Khutbah Jumat (Edisi 185) Tema : “OBAT HATI AGAR SELALU BERCAHAYA, JANGAN GEDEG BAE...”
khutbah-jumat
Wafizs Al-Amin
Center
“Berbagi Cahaya Diatas Cahaya”
Khutbah Jumat (Edisi 185) Tema :
“OBAT HATI AGAR SELALU BERCAHAYA, JANGAN GEDEG BAE...”
Oleh : Nur Anwar Amin
(adjie nung)
Alumni Universitas Al-Azhar Mesir, Alumni Pondok Pesantren Attaqwa KH.Noer Alie
Bekasi dan Ketua Yayasan Wafizs Al-Amin Center Bekasi. Mohon Kirim
Donasi Anda : Zakat, Infaq, sedekah & Wakaf untuk Pembangunan
Asrama Yatim & Dhuafa ke No. Rek.7117.8248.23 (BSI) a.n. Yayasan Wafizs
Al-Amin Center. Donasi Anda sangat membantu meringankan beban mereka.
WA : +628161191890
klik aja adjie nung di Link YouTube, Instagram & Facebook
Khutbah ini disampaikan di Masjid JAMI’ ATTAQWA Ujungharapan Bahagia, Babelan Kab.
Bekasi. Jumat, 26 September 2025 M/04 R. Akhir 1447 H.
مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ
رَحِمَكُمُ الله
Rasulullah saw adalah panutan dan idola terbaik untuk
kita, Rasulullah penuntun jalan kebaikan, Rasulullah cahaya yang menerangi alam
semesta ini dari kegelapan, Rasulullah sang pembawa cahaya kebenaran, cahaya
iman, cahaya islam rahmatan lil’alamin. Bukti Rasulullah
saw itu cahaya, banyak disebutkan dalam al-quran, diantaranya :
يٰٓاَيُّهَا
النَّبِيُّ اِنَّآ اَرْسَلْنٰكَ شَاهِدًا وَّمُبَشِّرًا وَّنَذِيْرًاۙ ٤٥
“Wahai
Nabi (Muhammad), sesungguhnya Kami mengutus engkau untuk menjadi saksi, pemberi
kabar gembira, dan pemberi peringatan.” (QS. Al-Ahzab : 45).
وَّدَاعِيًا
اِلَى اللّٰهِ بِاِذْنِهٖ وَسِرَاجًا مُّنِيْرًا ٤٦
“dan untuk menjadi penyeru kepada (agama)
Allah dengan izin-Nya serta sebagai pelita yang menerangi.”
(QS. Al-Ahzab : 46).
Allah langsung yang menyatakan tentang baginda
Rasululloh saw, itu sebagai سِرَاجًا مُّنِيْرًا.
(pelita yang menerangi) Maka sering kita senandungkan pada kisah maulid Nabi
saw
أَنْتَ
شَمْسٌ أَنْتَ بَدْرٌ، أَنْتَ نُوْرٌ فَوْقَ نُوْرٍ، أَنْتَ إِكْسِيْرٌ وَغَالِي،
أَنْتَ مِصْبَاحُ الصُّدُوْرِ
“Engkau bagai matahari, engkau bagai bulan purnama, engkau cahaya diatas cahaya, engkau bagai emas murni, engkaulah pelita hati”
Ungkapan ini senada dengan firman Allah swt
bahwa “Rasulullah engkaulah matahari, engkaulah purnama”
قَدْ
جَاۤءَكُمْ مِّنَ اللّٰهِ نُوْرٌ وَّكِتٰبٌ مُّبِيْنٌۙ ١٥
“Sungguh, telah datang kepadamu (utusan)
cahaya dari Allah dan kitab suci yang jelas.”
(QS. Al-Ma'idah : 15).
Orang beriman pun diberikan nur (cahaya) oleh
Allah swt, Rasulullah dijadikan cahaya, kita diberi cahaya, cahaya Nabi saw
diatas segala cahaya, cahaya Nabi saw jauh lebih besar daripada cahaya orang
beriman أَنْتَ نُوْرٌ فَوْقَ نُوْرٍ
maka jangan sia-siakan untuk selalu menggapai cahaya Nabi saw.
Orang yang hatinya bercahaya maka tidak akan
pernah benci dengan siapapun, tidak akan pernah dengki, hasud dan demdam
sekalipun, hati yang bercahaya selalu berbaik sangka dan jiwa pemaaf seperti
Rasulullah saw, beliau disakiti, dibully, dihina, dicaci selalu berperilaku
baik dan pemaaf sehingga Allah swt puji dalam al-quran akhlaq Rasulullah saw.
وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ
“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang
agung”. (QS. Al-Qolam : 4).
مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ
رَحِمَكُمُ الله
Jika hati kita
masih diselimuti kebencian, belum lapang terhadap nikmat orang lain bahkan
nyaris demdan kusumat yang sulit berdamai, maka lakukan ini :
Pertama, Berdoa
Minta Dijadikan Hati Bercahaya.
Nabi saw mengajarkan
untuk selalu berdoa ini dan doa ini selalu Nabi saw baca sepanjang
perjalanannya menuju masjid. Dari Ibnu Abbas ra beliau menyebutkan: Adalah
Rasulullah saw apabila ia keluar (rumah) pergi shalat (di masjid) berdo`a :
اَللَّهُمَّ اجْعَلْ فِي قَلْبِي نُوْرًا وَفِي لِسَانِي نُوْرًا ،
وَاجْعَلْ فِي سَمْعِي نُوْرًا وَفِي بَصَرِي نُوْرًا ، وَاجْعَلْ مِنْ خَلْفِي
نُوْرًا ، وَمِنْ أَمَامِي نُوْرًا ، وَاجْعَلْ مِنْ فَوْقِي نُوْرًا ، وَمِنْ
تَحْتِي نُوْرًا ، اللَّهُمَّ أَعْطِنِي نُوْرًا (متفق عليه)
“Ya
Allah, jadikanlah cahaya di dalam hatiku, dan cahaya pada lisanku, dan
jadikanlah cahaya pada pendengaranku dan cahaya pada penglihatanku, dan
jadikanlah cahaya dari belakangku, dan cahaya dari depanku, dan jadikanlah
cahaya dari atasku dan cahaya dari bawahku. Ya Allah, anugerahilah aku cahaya”. (Bukhori Muslim).
Bukan hanya hati kita saja yang minta
bercahaya namun juga pendengar, penglihatan, ucapan kita, termasuk batin dan
diri agar diberi kesempurnaan cahaya dari Allah swt.
رَبَّنَآ
اَتْمِمْ لَنَا نُوْرَنَا وَاغْفِرْ لَنَاۚ اِنَّكَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
٨
“Ya Tuhan kami, sempurnakanlah untuk kami
cahaya kami dan ampunilah kami. Sesungguhnya Engkau Mahakuasa atas segala
sesuatu.” (QS. At-Tahrim : 8).
Jauh dari itu Allah swt telah mengajarkan kita untuk
sering-sering meminta doa ini yang tertuang dalam al-quran agar hati kita
dijauhkan dari penyakit ghilla (dengki).
وَلَا تَجْعَلْ فِيْ
قُلُوْبِنَا غِلًّا لِّلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا رَبَّنَآ اِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌࣖ
١٠
“dan janganlah Engkau jadikan dalam hati kami kedengkian terhadap orang-orang yang beriman. Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Hasyr : 10).
Senantiasa berdoa kepada Allah swt agar diberikan hati
yang sehat dan bersih telah diajarkan doa oleh Nabi saw,
يَا مُقَلِّبَ القُلُوبِ
ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ
“Wahai Rabb Yang Maha membolak balikkan hati, teguhkanlah
hatiku pada agama-Mu.” (HR. Tirmidzi dan Ahmad).
Kedua, Biasakan bersama Al-Quran Tiap Hari.
Al-quran itu diturunkan sebagai cahaya dan penenang hati
yang selalu galau dan gelisah. Imam Nawawi dalam kitab At Tibyan fii Adabi
Hamalatil Qur’an Hal.87. Ibrahim Al Khowash berkata, obat hati itu ada lima
:
دواء القلب خمسة أشياء :
قراءة القرآن بالتدبر، وخلاء البطن، وقيام الليل؛ والتضرع عند السَحر، ومجالسة
الصالحين
1- Membaca Al Qur’an dan tadabbur (merenungkannya)
2- Rajin mengosongkan perut (dengan gemar berpuasa)
3- Mendirikan shalat malam (shalat tahajud)
4- Merendahkan diri di hadapan Allah (dengan do’a dan
dzikir) di akhir malam (waktu sahur)
5- Bermajelis (bergaul) dengan orang-orang sholeh.
Al-Qur’an merupakan obat paling ampuh untuk menyembuhkan
hati yang sakit lagi kotor. Allah swt mengabarkan dalam firman-Nya,
يَاأَيُّهَا النَّاسُ
قَدْ جَاءَتْكُمْ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِمَا فِي الصُّدُورِ
وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ
“Wahai manusia! Sungguh, telah datang kepadamu pelajaran
(Al-Qur’an) dari Tuhanmu, penyembuh bagi penyakit yang ada dalam dada, dan
petunjuk, serta rahmat bagi orang yang beriman.” (QS. Yunus: 57).
Jangan pernah jauh apalagi meninggalkan alquran, bacalah
al-quran setiap saat kalau ingin hatinya selalu bercahaya. Firman Allah swt.
قَدْ جَاءَكُمْ مِنَ
اللَّهِ نُورٌ وَكِتَابٌ مُبِينٌ ﴿١٥﴾ يَهْدِي بِهِ اللَّهُ مَنِ اتَّبَعَ
رِضْوَانَهُ سُبُلَ السَّلَامِ وَيُخْرِجُهُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ
بِإِذْنِهِ وَيَهْدِيهِمْ إِلَىٰ صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
“Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah,
dan Kitab yang menerangkan. Dengan Kitab itulah, Allah menunjuki
orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan
Kitab itu pula) Allâh mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada
cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan
yang lurus”. (QS. Al-Maidah : 15-16).
Dan jangan tinggalkan doa ini ketika selesai membaca
al-quran agar bena-benar alquran sebagai cahaya untuk yang selalu membacanya.
اللَّهُمَّ ارْحَمْنِي
بِالْقُرْآنِ وَاجْعَلْهُ لِي إِمَامًا وَنُورًا وَهُدًى وَرَحْمَةً، اللَّهُمَّ
ذَكِّرْنِي مِنْهُ مَا نُسِّيتُ وَعَلِّمْنِي مِنْهُ مَا جَهِلْتُ وَارْزُقْنِي
تِلَاوَتَهُ آنَاءَ اللَّيْلِ وَأَطْرَافَ النَّهَارِ وَاجْعَلْهُ لِي حُجَّةً يَا
رَبَّ الْعَالَمِينَ
“Ya Allah, rahmatilah aku dengan Al-Quran. Jadikanlah ia
sebagai pemimpin, cahaya, petunjuk, dan rahmat bagiku. Ya Allah, ingatkanlah
aku atas apa yang terlupakan darinya. Ajarilah aku atas apa yang belum tahu
darinya. Berikanlah aku kemampuan membacanya sepanjang malam dan ujung siang.
Jadikanlah ia sebagai pembelaku, wahai Tuhan semesta alam.”
بَارَكَ
اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه
مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلْ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ
تِلاوَتَهُ اِنّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ. فَاسْتَغْفِرُوْا اِنَّهُ
هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْم
uanuan
uanuan