Khutbah Jumat (Edisi 187) Tema : “Melecehkan Pesantren, Melecehkan Ulama, Melecehkan Nabi saw”
khutbah-jumat
Wafizs Al-Amin Center
“Berbagi Cahaya Diatas Cahaya”
Khutbah Jumat (Edisi 187) Tema :
“Melecehkan Pesantren,
Melecehkan Ulama, Melecehkan Nabi saw”
Oleh : Nur Anwar
Amin (adjie nung)
Alumni Universitas Al-Azhar Mesir, Alumni Pondok Pesantren Attaqwa KH.Noer Alie
Bekasi dan Ketua Yayasan Wafizs Al-Amin Center Bekasi. Mohon Kirim
Donasi Anda : Zakat, Infaq, sedekah & Wakaf untuk Pembangunan
Asrama Yatim & Dhuafa ke No. Rek.7117.8248.23 (BSI) a.n. Yayasan Wafizs
Al-Amin Center. Donasi Anda sangat membantu meringankan beban mereka.
WA : +628161191890
klik aja adjie nung di Link YouTube, Instagram & Facebook
Khutbah ini disampaikan di Masjid JAMI’ ASY-SYAKIRIN Pusat PerbelanjaanThamrin
City Jkt. Jumat, 17 Oktober 2025 M/25 R. Akhir 1447 H.
مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله
Lagi-lagi
viral, rame diperbincangkan di media social melecehkan pesantren dan merendahkan
martabat ulama karena hanya menerima amplop dari para santrinya, ini sudah
masuk ranah melecehkan ulama, menganggap hina ulama, padahal diluar sana banyak
menyawer para artis puluhan juta seakan buta, tuli dan dianggap biasa saja yang
belum tentu itu membawanya ke surga. Setidaknya ada tiga hal penting yang perlu
diketahui :
Pertama, Malapetaka
Besar Melecehkan Ulama.
Para ulama,
guru dan kiai adalah pewaris para Nabi, penjaga kemurnian ilmu agama, mereka pelita
dunia, pakunya bumi tercinta Indonesia, penjaga moral bangsa, pembawa cahaya agar
umat manusia selamat dari kegelapan, gelapnya kebodohan dan gelapnya hari
kiamat. Jika berani melecehkan ulama sama saja sudah berani melecehkan para
Nabi. Rasulullah saw bersabda:
إن الْعُلُمَاءُ
وَرَثَةُ اْلأَنْبِيَاءِ، إِنَّ اْلأَنْبِياَءَ لَمْ يُوَرِّثُوْا دِيْناَرًا
وَلاَ دِرْهَماً إِنَّمَاوَرَّثُوْا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَ بِهِ فَقَدْ أَخَذَ
بِحَظٍّ وَافِرٍ
“Sesungguhnya
ulama adalah pewaris para nabi. Sungguh para nabi tidak mewariskan dinar dan
dirham. Sungguh mereka hanya mewariskan ilmu maka barangsiapa mengambil warisan
tersebut ia telah mengambil bagian yang banyak.” (HR. At-Tirmidzi, Ahmad, Ad-Darimi, Abu Dawud dan
Ibnu Majah).
Sehingga saking
pentingnya para ulama di bumi ini wafatnya saja para ulama akan terjadi
malapetaka besar, dicabutlnya ilmu dan tanda-tanda hari kiamat. Abdullah bin
‘Amr ibnul ‘Ash, Aku mendengar Rasulullah saw bersabda,
إِنَّ اللهَ لاَ
يَقْبِضُ الْعِلْمَ انْتِزَاعاً يَنْتَزِعُهُ مِنَ الْعِباَدِ، وَلَكِنْ بِقَبْضِ
الْعُلَماَءِ. حَتَّى إِذَا لَمْ يُبْقِ عاَلِماً اتَّخَذَ النَّاسُ رُؤُوْساً
جُهَّالاً فَسُأِلُوا فَأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ فَضَلُّوا وَأَضَلُّوا
“Sesungguhnya
Allah tidak mencabut ilmu dengan mencabutnya dari hamba-hamba. Akan tetapi Dia
mencabutnya dengan diwafatkannya para ulama sehingga jika Allah tidak
menyisakan seorang alim pun, maka orang-orang mengangkat pemimpin dari kalangan
orang-orang bodoh. Kemudian mereka ditanya, mereka pun berfatwa tanpa dasar
ilmu. Mereka sesat dan menyesatkan.” (HR. Bukhari
dan Muslim).
Justru kita
bersyukur dengan keberadaan para ulama di dunia ini karena mereka akan
mendatangkan rahmat dan keberkahan dari Allah swt sehingga Rasulullah saw
mengistilahkan mereka dalam sebuah sabdanya,
مَفاَتِيْحُ لِلِخَيْرِ
وَمَغاَلِيْقُ لِلشَّرِّ
“Sebagai
kunci-kunci untuk membuka segala kebaikan dan sebagai penutup segala bentuk
kejahatan.” (HR. Ibnu Majah).
Hati-hati setiap
tindakan yang bertujuan mendiskreditkan para ulama dan tokoh agama termasuk
tindakan makar terhadap agama ini dan termasuk melecehkan Nabi. Suatu kisah
ringan terhadap orang yang meremehkan perkataan Nabi saw itu disegerakan
hukumannya di dunia. Diriwayatkan dari Ikrimah bin Ammar
عَنْ عِكْرِمَةَ بْنِ
عَمَّارٍ حَدَّثَنِى إِيَاسُ بْنُ سَلَمَةَ بْنِ الأَكْوَعِ أَنَّ أَبَاهُ
حَدَّثَهُ أَنَّ رَجُلاً أَكَلَ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-
بِشِمَالِهِ فَقَالَ « كُلْ بِيَمِينِكَ ». قَالَ لاَ أَسْتَطِيعُ قَالَ « لاَ
اسْتَطَعْتَ ». مَا مَنَعَهُ إِلاَّ الْكِبْرُ. قَالَ فَمَا رَفَعَهَا إِلَى فِيهِ
Dari Ikrimah
bin ‘Ammar, (beliau berkata) Iyas bin Salamah bin Al-Akwa’ telah berkata bahwa
ayahnya mengatakan kepadanya (yaitu) ada seorang laki-laki makan dengan tangan
kirinya di dekat Rasulullah saw. Lalu beliau saw mengatakan, “Makanlah
dengan tangan kananmu.” Lalu dia mengatakan, “Aku tidak mampu.” Maka beliau saw
berkata, “Engkau memang tidak akan mampu”. Tidak ada yang menghalanginya
untuk menaati Nabi kecuali rasa sombong. Akhirnya, dia tidak bisa lagi
mengangkat tangan kanannya ke mulut. (HR. Muslim).
Kedua, Ulama
itu Pelita dunia dan Penjaga Moral Bangsa.
Umat muslim, para ulama, para kiai
memiliki peran besar dalam memperjuangan dan menjaga negara Republik ini. Guru
Besar Prof. DR. Azyumardi Azra, MA.,CBE berkata, negara Indonesia yang terdiri
dari 17.000an pulau itu disatukan oleh umat islam. Jika tidak ada
islam kepulauan nusantra Indonesia ini tidak akan pernah ada karena yang
mempersatukan adalah umat islam, berkat perjuangan para ulama-ulama, negara
Indonesia yang sangat beragam ini bisa disatukan dan bisa merdeka. Mereka
adalah para pejuang agama Allah dan mereka berhak mendapatkan surga dan
keridhoan Allah swt, Allah berfirman,
وَا لسّٰبِقُوْنَ الْاَ
وَّلُوْنَ مِنَ الْمُهٰجِرِيْنَ وَا لْاَ نْصَا رِ وَا لَّذِيْنَ اتَّبَعُوْهُمْ
بِاِ حْسَا نٍ ۙ رَّضِيَ اللّٰهُ عَنْهُمْ وَرَضُوْا عَنْهُ وَاَ عَدَّ لَهُمْ
جَنّٰتٍ تَجْرِيْ تَحْتَهَا الْاَ نْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَاۤ اَبَدًا ۗ ذٰلِكَ الْـفَوْزُ
الْعَظِيْمُ
"Dan orang-orang yang terdahulu
lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Ansar
dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah rida kepada mereka dan
mereka pun rida kepada Allah. Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang
mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya
selama-lamanya. Itulah kemenangan yang agung." (QS.
At-Taubah : 100).
Bung Tomo berhasil membakar semangat
arek-arek Suroboyo untuk melawan tentara Inggris dan NICA – Belanda yang ingin
menduduki kembali Tanah Air setelah dikalahkan Jepang hanya dengan seruan TAKBIR الله اكبر berhasil
mengalahkan penjajah
karena ia yakin agama islam pasti menang. Isi pidatonya berkata : “Dan kita
yakin saudra-saudara. Pada akhirnya pastilah kemenangan akan jatuh ke tangan
kita, sebab Allah selalu berada dipihak yang benar. Percayalah saudara-saudara,
Tuhan akan melindungi kita sekalian. Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar!
Merdeka!.
وَمَنْ يَتَوَلَّ
اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَالَّذِينَ آمَنُوا فَإِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمُ
الْغَالِبُونَ
“Barangsiapa mengambil Allah, Rasul-Nya
dan orang-orang yang beriman menjadi penolong. Maka sesungguhnya pengikut agama
Allah itulah orang-orang yang pasti menang” (QS. Al Maidah: 55).
Ingat,,! Pesantren itulah tempatnya
pengkaderan ulama, mencetak para kiai , sumber cahaya kebenaran dan sebab
datangnya rahmat Allah swt karena rahmat Allah akan selalu datang kepada
orang-orang baik. Firman Allah swt.
إِنَّ رَحْمَتَ اللَّهِ
قَرِيبٌ مِنَ الْمُحْسِنِينَ
“Sesungguhnya rahmat Allâh itu dekat
dengan orang-orang yang berbuat ihsan”. (QS. Al-A’râf : 56).
Pesantren juga adalah lembaga pendidikan
yang didalamnya ada dua pilar penting sebagai benteng memilihara moral bangsa :
(A). ليتفقهوا فى الدين
(Mendalami Agama).
Untuk mendalami ilmu agama islam, apapaun bentuknya pesantren
maka tidak boleh meninggalkan ajaran agama islam, sesuai firman Allah
فَلَوْلَا نَفَرَ مِن كُلِّ فِرْقَةٍ مِّنْهُمْ طَائِفَةٌ
لِّيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ وَلِيُنذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا
إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ﴾
“Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara
mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan
untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya,
supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.” (QS. At-Taubah : 122).
(B). اقامة الدين (Mendirikan
Agama).
Pesantren tempat dididik orang-orang yang mengajarkan
agama, sholat salah satu cara untuk menegakkan agama. Sabda Nabi saw
الصَّلَاةُ عِمَادُ الدِيْنِ ، فَمَنْ أَقَامَهَا فَقَدْ
أَقَامَ الدِّيْنَ ومن تَرَكَهَا فَقَدْ هَدَمَ الدِّيْنَ
“Shalat itu adalah tiang agama, maka barang siapa
mendirikannya, sungguh ia telah menegakkan agama (Islam) itu, dan barang siapa
meninggalkannya, sungguh ia telah merobohkan agama (Islam) itu”. (HR. Baihaqi).
Dan kemerdekaan bangsa ini adalah andil peran pesantren
bahkan pejuang-pejuang yang mngerakkan dan para kiai sebagai garda terdepan
melawan penjajah.
Ketiga, Agungkan dan Hormati Ulama.
Kunci ingin anak cucu sukses adalah
dermawan kepada alim ulama, guru dan para pengajar, setiap orang tua pasti
mendambakan anaknya sukses, diantara kunci sukses seperti perkataan Syekh
Burhanuddin az-Zarnuji, beliau salah satu ulama terkemuka abad kelima dalam
salah satu kitab akhlaknya mengutip gurunya yang mengatakan:
مَنْ أَرَادَ أَنْ
يَكُوْنَ اِبْنُهُ عَالِمًا يَنْبَغِي أَنْ يُرَاعِي الْغُرَبَاءَ مِنَ
الْفُقَهَاءِ وَيُكْرِمُهُمْ وَيُعَظِّمُهُمْ وَيُعْطِيْهِمْ شَيْئًا فَاِنْ لَمْ
يَكُنْ اِبْنُهُ عَالِمًا يَكُوْنُ حَافِدُهُ عَالِمًا
“Barangsiapa yang menghendaki anaknya
menjadi orang berilmu, maka hendaklah ia menghormati ahli agama dari kalangan
fuqaha, memuliakan, mengagungkan, dan memberi mereka hadiah (dari hartanya).
Jika anaknya tidak menjadi orang berilmu, maka cucunya yang akan menjadi orang
berilmu.” (Az-Zarnuji, Ta’limul Muta’allim fi Thariqit Ta’allum, Dar Ibnu
Katsir: 2014, halaman 55).
Memuliakan, mengagungkan, dan memberi ulama,
guru hadiah akan menjadi penyebab anaknya akan tumbuh sebagai orang yang
berilmu karena ilmu agama tanpa menghormati guru maka ilmunya tidak akan
manfaat dan salah satu cara ulama salaf mengekspresikan rasa hormat kepada
orang-orang berilmu (ulama) yaitu dengan memberikan hadiah meskipun hanya
sedikit, disebutkan dalam sebuah syair :
رَأَيْت أَحَقَّ الْحَقِّ
حَقَّ الْمُعَلِّمِ * وَأَوْجَبَهُ حِفْظًا عَلَى كُلِّ مُسْلِمِ لَقَدْ حَقَّ
أَنْ يُهْدَى إلَيْهِ كَرَامَةً * لِتَعْلِيمِ حَرْفٍ وَاحِدٍ أَلْفُ دِرْهَمِ
“Tidak ada hak yang lebih besar kecuali
hak guru (orang yang berilmu). Ini wajib dipelihara oleh semua umat Islam.
Sungguh pantas bila ia diberi sebuah penghormatan, karena mengajar satu huruf
dengan hadiah seribu dirham.”
Masih menurut Syaikh Burhanuddin Az-Zarnuji
bahwasanya seorang murid tidak akan mendapatkan ilmu, dan ilmunya tidak akan
bermanfaat kecuali dengan mengagungkan ilmu itu sendiri, menghormati dan
mengangungkan ahli ilmu juga guru. Bahkan siapapun yang melukai hati gurunya,
maka keberkahan ilmunya akan tertutup. Dan hanya sedikit kebermanfaatan ilmu
untuknya. Disebutkan dalam syair :
اِنَّ الْمُعَلِّمَ
وَالطَّبِيْبَ كِلَاهُمَا لَايَنْصَحَانِ اِذَاهُمَا لَمْ يُكْرَمَا
فَاصْبِرْ لِدَائِكَ اِنْ
جَفَوْتَ طَبِيْبَهَا وَاقْنَعْ بِجَهْلِكَ اِنْ جَفَوْتَ مَعَلِّمَا
“Sesungguhnya guru dan dokter itu keduanya sama, yaitu
tidak akan menasihati jika keduanya tidak dimuliakan. Maka sabarlah dan
terimalah atas penyakitmu, jika kamu tidak menghormati doktermu. Terimalah
kebodohanmu, jika kamu tidak menghormati gurumu.”
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي
الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ
وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلْ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنّهُ هُوَ
السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ. فَاسْتَغْفِرُوْا اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْم
uanuan
uanuan