Kenapa kita harus back to the mosque di 10 terakhir ramadhan :

Kenapa kita harus back to the mosque di 10 terakhir ramadhan :

 

Why Go Back to the Mosque In Last 10th of Ramadhan 

Kenapa kita harus back to the mosque di 10 terakhir ramadhan :

Malam ini adalah malam ke 23 Ramadhan tepat malam istimewa malam jumat yang tidak ada penghalang semua doa diqobul Allah swt dan amalan yang bisa membuat kita dekat dengan Rasulullah pada hari kiamat adalah memperbanyak sholawat pada hari jumat. Rasulullah saw bersabda,

أَكْثِرُوا عَلَىَّ مِنَ الصَّلاَةِ فِى كُلِّ يَوْمِ جُمُعَةٍ فَإِنَّ صَلاَةَ أُمَّتِى تُعْرَضُ عَلَىَّ فِى كُلِّ يَوْمِ جُمُعَةٍ ، فَمَنْ كَانَ أَكْثَرَهُمْ عَلَىَّ صَلاَةً كَانَ أَقْرَبَهُمْ مِنِّى مَنْزِلَةً

“Perbanyaklah shalawat kepadaku pada setiap Jum’at. Karena shalawat umatku akan diperlihatkan padaku pada setiap Jum’at. Barangsiapa yang banyak bershalawat kepadaku, dialah yang paling dekat denganku pada hari kiamat nanti.” (HR. Baihaqi).

Pertama, Ingin Gapai Lailatul Qodar.

I’tikaf meski hukumnya sunah, namun perintahnya langsung dari Allah swt

وَلَا تُبَاشِرُوهُنَّ وَأَنْتُمْ عَاكِفُونَ فِي الْمَسَاجِدِ

“(Tetapi) janganlah kamu campuri mereka sedang kamu beri’tikaf dalam masjid” (QS. Al Baqarah: 187).

Sehingga Rasulullah sangat gemar beri’tikaf sampai beliau tutup usia yang kemudian sunah beliau ini diikuti dan dilestarikan oleh para istri beliau. Semangat Rasulullah ini semata-mata karena beliau sangat ingin mendapat lailatul qodar.

Mujahid, Qotadah dan ulama lainnya berpendapat bahwa yang dimaksud dengan lebih baik dari seribu bulan adalah shalat dan amalan pada lailatul qadar lebih baik dari shalat dan puasa di 1000 bulan yang tidak terdapat lailatul qadarnya. Dari Abu Sa’id Al Khudri ra, Nabi saw bersabda,

إِنِّى اعْتَكَفْتُ الْعَشْرَ الأَوَّلَ أَلْتَمِسُ هَذِهِ اللَّيْلَةَ ثُمَّ اعْتَكَفْتُ الْعَشْرَ الأَوْسَطَ ثُمَّ أُتِيتُ فَقِيلَ لِى إِنَّهَا فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ فَمَنْ أَحَبَّ مِنْكُمْ أَنْ يَعْتَكِفَ فَلْيَعْتَكِفْ ». فَاعْتَكَفَ النَّاسُ مَعَهُ

“Aku pernah melakukan i’tikaf pada sepuluh hari Ramadhan yang pertama. Aku berkeinginan mencari malam lailatul qadar pada malam tersebut. Kemudian aku beri’tikaf di pertengahan bulan, aku datang dan ada yang mengatakan padaku bahwa lailatul qadar itu di sepuluh hari yang terakhir. Siapa saja yang ingin beri’tikaf di antara kalian, maka beri’tikaflah.” Lalu di antara para sahabat ada yang beri’tikaf bersama beliau.” (HR. Bukhari Muslim).

Malam jumat malam ke 23 ramadhan memungkinkan terjadinya lailatul qadar di malam-malam ganjil itu lebih dekat daripada malam-malam genap, sebagaimana sabda Nabi saw

تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ

“Carilah lailatul qadar di malam ganjil dari sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari).

Ibnu Rajab menukil pernyataan yang bersumber dari Ibnu Hubairah ra

وَإِنْ وَقَعَ فِي لَيْلَةٍ مِنْ أَوْتَار الْعَشْرِ لَيْلَةَ جُمُعَةٍ، فَهِيَ أَرْجَى مِنْ غَيْرِهَا

“Jika saja Lailatul Qadar terjadi pada sebuah malam dari malam-malam ganjil sepuluh hari terakhir yang bertepatan dengan malam Jumat, maka itu lebih pantas dari malam lainnya.” (Lathaif al-Ma’arif, Ibnu Rajab al-Hanbali, 203)

Kedua, Ingin Menghapus Dosa.

Setiap manusia selau berlumuran dosa dan untuk menghapus dosa maka lakukan semua kebaikan. Firman Allah swt,

اِنَّ الْحَسَنٰتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّاٰتِۗ ذٰلِكَ ذِكْرٰى لِلذَّاكِرِيْنَ

“Dan laksanakanlah salat pada kedua ujung siang (pagi dan petang) dan pada bagian permulaan malam. Perbuatan-perbuatan baik itu menghapus kesalahan-kesalahan. Itulah peringatan bagi orang-orang yang selalu mengingat (Allah).” (QS. Hud : 114).

Semua aktifitas yang kita lakukan selama 10 hari terakhir ini adalah kebaikan yang sudah pasti akan menhapus dosa-dosa kita.

3. Membuka pintu surga

4. Nilai itu tergantung Akhirnya