BADAL UMROH RAMADHAN Pahalanya Setara Dengan Haji Bersama Nabi saw

BADAL UMROH RAMADHAN Pahalanya Setara Dengan Haji Bersama Nabi saw


 

Pahala Ramdhan Setara Dengan Pahala Haji Bersama Nabi saw

Untuk bisa berangkat haji adalah perkara yang sangat berat, tidak semua muslim bisa mendapatkan kesempatan untuk mengerjakan ibadah haji ke Baitulloh, berat secara fisik dan kesehatan, berat finansial dan berat masa menunggu (waitting list) selama 25 tahu, apalagi berharap bisa pergi haji bersama Rasululloh saw, ini sangat tidak mungkin kita bisa melaksanakan ibadah haji bersama Nabi saw.  Namun barokah bulan suci Ramadhan, Allah swt siapkan amaliah Ramadhan ini meraih pahala haji bahkan hajinya bersama Rasululloh saw.

                                      

Pertama, Berumrohlan di bulan Ramadhan.

Dari Ibnu ‘Abbas ra, ia berkata bahwa Rasulullah saw pernah bertanya pada seorang wanita,

مَا مَنَعَكِ أَنْ تَحُجِّى مَعَنَا

“Apa alasanmu sehingga tidak ikut berhaji bersama kami?”

Wanita itu menjawab, “Kami hanya punya dua ekor unta, yang satu bawa/ditunggangi oleh suami dan anakku berangkat haji bersamamu ya Rasululloh. Yang satu lagi kami gunakan untuk menyirami kebun, lantas kamilah yang bertugas membawakan air pada unta tersebut. Lantas Rasulullah saw bersabda,

فَإِذَا كَانَ رَمَضَانُ اعْتَمِرِى فِيهِ فَإِنَّ عُمْرَةً فِى رَمَضَانَ حَجَّةٌ

“Jika Ramadhan tiba, berumrahlah saat itu karena umrah Ramadhan senilai dengan haji.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Dalam lafazh Muslim disebutkan,

فَإِنَّ عُمْرَةً فِيهِ تَعْدِلُ حَجَّةً

“Umrah pada bulan Ramadhan senilai dengan haji.” (HR. Muslim)

Dalam lafazh Bukhari yang lain disebutkan,

فَإِنَّ عُمْرَةً فِى رَمَضَانَ تَقْضِى حَجَّةً مَعِى

“Sesungguhnya umrah di bulan Ramadhan seperti berhaji bersamaku” (HR. Bukhari)

 

Kedua, I’tikaf di Sepuluh Terakhir Ramadhan.

Dalam Riwayat Hasan Bin Ali ra, menyebutkan,

حديث حسن ابن علي رضى الله عنهما قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : من اعتكف عشرا في رمضان كان له كحججتين وعمرتين

“Barangsiapa yang melakukan i’tikaf sepuluh hari didalam bulan Ramadhan maka baginya pahala seperti pahala orang yang melakukan dua kali haji dan dua kali umroh” 

 

I'tikaf : Tasbih Amalan Memberatkan Timbangan Pada Hari Kiamat

I'tikaf : Tasbih Amalan Memberatkan Timbangan Pada Hari Kiamat

4 Ucapan Yang Paling Disukai Allah swt dan Memberatkan Timbangan

Oleh : Nur Anwar Amin (adjie nung) 

Alumni Univ. Al-Azhar Cairo Mesir dan Alumni Ponpes Attaqwa KH.Noer Alie Bekasi


Mari kita sama-sama selalu bertasbih, mau memakai versi yang dipopulerkan Ustadz KH.M.Arifin Ilham atau versi yang dipopulerkan Ustadz Jefri Bukhori, namun keduanya tetap menjadi nilai kesempurnaan. 

Tasbih versi (alm) Ustadz KH.Muhammad Arifin Ilham 

سُبْحَانَ اللهِ وَالحَمْدُ لِلهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ 

Tasbih versi (alm) Ustadz Jefri Bukhori (UJE)

سُبْحَانَ اللهِ وَالحَمْدُ لِلهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إلَّا بِاَللَّهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيمِ


Keutamaan Bertasbih :

Pertama, Tasbih itu Perintah Allah swt.


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا (41) وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلًا (42)

“Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang.” (QS. Al-Ahzab: 41-42).


Kedua, Tasbih Bacaan Para Nabi dan Malaikat.

Thawaf Nabi Adam AS : Pernah suatu saat Nabi Adam AS melakukan ibadah haji dan melakukan thawaf mengelilingi ka'bah sebanyak 7 kali putaran. Kemudian ada malaikat yang datang menemuinya sambil berkata ; "Semoga hajimu mabrur wahai Adam. Sesungguhnya kami telah melaksanakan ibadah haji ditempat ini 2000 tahun sebelum kamu."

Lalu Adam bertanya "Pada zaman dulu apa yang kalian baca saat thawaf?" Malaikat pun menjawab "Dulu kami mengucapkan  "سُبْحَانَ اللهِ وَالحَمْدُ لِلهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ" Adam berkata tambahkanlah dengan ucapan "وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إلَّا بِاَللَّهِ " Maka selanjutnya malaikat itu menambahkan ucapan itu.

Thawaf Nabi Ibrahim AS : Setelah menerima perintah membangun kembali ka'bah, Nabi Ibrahim melaksanakan ibadah haji, kemudian para malaikat menemuinya ketika sedang thawaf, seraya mengucapkan kepadanya. Nabi Ibrahim bertanya kepada mereka "Dahulu apakah kalian membaca saat thawaf?" Malaikat pun menjawab "Dahulu sebelum bapakmu Adam, kami membaca "سُبْحَانَ اللهِ وَالحَمْدُ لِلهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ" Lalu Adam menyuruhku menambahkan, وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إلَّا بِاَللَّهِ ". Lalu Nabi Ibrahim berkata "Tambahkan bacaan kalian dengan "الْعَلِيِّ الْعَظِيمِ" kemudian malaikat pun melaksanakannya.

Maka sempurnalah secara lengkap doa thawaf سُبْحَانَ اللهِ وَالحَمْدُ لِلهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إلَّا بِاَللَّهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيمِ karena 4 kalimat inilah yang paling disukai Allah swt,

عَنْ سَمُرَةَ بْنِ جُنْدَبٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « أَحَبُّ الْكَلاَمِ إِلَى اللَّهِ أَرْبَعٌ سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ. لاَ يَضُرُّكَ بَأَيِّهِنَّ بَدَأْتَ.

Dari Samuroh bin Jundub, ia berkata bahwa Rasulullah saw bersabda, “Ada empat ucapan yang paling disukai oleh Allah: (1) Subhanallah, (2) Alhamdulillah, (3) Laa ilaaha illallah, dan (4) Allahu Akbar. Tidak berdosa bagimu dengan mana saja kamu memulai” (HR. Muslim).


Ketiga, Tasbih Memberatkan Timbangan.

Dari Abu Hurairah ra, ia berkata bahwa Rasulullah saw bersabda,

كَلِمَتَانِ خَفِيفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ ، ثَقِيلَتَانِ فِى الْمِيزَانِ ، حَبِيبَتَانِ إِلَى الرَّحْمَنِ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ ، سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ

“Dua kalimat yang ringan di lisan, namun berat dalam timbangan (amalan) dan dicintai oleh Ar-Rahman, yaitu subhanallahi wa bihamdih, subhanallahil ‘azhim (Maha Suci Allah, segala pujian untuk-Nya. Maha Suci Allah Yang Maha Mulia).” (HR. Bukhari dan Muslim).


Keempat, Sholat Tasbih Menghapus 10 Macam Dosa.

Dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah saw berkata kepada ‘Abbas bin Abdul Mutthalib,

يَا عَبَّاسُ يَا عَمَّاهُ أَلاَ أُعْطِيكَ أَلاَ أَمْنَحُكَ أَلاَ أَحْبُوكَ أَلاَ أَفْعَلُ بِكَ عَشْرَ خِصَالٍ إِذَا أَنْتَ فَعَلْتَ ذَلِكَ غَفَرَ اللَّهُ لَكَ ذَنْبَكَ أَوَّلَهُ وَآخِرَهُ قَدِيمَهُ وَحَدِيثَهُ خَطَأَهُ وَعَمْدَهُ صَغِيرَهُ وَكَبِيرَهُ سِرَّهُ وَعَلاَنِيَتَهُ عَشْرَ خِصَالٍ أَنْ تُصَلِّىَ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ تَقْرَأُ فِى كُلِّ رَكْعَةٍ فَاتِحَةَ الْكِتَابِ وَسُورَةً فَإِذَا فَرَغْتَ مِنَ الْقِرَاءَةِ فِى أَوَّلِ رَكْعَةٍ وَأَنْتَ قَائِمٌ قُلْتَ سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ خَمْسَ عَشْرَةَ مَرَّةً ثُمَّ تَرْكَعُ فَتَقُولُهَا وَأَنْتَ رَاكِعٌ عَشْرًا ثُمَّ تَرْفَعُ رَأْسَكَ مِنَ الرُّكُوعِ فَتَقُولُهَا عَشْرًا ثُمَّ تَهْوِى سَاجِدًا فَتَقُولُهَا وَأَنْتَ سَاجِدٌ عَشْرًا ثُمَّ تَرْفَعُ رَأْسَكَ مِنَ السُّجُودِ فَتَقُولُهَا عَشْرًا ثُمَّ تَسْجُدُ فَتَقُولُهَا عَشْرًا ثُمَّ تَرْفَعُ رَأْسَكَ فَتَقُولُهَا عَشْرًا فَذَلِكَ خَمْسٌ وَسَبْعُونَ فِى كُلِّ رَكْعَةٍ تَفْعَلُ ذَلِكَ فِى أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ إِنِ اسْتَطَعْتَ أَنْ تُصَلِّيَهَا فِى كُلِّ يَوْمٍ مَرَّةً فَافْعَلْ فَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ فَفِى كُلِّ جُمُعَةٍ مَرَّةً فَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ فَفِى كُلِّ شَهْرٍ مَرَّةً فَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ فَفِى كُلِّ سَنَةٍ مَرَّةً فَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ فَفِى عُمُرِكَ مَرَّةً

“Wahai Abbas, wahai pamanku, sukakah paman, aku beri, aku karuniai, aku beri hadiah istimewa, aku ajari sepuluh macam kebaikan yang dapat menghapus sepuluh macam dosa? Jika paman mengerjakan ha itu, maka Allah akan mengampuni dosa-dosa paman, baik yang awal dan yang akhir, baik yang telah lalu atau yang akan datang, yang di sengaja ataupun tidak, yang kecil maupun yang besar, yang samar-samar maupun yang terang-terangan. Sepuluh macam kebaikan itu ialah; “Paman mengerjakan shalat empat raka’at, dan setiap raka’at membaca Al Fatihah dan surat, apabila selesai membaca itu, dalam raka’at pertama dan masih berdiri, bacalah; “Subhanallah wal hamdulillah walaa ilaaha illallah wallahu akbar (Maha suci Allah, segala puji bagi Allah, tidak ada ilah selain Allah dan Allah Maha besar) ” sebanyak lima belas kali, lalu ruku’, dan dalam ruku’ membaca bacaan seperti itu sebanyak sepuluh kali, kemudian mengangkat kepala dari ruku’ (i’tidal) juga membaca seperti itu sebanyak sepuluh kali, lalu sujud juga membaca sepuluh kali, setelah itu mengangkat kepala dari sujud (duduk di antara dua sujud) juga membaca sepuluh kali, lalu sujud juga membaca sepuluh kali, kemudian mengangkat kepala dan membaca sepuluh kali, Salim bin Abul Ja’d jumlahnya ada tujuh puluh lama kali dalam setiap raka’at, paman dapat melakukannya dalam empat raka’at. Jika paman sanggup mengerjakannya sekali dalam sehari, kerjakanlah. Jika tidak mampu, kerjakanlah setiap jum’at, jika tidak mampu, kerjakanlah setiap bulan, jika tidak mampu, kerjakanlah setiap tahun sekali. Dan jika masih tidak mampu, kerjakanlah sekali dalam seumur hidup.” (HR. Abu Daud). 


Ulama Syafi’iyah berpendapat bahwa shalat tasbih jumlahnya empat raka’at dan tidak boleh lebih dari itu. Jika di siang hari, maka  dilakukan dengan sekali salam. Jika di malam hari, maka dilakukan dengan dua kali salam (setiap dua raka’at salam). Shalat ini afdholnya dilakukan sehari sekali. Jika tidak bisa, maka dilakukan setiap Jum’atnya (sepekan sekali). Jika tidak bisa lagi, maka sebulan sekali. Jika tidak bisa pula, maka setahun sekali. Jika tidak bisa lagi, maka seumur hidup sekali. 


Tata Cara Sholat Tasbih. Ibnu Hajar Al-Haitami di dalam kitabnya Al-Minhâjul Qawîm :

و صلاة التسبيح وهي أربع ركعات يقول في كل ركعة بعد الفاتحة والسورة: سبحان الله والحمد لله ولا إله إلا الله والله أكبر، زاد في الإحياء: ولا حول ولا قوة إلا بالله خمس عشرة مرة وفي كل من الركوع والاعتدال وكل من السجدتين والجلوس بينهما والجلوس بعد رفعه من السجدة الثانية في كل عشرة فذلك خمس وسبعون مرة في كل ركعة

“dan (termasuk sholat sunnah) adalah shalat tasbih, yaitu sholat empat rakaat di mana dalam setiap rakaatnya setelah membaca surat Al-Fatihah dan surat lainnya membaca kalimat subhânallâh wal hamdu lillâh wa lâ ilâha illallâhu wallâhu akbar—di dalam kitab Ihyâ ditambahi wa lâ haulâ wa lâ quwwata illâ billâh—sebanyak 15 kali, dan pada tiap-tiap ruku’, i’tidal, sujud, duduk di antara dua sujud, dan duduk setelah sujud yang kedua masing-masing membaca (kalimat tersebut) sebanyak 10 kali. Maka itu semua berjumlah 75 kali dalam setiap satu rakaat.” (Ibnu Hajar Al-Haitami, Al-Minhâjul Qawîm, Beirut: Darul Fikr, tt., hal. 203).


Kelima, Tasbih Tanaman Surga.


عَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « لَقِيتُ إِبْرَاهِيمَ لَيْلَةَ أُسْرِىَ بِى فَقَالَ يَا مُحَمَّدُ أَقْرِئْ أُمَّتَكَ مِنِّى السَّلاَمَ وَأَخْبِرْهُمْ أَنَّ الْجَنَّةَ طَيِّبَةُ التُّرْبَةِ عَذْبَةُ الْمَاءِ وَأَنَّهَا قِيعَانٌ وَأَنَّ غِرَاسَهَا سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ »


Dari Ibnu Mas’ud, ia berkata, Rasulullah saw bersabda, “Aku pernah bertemu dengan Ibrahim pada malam ketika aku diisra`kan, kemudian ia berkata, ‘Wahai Muhammad, sampaikan salam dariku kepada umatmu, dan beritahukan kepada mereka bahwa Surga debunya harum, airnya segar, dan surga tersebut adalah datar, tanamannya adalah kalimat: Subhaanallaahi wal hamdu lillaahi laa ilaaha illaahu wallaahu akbar (Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, dan Allah Maha Besar).” (HR. Tirmidzi).


Keenam, Sunah Bertasbih Dengan Jari-jemari.

Rasulullah saw berdzikir dengan menghitungnya menggunakan jari-jemari tangan kanannya. Dari Yusairah seorang wanita Muhajirah, dia berkata,

قَالَ لَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَيْكُنَّ بِالتَّسْبِيحِ وَالتَّهْلِيلِ وَالتَّقْدِيسِ وَاعْقِدْنَ بِالْأَنَامِلِ فَإِنَّهُنَّ مَسْئُولَاتٌ مُسْتَنْطَقَاتٌ وَلَا تَغْفُلْنَ فَتَنْسَيْنَ الرَّحْمَة

“Rasulullah saw berkata kepada kami, “Hendaknya kalian bertasbih (ucapkan subhanallah), bertahlil (ucapkan laa ilaha illallah), dan bertaqdis (menyucikan Allah), dan hitunglah dengan ujung jari-jemari kalian karena itu semua akan ditanya dan diajak bicara (pada hari kiamat), janganlah kalian lalai yang membuat kalian lupa dengan rahmat Allah.” (HR. Tirmidzi).


Keutamaan Lain :

Pertama:

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « لأَنْ أَقُولَ سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ أَحَبُّ إِلَىَّ مِمَّا طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ ».

Dari Abu Hurairah, dia berkata, “Rasulullah saw telah bersabda: ‘Sesungguhnya membaca “subhanallah walhamdulillah wa laa ilaha illallah wallahu akbar (Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah, dan Allah Maha Besar)” adalah lebih aku cintai daripada segala sesuatu yang terkena sinar matahari.” (HR. Muslim).


Kedua:

عَنْ أُمِّ هَانِئٍ بِنْتِ أَبِى طَالِبٍ قَالَ قَالَتْ مَرَّ بِى ذَاتَ يَوْمٍ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّى قَدْ كَبِرْتُ وَضَعُفْتُ – أَوْ كَمَا قَالَتْ – فَمُرْنِى بِعَمَلٍ أَعْمَلُهُ وَأَنَا جَالِسَةٌ. قَالَ « سَبِّحِى اللَّهَ مِائَةَ تَسْبِيحَةٍ فَإِنَّهَا تَعْدِلُ لَكِ مِائَةَ رَقَبَةٍ تُعْتِقِينَهَا مِنْ وَلَدِ إِسْمَاعِيلَ وَاحْمَدِى اللَّهَ مِائَةَ تَحْمِيدَةٍ فَإِنَّهَا تَعْدِلُ لَكِ مِائَةَ فَرَسٍ مُسْرَجَةٍ مُلْجَمَةٍ تَحْمِلِينَ عَلَيْهَا فِى سَبِيلِ اللَّهِ وَكَبِّرِى اللَّهَ مِائَةَ تَكْبِيرَةٍ فَإِنَّهَا تَعْدِلُ لَكِ مِائَةَ بَدَنَةٍ مُقَلَّدَةٍ مُتَقَبَّلَةٍ وَهَلِّلِى اللَّهَ مِائَةَ تَهْلِيلَةٍ – قَالَ ابْنُ خَلَفٍ أَحْسِبُهُ قَالَ – تَمْلأُ مَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ وَلاَ يُرْفَعُ يَوْمَئِذٍ لأَحَدٍ عَمَلٌ إِلاَّ أَنْ يَأْتِىَ بِمِثْلِ مَا أَتَيْتِ بِهِ ».

Dari Ummi Hani’ binti Abu Thalib dia berkata, “Rasulullah saw melewatiku pada suatu hari, lalu saya berkata kepada beliau, “Wahai Rasulullah, saya sudah tua dan lemah, maka perintahkanlah kepadaku dengan amalan yang bisa saya lakukan dengan duduk.” Beliau bersabda: “Bertasbihlah kepada Allah seratus kali, karena itu sama dengan kamu membebaskan seratus budak dari keturunan Isma’il. Bertahmidlah kepada Allah seratus kali karena itu sama dengan seratus kuda berpelana yang memakai kekang di mulutnya, yang kamu bawa di jalan Allah. Bertakbirlah kepada Allah dengan seratus takbir karena ia sama dengan seratus unta yang menggunakan tali pengekang dan penurut. Bertahlillah kepada Allah seratus kali.” Ibnu Khalaf berkata; saya mengira beliau bersabda: “Karena ia memenuhi di antara langit dan bumi, dan pada hari ini tidaklah amalan seseorang itu diangkat kecuali akan didatangkan dengan semisal yang kamu lakukan itu.” (HR. Ahmad).


Ketiga,

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « مَا عَلَى الأَرْضِ رَجُلٌ يَقُولُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ إِلاَّ كُفِّرَتْ عَنْهُ ذُنُوبُهُ وَلَوْ كَانَتْ أَكْثَرَ مِنْ زَبَدِ الْبَحْرِ »

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr, Rasulullah saw bersabda, “Tidaklah seorang di muka bumi ini mengucapkan: Laa ilaha illallah, wallahu akbar, subhanallah, wal hamdulillah, wa laa hawla wa laa quwwata illa billah, melainkan dosa-dosanya akan dihapus walaupun sebanyak buih di lautan.” (HR. Ahmad 2/158, sanadnya hasan).


Keempat,

« إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَى مِنَ الْكَلاَمِ أَرْبَعاً سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ فَمَنْ قَالَ سُبْحَانَ اللَّهِ كَتَبَ اللَّهُ لَهُ عِشْرِينَ حَسَنَةً أَوْ حَطَّ عَنْهُ عِشْرِينَ سَيِّئَةً وَمَنْ قَالَ اللَّهُ أَكْبَرُ فَمِثْلُ ذَلِكَ وَمَنْ قَالَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ فَمِثْلُ ذَلِكَ وَمَنْ قَالَ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ مِنْ قِبَلِ نَفْسِهِ كُتِبَتْ لَهُ ثَلاَثُونَ حَسَنَةً وَحُطَّ عَنْهُ ثَلاَثُونَ سَيِّئَةً

Dari Abu Sa’id Al Khudri dan Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya Allah telah memilih empat perkataan: subhanallah (Maha suci Allah) dan alhamdulillah (segala puji bagi Allah) dan laa ilaaha illa allah (tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah) dan Allahu akbar (Allah maha besar). Barangsiapa mengucapkan subhaanallah, maka Allah akan menulis dua puluh kebaikan baginya dan menggugurkan dua puluh dosa darinya, dan barangsiapa mengucapkan Allahu Akbar, maka Allah akan menulis seperti itu juga, dan barangsiapa mengucapkan laa Ilaaha illallah, maka akan seperti itu juga, dan barangsiapa mengucapkan alhamdulillahi Rabbil ‘aalamiin dari relung hatinya maka Allah akan menulis tiga puluh kebaikan untuknya dan digugurkan tiga puluh dosa darinya.” (HR. Ahmad)



I'tikaf : 4 Bentuk Godaan Setan

I'tikaf : 4 Bentuk Godaan Setan

 [14.49, 24/4/2022] Khoirul AA: قَالَ رَبِّ بِمَاۤ أَغۡوَیۡتَنِی لَأُزَیِّنَنَّ لَهُمۡ فِی ٱلۡأَرۡضِ وَلَأُغۡوِیَنَّهُمۡ أَجۡمَعِینَ

[Surat Al-Hijr 39]


Dalam kitab: البيان في مداخل الشيطان

Kata Pengantar: الاستاذ محمد احمد الراشد


فإن القران الكريم قد أطنب في التحذير من عدوين لَدُوْدَين: من الشيطان ومن بني اسرائيل...


Kitab: إغاثة اللهفان

السبل التى يسلكها الإنسان أربعة لا غير، فأي سبيل سلكها من هذه وجد الشيطان عليها رصدا له (ابن قيم الجوزية)


Setan masjid: khanzab


BENTUK GODAANNYA:


1. Ath-Tha'n

[عن أبي هريرة:] كُلُّ بَنِي آدَمَ يَطْعُنُ الشَّيْطانُ في جَنْبَيْهِ بإصْبَعِهِ حِينَ يُولَدُ... [صحيح] أخرجه البخاري ومسلم


Yath'un: ditekan

Janbay: lambung/perut


2. Al-Baul

[عن عبدالله بن مسعود:] ذُكِرَ عِنْدَ النبيِّ ﷺ رَجُلٌ نامَ لَيْلَهُ حتّى أصْبَحَ، قالَ: ذاكَ رَجُلٌ بالَ الشَّيْطانُ في أُذُنَيْهِ، أوْ قالَ: في أُذُنِهِ. [صحيح]  أخرجه البخاري ومسلم.


Dalam Fathul Bari

Kinayah: tidak bisa mendengar yang baik2 zikir, azan dsb

Haqiqah: Imam Qurthubi bisa sj benar krn mereka makan minum


3. Adh-Dhahk

[عن أبي هريرة:] التَّثاؤُبُ مِنَ الشَّيْطانِ، فإذا تَثاءَبَ أحَدُكُمْ فَلْيَرُدَّهُ ما اسْتَطاعَ، فإنَّ أحَدَكُمْ إذا قالَ: ها، ضَحِكَ الشَّيْطانُ. [صحيح]  أخرجه البخاري ومسلم


Syekh Burhanuddin Al-Aini (Umdatul Qari)

وإنما جعل التثاؤب من الشيطان كراهة له


4. Al-Adbar

 ١- [عن أبي هريرة:] إذا نُودِيَ بالصلاةِ أدبرَ الشيطانُ وله ضُراطٌ؛ حتى لا يسمعَ التَّأذينَ، فإذا قُضِيَ الأذانُ أقبلَ، فإذا ثُوِّبَ أدْبَرَ. [صحيح] أخرجه البخاري ومسلم


Dalam Fathul Bari: betul2 kentut

Boleh adzan meski tidak untuk shalat sebab takut jin


Ketika azan

Ketika qamat 

ketika syhadat



I'tikaf : Teman Setia dan Penolong  HANYA Al-Quran

I'tikaf : Teman Setia dan Penolong HANYA Al-Quran

 I'tikaf : Teman Setia dan Penolong  HANYA Al-Quran

Oleh : Nur Anwar Amin (adjie nung)

Alumni Universitas Al-Azhar Mesir, Alumni Pondok Pesantren Attaqwa KH.Noer Alie Ujungharapan Bekasi 


Mari selalu kita baca do'a ini saat selesai membaca Al-quran, kandungan doa ini sangat dahsyat dan  sungguh sangat menyelamatkan. Karena kita selama 10 hari yang paling banyak menemani kita adalah al-quran, kita minta dirahmati dengan al-quran, kita minta al-quran dijadikan sebagai imam, sebagai cahaya dan petunjuk bagi kita. 

اَللَّهُمَّ ارْحَمْنِا بِاْلقُرْآنْ, وَاجْعَلْهُ لنا إِمَامًا وَنُوْرًا وَهُدًا وَرَحْمَةْ, أَللَّهُمَّ ذَكِّرْنا مِنْهُ مَا نَسِيْنا وَعَلِّمْنِا مِنْهُمَا جَهلنا وَارْزُقْنِا تِلاَوَتَهُ آنَاءَ الْلَيْلِ وَأَطْرَافَ النَّهَارْ وَاجْعَلْهُ لنا حُجَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمْيِنَ.

"Ya Allah rahmatilah kami dengan al Qur’an, jadikanlah Al Qur’an bagi kami sebagai panutan, cahaya, petunjuk dan rohmat. Ya Alloh ingatkan-lah kami andaikan terlupa dari ayat-ayat Al Qur’an, ajarkan kami dari padanya yang kami belum tahu, karuniakanlah kami untuk bisa membaca Al Qur’an di tengah malam dan siang hari jadikanlah Al Qur’an bagi kami sebagai pedoman Wahai Tuhan semesta alam."


karena seseorang yang bersama al-quran pasti selamat, ia tidak akan tersesat dan ia pasti akan diberikan petunjuk dari Allah swt, dimana Rasulullah saw saat menjelang ajalnya berwasiat kepada umatnya.

تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا : كِتَابَ اللهِ وَ سُنَّةَ رَسُوْلِهِ

“Aku telah tinggalkan pada kalian dua perkara, kalian tidak akan tersesat selama berpegang kepada keduanya, (yaitu) Kitab Allah dan Sunnah RasulNya”. (HR. Malik, Baihaqy).


Disepuluh terakhir ramadhan ini sunnah muakkadah untuk beri'tikaf sebagai rutinitas yang Nabi saw selalu lakukan sampai beliau tutup mata.

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ: أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم كَانَ يَعْتَكِفُ اَلْعَشْرَ اَلْأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ, حَتَّى تَوَفَّاهُ اَللَّهُ, ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِهِ. مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata bahwasanya “Nabi saw biasa beri’tikaf di sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan hingga beliau diwafatkan oleh Allah. Lalu istri-istri beliau beri’tikaf setelah beliau wafat”. (HR. Bukhari dan Muslim).



Kesungguhan Nabi saw di sepuluh terakhir ramadhan melebihi kesungguhannya dihari-hari lain sehingga Nabi saw rela meninggalkan istri-istrinya (tidak berjima') karena kesungguhanya mengisi di sepuluh terakhir dan Nabi saw juga pernah mencoba beri'tikaf disepuluh hari pertama dan kedua ramadhan. Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata,

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَجْتَهِدُ فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مَا لاَ يَجْتَهِدُ فِى غَيْرِهِ

“Rasulullah saw sangat bersungguh-sungguh pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan melebihi kesungguhan beliau di waktu yang lainnya.” (HR. Muslim).


Ibnu Hajar Al-Asqolani dalam kitab Bulughul Marom, menyebutkan hadist dari ‘Aisyah ra,

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ: كَانَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم إِذَا دَخَلَ اَلْعَشْرُأَيْ: اَلْعَشْرُ اَلْأَخِيرُ مِنْ رَمَضَانَ شَدَّ مِئْزَرَهُ, وَأَحْيَا لَيْلَهُ, وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ.مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

Dari ‘Aisyah ra, ia berkata, “Rasulullah saw biasa ketika memasuki 10 Ramadhan terakhir, beliau bersungguh-sungguh dalam ibadah (untuk menjauhi istri-istrinya dari berjima’), menghidupkan malam-malam tersebut dengan ibadah, dan membangunkan istri-istrinya untuk beribadah.” Muttafaqun ‘alaih. (HR. Bukhari no. 2024 dan Muslim). 


Al-Quran Bukti Sebagai Penolong Saat Beri'tikaf :


Pertama, Di Alam Kubur.

Setiap seseorang yang mati pasti akan melalui peroses masuk keliang kubur, ujian pertama yang harus dihadapi adalah bertjumpa dengan dua malaikat Munkar dan Nakir dan al-quran sebagai bukti jawaban yang benar-benar dijadikan imam, imam yang baik adalah yang pandai membaca al-quran, pandai memahami maknanya, mampu menghafalnya dan benar-benar dijadikan undang-undang selama hidup di dunia. Pasti akan mudah menjawab 6 pertanyaan dua malaikat itu selama kita sungguh-sungguh mengisi di sepuluh terakhir ramadhan saat beri'tikaf ini karena semua enam pertanyaan itu menjadi rutinitas dilakukan para jamaah mu'takifin.

فَإذَا سَأَلَاكَ (سَأَلَاكِ) مَنْ رَبُّكَ (رَبُّكِ) وَمَنْ نَبِيُّكَ (نَبِيُّكِ) وَمَا دِينُكَ (دِينُكِ) وَمَا قِبْلَتُكَ (قِبْلَتُكِ) وَمَا إِمَامُكَ (إِمَامُكِ) وَمَنْ إخْوَانُكَ (إخْوَانُكِ) فَقُلْ (فَقُولِي) لَهُمَا بِلِسَانٍ فَصِيحٍ وَاعْتِقَادٍ صَحِيحٍ، اَللهُ رَبِّي وَمُحَمَّدٌ نَبِيِّـي وَالْإِسْلَامُ دِينِي وَالْكَعْبَةُ قِبْلَتِي وَالْقُرْأٰنُ إِمَامِي وَالْمُسْلِمُونَ وَالْمُؤْمِنُونَ إخْوَانِيK


Pertama, مَنْ رَبُّكَ  (siapa Tuhanmu?) dengan mudah ia menjawab اَللهُ رَبِّي (Allah Tuhan ku) karena ia terbiasa  menyebut Allah minimalnya 68 kali dalam sehari semalam ia melakukan sholat denga diawali takbir.


Kedua, وَمَنْ نَبِيُّكَ (siapa Nabi mu) ia menjawab وَمُحَمَّدٌ نَبِيِّـي (Muhammad Nabi ku) karena pasti setiap sholat kita menyebut nama Nabi Muhammad berulangkali bahkan sampai di tahiyyat akhir kita sebut pula sholawat Ibrohimiyah.


Ketiga, وَمَا دِينُكَ (apa agamamu) dengan mudah ia menjawa وَالْإِسْلَامُ دِينِي (islam agamaku) karena hanya agama islam sholat ada, dan sholat pula adalah ibadah pembeda dengan agama-agama lain.


Keempat, وَمَا قِبْلَتُكَ (apa kiblatmu) ia menjawab وَالْكَعْبَةُ قِبْلَتِي (ka'bah kiblatku) karena setiap melaksankan sholat pasti menghadap kiblat, kebiasaan ini akan memudahkan menjawab pertanyaan.


Kelimaوَمَا إِمَامُكَ (apa imammu) ia menjawab وَالْقُرْأٰنُ إِمَامِي (al-quran imamku) al-quran datang menolong sebagai jawaban yang benar karena al-quran sering dibaca, difahami dan diamalkan, moment seperti ini hanya bisa kita lakukan saat kita beri'tikaf di sepuluh terakhir ramdhan.


Keenam, وَمَنْ إخْوَانُكَ (siapa saudaramu) jawabanya adalah وَالْمُسْلِمُونَ وَالْمُؤْمِنُونَ إخْوَانِي (muslimin mu'minin adalah saudaraku) mereka itulah orang-orang yang satu shaf barisan saat sholat berjamaah dan kegiatan yang pasti dilakukan para jamaah mu'takifin adalah selalu sholat berjamaah lima waktu dan ba'diyah dan qobliyahpu dikerjakan dengan sempurna.


I'tikaf akan menjadi saksi dihadapan Allah swt dan akan mampu memudahkan proses demi proses saat kita berada di alam kubur sebelum dibangkitkan pada hari kiamat kelak, jika sudah mengetahui betapa i'tikaf ini media untuk menolong kita, niatkan selalu beri'tikaf disepanjang tahun sama seperti Nabi saw selalu beri'tikaf sampai mati memisahkannya.

Kedua Al-Quran Pemberi Syafaat.

Selama beri'tikaf dilakukan pada bulan ramadhan yang pasti para mu'takifin dalam keadaan berpuasa dan teman setia atau rutinitas yang dikerjakan adalah membaca dan mengajarkan al-quran sehingga amaliyah ini yang akan menolong kita sebagai syafa'at saat mendapatkan kesulitan pada hari kiamat nanti. Rasulullah saw bersabda,


ﺍﻟﺼِّﻴَﺎﻡُ ﻭَﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥُ ﻳَﺸْﻔَﻌَﺎﻥِ ﻟِﻠْﻌَﺒْﺪِ ﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟْﻘِﻴَﺎﻣَﺔِ، ﻳَﻘُﻮﻝُ ﺍﻟﺼِّﻴَﺎﻡُ : ﺃَﻱْ ﺭَﺏِّ، ﻣَﻨَﻌْﺘُﻪُ ﺍﻟﻄَّﻌَﺎﻡَ ﻭَﺍﻟﺸَّﻬَﻮَﺍﺕِ ﺑِﺎﻟﻨَّﻬَﺎﺭِ، ﻓَﺸَﻔِّﻌْﻨِﻲ ﻓِﻴﻪِ، ﻭَﻳَﻘُﻮﻝُ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥُ : ﻣَﻨَﻌْﺘُﻪُ ﺍﻟﻨَّﻮْﻡَ ﺑِﺎﻟﻠَّﻴْﻞِ، ﻓَﺸَﻔِّﻌْﻨِﻲ ﻓِﻴﻪِ، ﻗَﺎﻝَ : ﻓَﻴُﺸَﻔَّﻌَﺎﻥِ

"Amalan puasa dan membaca Al-Qur’an akan memberi syafa’at bagi seorang hamba di hari kiamat. Puasa berkata: Wahai Rabb, aku telah menahannya dari makan dan syahwat di siang hari, maka izinkanlah aku memberi syafa’at kepadanya. Dan Al-Qur’an berkata: Aku menahannya dari tidur di waktu malam, maka izinkanlah aku memberi syafa’at kepadanya, maka keduanya pun diizinkan memberi syafa’at.” (HR. Ahmad).


 Ketiga, Ibadah Paling Afdhol.

Saat melakukan ibadah carilah ibadah yang terbaik, dan salah satu ibadah terbaik adalah senantiasa membaca al-quran, dimana banyak orang yang malas membacanya padahal pahala yang didapatkan itu berlipat dan dihitung setiap huruf yang dibacanya.

قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَفْضَلُ عِبَادَةِ أُمَّتِي قِرَاءَةُ الْقُرْآنِ

Rasulullah saw bersabda, “Sebaik-baiknya ibadah umatku adalah membaca Al-Qur’an.” (HR. al-Baihaqi).


Keempat, Manusia Terbaik.

Syarat mutlak yang harus ditempuh seseorang yang mengaji al-quran adalah talaqqi (berhadapan langsung) antara guru dan murid, methode pembelajaran yang berbeda dengan materi lain al-quran memiliki syarat tersendiri karena tanpa talaqqi tidak akan mendapatkan hasil yang maksimal dan ketika proses itu ditempuh akan menjadi manusia terbaik yang Rasulullah saw sebutkan dalam hadistnya. Lagi-lagi dalam proses seperti ini sangat dirasakan manfaatnya saat beri'tikaf disepuluh hari terakhir ramadhan.

ﺧَﻴْﺮُﻛُﻢْ ﻣَﻦْ ﺗَﻌَﻠَّﻢَ ﺍْﻟﻘُﺮْﺁﻥَ ﻭَﻋَﻠَّﻤَﻪُ 

"Sebaik-baik orang di antara kamu adalah orang yang belajar Al Qur’an dan mengajarkannya." (H.R. Bukhari).


Kelima, Perdagangan Yang Pasti Untung.

Setiap pedagang pasti yang yang dicari adalah keuntungan, dan pekerjaan yang pasti untung dan tidak akan pernah merugi  itu adalah membaca al-quran, kenapa pekerjaaan yang nyata-nyata Allah Swt sebutkan pasti untungbanyak yang meninggalkan perdagangan ini?. dana moment i'tikaf selalu memberikan kesempatan untuk kita digembleng menjadi pedagang yang pasti selalu untung, karena teman setia mu'takifin adalah bertadarrus al-quran. Allah swt berfirman:

إِنَّ ٱلَّذِينَ يَتۡلُونَ كِتَٰبَ ٱللَّهِ وَأَقَامُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَأَنفَقُواْ مِمَّا رَزَقۡنَٰهُمۡ سِرّٗا وَعَلَانِيَةٗ يَرۡجُونَ تِجَٰرَةٗ لَّن تَبُورَ

"Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah (Al-Qur`ān), mendirikan salat, dan menginfakkan sebagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepadanya dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perdagangan yang tidak akan rugi." (QS. Fatir (35): 29).



MARHABAN YA RAMADHAN

MARHABAN YA RAMADHAN


“Marhaban Ya Ramadhan Selamat Datang Ramadhan”

Oleh : Nur anwar Amin (adjie nung)

Sahabat Muslim yang dirahmati Allah.

Marhaban Ya Ramadhan “Selamat Datang Bulan Ramadhan”.

Datangnya Bulan Ramadhan bagaikan tamu yang sangat Istimewa, kemudian pemilik rumahnya menyambut dengan ucapan Marhaban disambut dengan hati yang penuh sukacita karena hadirnya Ramadhan dapat memberikan kesadaran kepada umat isalm untuk melakukan segala amal sholeh selama satu bulan penuh, dimana segala amal ibadah dilipatgandakan pahalanya.

Ternyata kegembiraan ini juga dilakukan oleh Rasululloh saw :

اتاكم رمضان سيد الشهور فمرحبا به واهلا، جاء شهر الصيام بالبركات فاكرم به من زاىر هوات (رواه الطبراني)

“Telah datang bulan Ramadhan kepadamu, pemimpin semua bulan, sampaikanlah ucapan Selamat Datang bulan Ramadhan kepadanya. Telah datang bulan puasa yang membawa segala keberkahan maka muliakanlah bulan Ramadhan.” (HR. Imama Thabrani)

Sahabat Muslim yang dirahmati Allah.

Bisa bertemu dengan bulan Ramadhan adalah karunia Allah. Allah swt berfirman,

ﻗُﻞْ ﺑِﻔَﻀْﻞِ ﺍﻟﻠّﻪِ ﻭَﺑِﺮَﺣْﻤَﺘِﻪِ ﻓَﺒِﺬَﻟِﻚَ ﻓَﻠْﻴَﻔْﺮَﺣُﻮﺍْ ﻫُﻮَ ﺧَﻴْﺮٌ ﻣِّﻤَّﺎ ﻳَﺠْﻤَﻌُﻮﻥَ

“Katakanlah: ‘Dengan kurnia Allah dan rahmatNya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan” (QS. Yunus [10]: 58).

Rasulullah saw juga memberikan berita gembira ini kepada para sahabatnya,

ﻗَﺪْ ﺟَﺎﺀَﻛُﻢْ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥُ، ﺷَﻬْﺮٌ ﻣُﺒَﺎﺭَﻙٌ، ﺍﻓْﺘَﺮَﺽَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﺻِﻴَﺎﻣَﻪُ، ﺗُﻔْﺘَﺢُ ﻓِﻴﻪِ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏُ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ، ﻭَﺗُﻐْﻠَﻖُ ﻓِﻴﻪِ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏُ ﺍﻟْﺠَﺤِﻴﻢِ، ﻭَﺗُﻐَﻞُّ ﻓِﻴﻪِ ﺍﻟﺸَّﻴَﺎﻃِﻴﻦُ، ﻓِﻴﻪِ ﻟَﻴْﻠَﺔٌ ﺧَﻴْﺮٌ ﻣِﻦْ ﺃَﻟْﻒِ ﺷَﻬْﺮٍ، ﻣَﻦْ ﺣُﺮِﻡَ ﺧَﻴْﺮَﻫَﺎ ﻓَﻘَﺪْ ﺣُﺮِﻡَ

 “Telah datang kepada kalian Ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah mewajibkan atas kalian berpuasa padanya. Pintu-pintu surga dibuka padanya. Pintu-pintu Jahim (neraka) ditutup. Setan-setan dibelenggu. Di dalamnya terdapat sebuah malam yang lebih baik dibandingkan 1000 bulan. Siapa yang dihalangi dari kebaikannya, maka sungguh ia terhalangi.” (HR. Ahmad)

Sahabat Muslim yang dirahmati Allah.

Semoga kita semua Allah swt berikan kekuatan dan kemudahan dalam menjalankan semua ibadah selama bulan Ramadhan ini.

اللَّهُمَّ لاَ سَهْلَ إِلاَّ مَا جَعَلْتَهُ سَهْلاً وَأَنْتَ تَجْعَلُ الحَزْنَ إِذَا شِئْتَ سَهْلاً

“Ya Allah, tidak ada kemudahan kecuali yang Engkau buat mudah. Dan engkau menjadikan kesedihan (kesulitan), jika Engkau kehendaki pasti akan menjadi mudah]. (Hadits ini dikeluarkan oleh Ibnu Hibban dalam Shahihnya)

اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ فِعْلَ الْخَيْرَاتِ وَتَرْكَ الْمُنْكَرَاتِ

“Ya Allah, aku memohon pada-Mu agar mudah melakukan kebaikan dan meninggalkan kemungkaran). (HR. Tirmidzi).

Ya Allah jadikanlah Ramadhan ini lebih baik dari sebelumnya. Marilah kita menyambut Ramadhan mubarok dengan suka cita, diiringi dengan ilmu dan bertaubat. Teriaksih semoga ada manfaatnya.



 

 

 

 

 

 

 

 

 

                                                                                            

Ramadhan Membuat Kita Bahagia

Ramadhan Membuat Kita Bahagia

 Ramadhan adalah bulan yang sangat istimewa dibandingkan dengan bulan Hijriyah lainnya, oleh karena itu ada kebahagiaan yang tersembunyi dalam Bulan Ramadhan.

Simak selengkapnya di Youtube Nur Anwar Amin