pedagang yang bertakwa pada Allah, berbuat baik dan
berlaku jujur.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah).
مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله
Saking dilarangnya
berbohong sehingga dalam kondisi bercanda saja atau lawakan tetap tidak
dibolehkan berbohong karena itu menggambarkan ciri keimanan seseorang, dalam kita Al Mawsu’ah Al Fiqhiyyah (34: 208)
disebutkan, bahwa “Berdusta saat bercanda tetap haram sebagaimana berdusta
dalam keadaan lainnya.”
لاَ
يُؤْمِنُ الْعَبْدُ الإِيمَانَ كُلَّهُ حَتَّى يَتْرُكَ الْكَذِبَ فِى
الْمُزَاحَةِ وَيَتْرُكَ الْمِرَاءَ وَإِنْ كَانَ صَادِقاً
“Seseorang
tidak dikatakan beriman seluruhnya sampai ia meninggalkan dusta saat bercanda
dan ia meninggalkan debat walau itu benar.” (HR.
Ahmad).
Dari
Ibnu ‘Umar ra, Rasulullah saw bersabda,
إِنِّي
لأَمْزَحُ , وَلا أَقُولُ إِلا حَقًّا
“Aku
juga bercanda namun aku tetap berkata yang benar.” (HR.
Thobroni).
Bahkan
disebutkan dalam suatu riwayat ancaman Nabi saw “berdusta yang tujuannya hanya
ingin membuat orang tertawa termasuk kena ancama ‘wail’. Dari Bahz bin Hakim,
ia berkata bahwa ayahnya, Hakim telah menceritakan bahwa ia pernah mendengar
Rasulullah saw bersabda,
وَيْلٌ
لِلَّذِى يُحَدِّثُ فَيَكْذِبُ لِيُضْحِكَ بِهِ الْقَوْمَ وَيْلٌ لَهُ وَيْلٌ لَهُ
“Celakalah
bagi yang berbicara lantas berdusta hanya karena ingin membuat suatu kaum
tertawa. Celakalah dia, celakalah dia.” (HR.
Abu Daud dan Tirmidzi).
Kebiasaan
berbohong itu adalah aib yang amat buruk dan merupakan tanda-tanda orang
munafiq. Dari Abi Hurairah bahwa Rasulullah saw bersabda,
آيَةُ
الْمُنَافِقِ ثَلاَثٌ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ وَإِذَا
ائْتُمِنَ خَانَ
“Tanda
orang munafik itu ada tiga, dusta dalam perkataan, menyelisihi janji jika
membuat janji dan khinat terhadap amanah.” (HR.
Bukhori Muslim).
Sepaling
buruk tempat bagi orang munafik merekalah penduduk kerak neraka. Firman Allah
swt
إِنَّ
الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ الأَسْفَلِ مِنَ النَّارِ وَلَن تَجِدَ لَهُمْ
نَصِيراً
“Sesungguhnya
orang-orang munafik itu berada di tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan
engkau tidak akan menjumpai seorang penolong pun bagi mereka.”
(QS. An-Nisa’: 145).
مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله
Marilah selalu
kita ikuti perintah Rasulullah saw dengan menjauhkan berbohong, tinggalkan
dusta dan jangan menjadi kebiasaan berperilaku bohong karena bekas dibohongi
itu akan terasa sakitnya dan akan terus melekat sulit untuk dilupakan. Mulailah
menata hidup ini dengan selalu jujur dan berkata benar. Firman
Allah swt
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ
“Hai
orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama
orang-orang yang benar.” (QS. At Taubah: 119).
Dalam
ayat lainnya, Allah swt berfirman,
فَلَوْ
صَدَقُوا اللَّهَ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ
“Tetapi
jikalau mereka berlaku jujur pada Allah, niscaya yang demikian itu lebih baik
bagi mereka.” (QS. Muhammad: 21)
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي
الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ
وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلْ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنّهُ هُوَ
السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ. فَاسْتَغْفِرُوْا اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْم
uanuan